Bab 77. Ngegas!

130K 14.1K 1.3K
                                    

Absen woi...abseeeenn

Siapa aja yang hadir?

***


"Pulang?" Citra menoleh ke belakang. Di sana Lucas dan Melisa berdiri, cewek itu langsung ciut. Berusaha melepaskan Kevin tetapi cowok itu sama sekali tidak terganggu dengan mereka.

"Ayo..." Citra berhenti. Kevin menoleh ke belakang. Menyadari Citra takut pada kedua orang tuanya, dia tersenyum, mencubit pipi cewek itu gemas. "Pa, Ma, duluan." Ucapnya.

Citra terkejut, kedua orangtuanya mengangguk dan tersenyum tipis. Citra menoleh pada Kevin, cowok itu tetap tenang seperti biasa. Membawa Citra yang masih bengong keluar dari lorong panjang yang ada di sana.

Citra berhenti di depan petugas yang memeriksanya tadi. Semua barang-barang Citra diserahkan olehnya. Citra mengucapkan terima kasih, lalu setelah itu mereka keluar.

"Kamu naik apa ke sini?" Tanya Kevin.

Citra menunjukkan kunci motornya. "Naik motor." Jawabnya pelan.

Kevin tersenyum, "Bagus." Katanya, mereka menuju ke parkiran. "Aku nggak bawa kendaraan." Lanjutnya.

Citra tersenyum tipis. Mengeluarkan motornya dari parkiran, lalu membuka jok dan mengangsurkan sebuah helm untuk Kevin. Kemarin Citra lupa mengeluarkan helm tersebut dari jok yang sudah dimofikasi oleh Bang Abdul. Dia mengantar Clara ke tempat kerja sebelum ke sekolah.

Kevin memakai helmnya, lalu duduk di jok belakang. Langsung menyadar di tubuh Citra yang kurus. Cewek itu tetap saja merasa risih, tetapi Kevin enggan mengubah posisi. "Tangan kamu jangan di situ."

Kevin meringis pura-pura tidak tahu. "Ke apartemen." Bisiknya.

Citra lalu mengangguk, membiarkan Kevin menyandar dipunggungnya, serta kedua tangannya memeluk erat pinggang cewek tersebut.

Perjalanan tersebut diselimuti kebisuan di antara mereka. Citra sama sekali tidak bisa bertanya. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya. Seminggu tidak bertemu, cowok itu tetap semena-mena dengannya. Meskipun sudah terbiasa, tetap saja rasanya berbeda.

Dia memberikan pada Citra sepenuhnya keselamatan mereka. Kevin tidak malu atau merasa terbebani saat Citra memboncengnya di atas motor butut tersebut. Sepanjang jalan, banyak pasang mata yang melihat mereka, tetapi sekali pun tidak di ubris olehnya. Dia tidak mengenal mereka, lagi pula untuk apa repot-repot mendengarkan kicauan orang?!

"Beli makan dulu." Citra terkejut. Kevin mendengkus di bahunya, laju Citra langsung oleng karena kecerobohannya. "Konsen, Cit." Cibirnya. "Beli seblak mau?" Citra mengangguk cepat. Cowok itu makin senang, kembali menyimpan dagunya di bahu Citra, alesan nyari penjual di pinggir jalan tapi kedua tangannya semakin erat memeluk pinggang cewek itu. "Kamu kurusan ya? Pinggang kamu makin kecil!"

"Eh?" Citra kembali oleng.

Kevin meringis. "Kamu udah mirip triplek, jangan kurus lagi. Aku nggak suka." Citra terbata sehingga Kevin mendengkus. "Kita ke restoran. Kamu harus makan banyak."

"Jangan. Aku udah makan sebelum ke sini. Seblak aja."

Kevin kembali mendengkus. "Beneran?" Citra mengangguk. "Yaudah, tapi nanti sebelum pulang kamu harus makan lagi." Cewek itu kembali mengangguk. "Itu di depan ada jualan."

Citra mengiyakan, Citra mengambil jalur kiri dan berhenti di gerobak seblak. Kevin enggan turun, dia mengangkat kepala dan menjauhkan badan mereka. Memesan dua porsi untuk dibawa pulang.

Citra menoleh pada Kevin yang sudah membuka helm setelahnya, dia menyerahkan pada cewek tersebut lalu berlalu begitu saja. Citra mengikuti kepergiannya, Kevin masuk ke dalam minimarket.

EX [TERBIT]Where stories live. Discover now