Bab 85. Sisi Lain

116K 11.5K 1.9K
                                    



            "Kita makan dulu lah."

Stef menginterupsi mereka yang hendak bubar. Cowok najong itu tanpa merasa bersalah kembali mengajak bareng setelah keluar dari bioskop. Kevin dan Citra paling tenang, membiarkan kedua pasang temannya di depan, apapun yang mereka usulkan keduanya tetap diam dan menunggu keputusan akhirnya.

Stef menyengir, Kevin masih santai. Sedangkan Romeo mendengkus tidak suka. Dia menatap jijik pada Kevin yang sebenarnya tidak memiliki masalah. Tetapi dia anak tiri dari wanita yang mengaku-ngaku sebagai mamanya.

Romeo jijik dan tidak mau berhubungan dengan orang-orang yang berada di sekitar Melisa. Romeo tidak bisa memafkannya. Jika memang tidak menginginkannya, kenapa dia datang lagi dan mempora-porandakan hidupnya?!

"Kita mau pulang." Jawab Romeo bersikukuh.

"Kita gabung sama mereka." Queensha mengerucutkan bibir. Menggandeng lengan cowok itu agar tidak membawanya pulang. Merayu-rayu dengan mengoyang-goyang lengannya pelan. Romeo mendengkus, lalu mengangguk pelan setelahnya.

Mereka itu bersahabat hampir tiga tahun. Meskipun ada masalah seperti ini, bukan berarti persahabatan mereka hancur dan tak terbentuk lagi. Mereka remaja menuju dewasa, sudah sewajarnya menyelesaikan masalah dengan baik.

Queensha sangat senang. Akhirnya mereka barengan lagi. Stef tersenyum lebar dan langsung najong. Kelebihan senang sehingga mengecup pipi Nina di sampingnya. Cewek itu menggeram, menjitak kepala Stef kuat.

Kevin dan Citra tetap berada barisan paling akhir. Citra menoleh pada Kevin yang sedang tersenyum tipis. Senang karena Romeo mau bergabung dengan mereka. Dengan begitu, tidak sulit lagi bagi mereka untuk kembali bersahabat.

Tidak apa-apa mereka tidak langsung pulang. Lain kali Citra masih bisa memasak mi goreng untuk Kevin. Cowok itu semakin erat merangkul Citra, mengikuti kedua sahabatnya dari belakang.

Mereka memasuki restaurant, Kevin menarik kursi untuk Citra lalu duduk di sebelahnya. Dia menoleh, di sampingnya Romeo mendengkus.

Cowok itu sama sekali tidak mau berbicara dengan mereka. Hanya Stef, Nina dan Queensha yang memeriahkan perkumpulan tersebut. Mereka mencoba mencarikan suasana agar Romeo mau berbicara.

Semua akan kembali seperti semula jika Romeo sudah mau memaafkan Kevin. Tidak perlu peduli dengan Kevin, semua akan baik-baik saja. Pada dasarnya Kevin tidak pendendam, emosinya langsung meluap-meluap dalam sekejap. Setelah itu sudah aman, tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan.

"Romeo, Queen, nggak bisa makan ini." Queensha merengek tidak bisa memotong daging di depannya.

"Kenapa pesen kalau nggak bisa motong?" Tanya Romeo berdecak.

"Queen mau." Jawab Queensha mengerucutkan bibir.

Cowok itu mencibir, membawa piring Queensha mendekat padanya lalu memotong daging kecil-kecil. Queensha berbinar dan menatap takjub pada Romeo, meskipun sudah sering melakukannya tetap saja cewek itu kagum.

"Aa..." Romeo mengangsurkan potongan daging kecil ke mulut Queensha. Cewek itu membuka mulut dan menerima suapan cowok itu. Dalam seketika keduanya menjadi tontonan gratis bagi teman-temannya.

Sama sekali tidak menyangka jika Romeo memiliki sisi manis seperti itu. Queensha mampu membuat Romeo rileks setelah bersitegang karena keberadaan Kevin di sana. "Romeo hebat. Queen suka." Ucap cewek itu bertepuk tangan.

Setelahnya meraih lengan Romeo dan menyadar di lengan cowok itu. Romeo belum menyadari tatapan teman-temannya. Dia kembali menyuapi Queensha dengan sayuran yang ada di piringnya.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang