Bab 10. Jangan Pergi

227K 17.3K 436
                                    

"Makasih banyak ya, Cit." Citra tersenyum. "Tapi kali ini lo nggak boleh nolak gue kali ini. Gue nganter lo nanti pulang." Jason mewanti-wanti Citra agar tidak menolak ajakannya. Cowok itu memandangnya galak, sehingga Citra tersenyum tipis.

"Iya." Kata Citra akhirnya, menerima ajakan Jason untuk mengantarnya.

Jason sumringah senang. "Gitu, dong." Ucapnya. "Lo cantik, Cit, kalau lagi senyum." Citra buru-buru menekuk bibirnya. Jason gemas, hendak mencubit pipi Citra, namun tak kesampaian karena sebuah bola basket melayang di kepalanya.

Mereka menoleh. Kevin mendekat dan menerima bola basket itu dari murid cowok yang mendapatkannya setelah terbentur ke kepala Jason. Cowok itu memantulkan sekali lagi pada lantai, lalu menangkap gesit.

"Sialan! Lo pasti sengaja." Kata Jason menuduh.

"Nggak lihat orang lagi main basket?!" Sindir Kevin dingin. Melirik Citra di samping Jason, cewek itu langsung menunduk. Memutuskan kontak mata di antara mereka. Kevin melewati mereka, sengaja mendorong Citra sehingga cewek itu jatuh dan bukunya berserakan.

"Anjing lo Kevin!" Jason memaki. "Main basket di lapangan, bukan di koridor!" Teriaknya marah. Lalu membantu Citra bangun. "Lo nggak apa-apa, kan? Mana yang sakit?" Tanyanya khawatir, memutar tubuh Citra yang sudah berdiri.

"Nggak apa-apa." Kata Citra mengibas-ibaskan roknya bagian belakang. Meraih bukunya dari tangan Jason, tetapi cowok itu terlihat semakin emosi. "Udah, aku nggak apa-apa." Tambah Citra lagi menenangkannya.

Jason menggeram marah. Meninggalkan Citra dan menghampiri Kevin yang sedang main basket yang sudha bergabung dengan yang lain di lapangan. "Kevin!" Geramnya.

Citra ketakutan. Mengejar Jason agar mereka tidak membuat keributan. "Jason, udah. Jangan diperpanjang lagi." Cegahnya.

Jason tidak menghiraukannya. Dia meraih baju olah raga Kevin bagian belakang dan melayangkan bogemannya. Suasana seketika tidak bersahabat, permainan berhenti dan menatap mereka berdua.

Kevin meraba wajahnya, sudut bibirnya mengeluarkan darah. Jason meninjunya cukup kuat. Tanpa aba-aba, Kevin yang santai melayangkan kepalan tangannya sekuat tenaga. Lalu melayangkan kaki panjangnya ke perut Jason. Kevin pemegang sabuk hitam sejak sekolah menengah pertama. Tidak heran jika pukulannya langsung membuat lawan ringsek.

Lapangan basket langsung kian ricuh. Siswa cewek berteriak dan siswa cowok melerai mereka. Citra berdiri di tempat, gemetaran melihat kejadian di depannya. Dia tidak mau menjadi biang masalah, tetapi mereka sudah terlanjur membuat keributan.

Kevin melepaskan diri dari teman-temannya yang melerai mereka. Menatap tajam pada Jason yang terengah-engah lalu mendekat pada Citra. Meraih lengannya dan membawa pergi dari lapangan. Meninggalkan keributan di sana dan mengabaikan teriakan Jason memanggil Citra. Berusaha melepaskan diri, tetapi teman-temannya kembali menahan tubuhnya agar tidak terjadi perkelahian lagi.

Kevin membawa Citra ke unit kesehatan sekolah. Dua siswa yang bertugas menjaga ruangan tersebut terkejut melihat Kevin membuka pintu dengan begitu kasarnya. Segera menyediakan obat lalu menyingkir dari ruangan tersebut. Membiarkan hanya mereka berdua di sana. Keduanya takut jika Kevin berbuat nekat dan urusan makin panjang.

Nama Kevin semakin terkenal ke seluruh penjuru akhir-akhir ini. Siapa yang mau berurusan dengan cowok pembuat onar seperti dia?

"Duduk sini." Kevin memerintah Citra duduk di sampingnya. Citra masih enggan, namun Kevin menarik lengannya dan memaksa duduk di atas bangkar. "Obatin!!" Titahnya lagi.

Citra meraih cotton bud dan memolesi dengan obat merah. Mengarahkan pada luka Kevin di bagian sudut bibir. Cowok itu meringis sehingga Citra berhenti, tetapi Kevin menyuruhnya untuk melanjutkan.

Cewek itu mengobati dengan baik. Setelah darah berhenti, menutup lukanya dengan tempel luka. Kemudian turun dari bangkar dan merapikan kotak obat. "Udah selesai." Citra mencicit. Kevin membaringkan tubuhnya di atas bangkar.

"Jangan pergi." Citra menghentikan langkahnya ketika hendak keluar dari ruangan tersebut. Citra meragu, Kevin melirik dari sudut matanya. Sehingga cewek itu tidak berani lagi. Dia duduk di kursi dan membiarkan Kevin di atas bangkar.

"Udah masuk." Kata Citra. "Kelas aku udah masuk."

"Apa peduliku?" Kevin membungkam Citra dengan ucapannya. Cewek itu tidak memiliki cara lain untuk segera kabur dari sana. Citra menoleh pada meja, tumpukan bukunya diletakkan di sana beberapa saat yang lalu sebelum mengobati Kevin.

Citra membawa tumpukan bukunya di dada. Dengan nekat meninggalkan Kevin masih berbaring di bangkar. Tetapi cowok itu lebih gesit, menarik lengan Citra yang sudah keluar ruangan. Kevin membawanya masuk dan mengunci pintunya. Semua buku dalam dekapan Citra berjatuhan dalam sekejap

Citra menahan nafas. Kevin membuang anak kunci ke atas lemari tinggi. Lalu kembali ke bangkar, membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata. Membiarkan Citra memunguti kembali buku-bukunya.

"Aku ke sekolah mau belajar. Bukan untuk di kekang sama kamu!" Kata Citra sedih.

Tetapi Kevin diam. Membiarkan Cewek itu kebingungan di sana. Berada dalam ruangan yang sama bersama cowok tersebut. Sungguh, Citra sekarang sesak nafas dibuatnya.

Sama sekali tidak ada yang membantunya. Sekarang koridor sekolah sudah sepi. Jadwal pelajaran selanjutnya sedang berlangsung beberapa menit yang lalu.

Citra duduk di lantai, bersandar pada pintu dan membaca buku yang dibawanya tadi. Menunggu Kevin berubah pikiran dan mengeluarkannya dari sana. Karena jika Kevin sudah diam seperti ini, maka Citra tidak dapat memprediksi kapan cowok itu bersuara lagi.



***


Jakarta, 26.05.18



Tshaaaaaahhhhhh, Kevin cemburu, yeyyy...


Pertanyaan...


Apa yang mereka lakukan di UKS?


a. Citra nangis


b. Kevin cium Citra. (Wekssssss.... keinginan ini. kwkw)




c. Cuma pandang-pandangan



d. Berantem enak :D



e. (Isi sendiri)




Follow ig.


ila_dira

Novel.dira

EX [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora