Bab 58. Undangan

123K 12.8K 897
                                    

Vote sebelum baca.

Absen dulu, gaes...
Hadir tunjuk idung ya 😜

***

 "Shh..."

Kevin meringis. Citra berhenti dan menatap cowok itu tampak kesakitan. Lalu setelah itu kembali mendekatkam wajahnya pada Citra, mempersilahkan cewek itu mengobatinya.

"Kenapa harus berantem?" Tanya Citra kesal. "Kamu bentar lagi mau tunangan. Apa kata orang kalau keadaan kamu begini?"

Kevin berdecak, tetapi sesaat kemudian menyeringai. "Kamu bisa datang ke pertunangan aku lusa?" Tanyanya mengernyit.

Citra melotot, kemdian menggeleng cepat. "Nggak bisa. Aku sekolah."

"Padahal acaranya malam." Cowok itu berdecak. "Kamu nggak rela ya?" Godanya.

"Aku nggak punya hak." Jawab Citra sekenanya.

"Kamu berhak kalau mau." Kevin memberikan penawaran. Hal tersulit bagi Citra untuk memilih.

Dia bingung. Citra mengkhawatirkan calon tunangan orang. Bela-belain datang dan sekarang mengobatinya. Cowok yang akan bertunangan lusa dengan cewek lain, harusnya Citra tidak boleh seperti ini.

Tidak mengkhawatirkan Kevin lagi. Tidak menemuinya ataupun memikirkannya lagi.

"Aku nggak mau." Citra berucap lirih. Mengalihkan pandangannya, tetapi Kevin menarik tangannya agar kembali mengobati wajahnya yang memar.

"Terserah kamu." Jawabnya. "Kamu harus obatin aku. Aku nggak mau memar-memar di pertunanganku nanti seperti kata kamu tadi."

Perkataan Kevin menyanyat hati Citra. Tetapi dia mengangguk bodoh, kembali mengobati wajahnya, agar memarnya cepat hilang. Begitu juga dengan punggung Kevin, Citra mengolesi karena cowok itu tidak bisa menggapainya.

Di bagian yang bisa dijangkau, Citra enggan. Dia menolak ketika Kevin menggodanya. Cowok itu terkekeh seperti tidak memiliki masalah. Sama sekali tidak memikirkan perasaan cewek itu.

Seperti mereka tidak memiliki hubungan tidak baik sebelumnya. Bahkan keduanya tidak bertemu selama beberapa hari, tetapi lihatlah sekarang, keduanya sudah berbaikan lagi.

"Cit."

"Hem."

"Kamu nggak apa-apa?"

"Nggak." Citra menggeleng. Kevin menatap lama, tetapi cewek itu membuang pandangan, memutuskan pandangan di antara mereka.

"Kamu datang?" Kevin kembali menggodanya.

"Nggak." Citra menggeleng.

"Kenapa?"

"Buat apa?" Citra sebal.

"Buat nyaksiin pertunangan aku." Kevin menggedikkan bahu.

"Buat apa?"

Kevin berguman santai. "Buat ngasih selamat buat mantan, mungkin."

Citra terkejut. Menatap tajam cowok itu tajam. "Ngarep kamu." Jawabnya kesal.

Cowok itu terkekeh. Benar-benar menggoda Citra yang sedang tidak karuan. Sama sekali tidak peka dengan perasaan Citra yang hancur berkeping-keping. Cowok itu memang sangat cocok sekali menjadi seorang psikopat gila.

Citra mengikutin pergerakan Kevin. Cowok itu mengambil kertas dari bawah meja kaca. "Ini undangannya." Ucapnya sembari mengangsurkan undangan berwarna silver tersebut.

Jika Citra memiliki keberanian, sudah dari tadi meremukkan badan Kevin. Mamaki dan mencaci agar hatinya terpuaskan.

Tapi Citra tidak berani. Membuka undangan itu saja dia tidak sanggup. Cowok brengsek. Tidak peka. Sialan. Citra memaki dalam hati.

Dia beranjak dari sofa, "Mau kemana?" Tanya Kevin. "Kenapa nggak dibaca undangannya?"

"Nanti."

"Cit," Citra berhenti. "Pastiin kamu datang." Lanjutnya. "Yang lain juga datang. Kamu bisa datang bareng Nina dan Stef."

"Hem." Citra berdehem pelan.

"Cit."

"Hem."

"Aku lapar. Masakin aku makanan."

"Hem."

Lalu Citra pergi dari sana. "Cit." Kevin kembali menghentikan langkahnya. "Mau kemana?" Tanyanya.

"Mau masak." Citra mulai menjawab serak.

Kevin mengangguk, lalu membiarkan cewek itu pergi. Citra mengerjap banyak untuk menormalkan penglihatannya yang mulai mengabur. Air matanya menetes, dia menyeka kasar, lalu memeriksa isi kulkas.

Citra benar-benar menangis. Kevin kembali mempermainkannya. Di dalam kulkas sama sekali tidak ada selain mie instan yang diyakini sisa beberapa waktu lalu. Ketika Kevin mengajaknya pertama kali ke apartemen tersebut.

"Cit," Citra buru-buru menyeka air matanya. Dia masih duduk di depan kulkas yang terbuka, sehingga wajahnya berair dari uap dari dalam.

"Kamu mau ngerjain aku?" Citra kesal. "Isi kulkas kamu nggak ada!" Bentaknya sembari memutar badan setelah menutup kulkas.

Kevin terdiam. "Cit." Citra diam. "Kamu nangis."

Cewek itu melotot. "Sembarangan kamu!" Elaknya.

Kevin tersenyum tipis. "Aku belum bilang kalau kulkas kosong. Ayo belanja dulu." Ajaknya senang.

Citra menggeleng. "Kamu makan sendiri aja. Aku mau pulang." Cewek itu menundukkan kepala. Dia melangkah keluar dari dapur, Kevin menahan tangannya. Merasakan tubuh cewek itu gementaran tetapi sekuat tenaga ditahannya.

***

Jakarta, 12.08.18

Gimana part ini gaes?

Bangke mah gitu. Maksa datang. Gak peka sih ya.

1 kata untuk bangke 👊



Bedewe EX mau end. Happy or sad bisa ditebak sendiri.

Open request sequel 😂

a. Lanjut sampe nikahan masing-masing

b. Lanjut sampe mereka meninggal

c. Lanjut cerita lain

d. Cerita siapa?

e. (Isi Sendiri)

Follow ig.

ila_dira

EX [TERBIT]Where stories live. Discover now