Chapter 11

1.7K 87 1
                                    

Selamat membaca guys......
***************

Prilly melihat rumahnya dengan hampa.sebesar apapun rumahnya,tetapi tidak ada kehangatan didalamnya.walaupun banyak pembantu dirumahnya dan ada mamanya pun,prilly tetap merasa kesepian.prilly tau banyak orang yang ingin bertukar tempat dengannya untuk menjalani kehidupan mewah seperti ini,namun prilly malah tidak menginginkannya sama sekali yang ia mau hanya papanya.

Setelah ia meletakkan tasnya dikamar,prilly bergegas mengganti pakaian untuk pergi kesebuah klub.sebelum pergi prilly menuju kamar mamanya terlebih dahulu untuk mengambil kartu kredit mamanya.prilly pun terkejut melihat undangan papanya dengan calon istri barunya.lalu prilly pun menarik nafas untuk menahan amarahnya.

Prilly benar-benar sebal pada papanya.dengan perasaan marah prilly pun berjalan kearah ruang tamu untuk menunggu mamanya pulang.

"Ada apa?"uly meletakkan tas kerja dan kunci rumahnya dimeja dan menghampiri putrinya.

Prilly melempar undangan yang ia temui dikamar mamanya.

"Apa ini?"tanya prilly dingin.

"Prilly....,"ucap mamanya lemah.

"Mau sampai kapan mama menyimpannya?"teriak prilly.

"Kapan mama mau memberitahuku!?"lanjut prilly.

"Prilly.....,mama akan memberitahumu besok!"ucap uly menenangkan prilly.

"Bohong!!!"teriak prilly.

"Undangan ini sudah dikirim dari seminggu yang lalu.kenapa mama tidak memberitahuku saat itu?aku benci mama!!!"lanjutnya.

Prilly pun berlari keluar dan membanting pintu rumahnya.didalam rumah uly terduduk dengan lemah diruang tamu.

************

Keesokan harinya ali menghampiri kelas prilly.kedatangan ali membuat semua murid dikelas itu memandang kearahnya.ali mencari prilly,tetapi orang yang ia cari tidak ada.

"Permisi."kata ali pada salah satu murid.

"Kau tau prilly dimana?"lanjutnya.

"Aku tidak tahu!hari ini ia tidak masuk sekolah lagi!"ucap murid tersebut dengan heran.

Ali merasa kecewa.kenapa prilly bolos lagi?.umpatnya.

" terima kasih"ucap ali dan berjalan keluar kelas.

Ali hanya mengikuti setengah hari pelajaran karena harus melakukan pemeriksaan dirumah sakit.ali berharap ia bertemu prilly hari ini.

Sewaktu keluar dari sekolah,sopirnya telah menunggunya di depan gerbang.

"Siang pak!"sapa ali sopan.

"Siang,den ali."ucap supirnya.

Ditengah perjalanan ali melihat prilly memasuki tempat billiar.ali tidak mungkin salah lihat karena ali sudah hafal dengan si rambut merah.

Ali pun menghampiri prilly ketempat billiar.prilly yang merasa ada yang menghampirinya langsung menoleh.

"Apa apa lo disini?keluar gw ga mau ngeliat lo!"bentak prilly.

Ali berdiri diseberang prilly.

"Mengapa kau bolos sekolah hari ini?"ucap ali lembut.

Prilly hanya main billiar tanpa mendengarkan perkataan ali.

"Kan gw udah pernah ngomong jangan pernah campuri urusan gw ngerti."ucap prilly sinis.

Ali memandang prilly beberapa saat.namun prilly tidak senang diperhatikan seperti itu lalu ia membanting tongkat yang ia pegang dan menghampiri ali.

"Lo bisa main billiar?"ucap prilly dingin.

"Tidak."jawab ali.

"Lantas apa yang lo lakukan disini?"teriak prilly didepan wajah ali.

"Menemuimu."kata ali singkat.

"Dasar penguntit,apa lo ga punya kerjaan lain sampai lo ngikutin gw."bentak prilly.

Ali hanya diam tanpa menjawab.

"Oke...,kalau lo g mau keluar terserah."ucap prilly ketus.

Prilly pun melanjutkan bermain billiar.saat prilly ingin menggerakkan tongkatnya, ali sudah menahan tangan prilly.

"Apa kau tidak capek menyakiti dirimu sendiri?"ucap ali perlahan.

Prilly menyentakkan tangannya dengan kasar.

"Cukup!gw udah gak tahan lagi sama lo! Apa lo pikir dengan ketemu satu atau dua kali lo sudah mengenal gw?jangan lo pikir kalau lo penyakitan gw g bisa memukul lo!gw g peduli!"ucap prilly sambil menunjuk dada ali.

"Apa mungkin dengan dengan cara memukul lo gw dikeluarkan dari sekolah?"lanjut prilly.

Ali hanya terdiam.lama-kelamaan prilly menjadi semakin kesal.lalu ia mengeluarkan sebatang rokok.

"Lo mau coba?"tanya prilly sinis sambil menjulurkan rokok itu pada ali.

"jantung lo kan sudah sakit,apa salahnya menghisap satu saja."lanjutnya.

Ali mengambil rokok yang ditawarkan prilly lalu ia membuangnya ketempat sampah.

"Kayaknya suasana hati mu sedang buruk sekarang."ucap ali.

"Bukannya lo mau jadi teman gw.jadi temani gw main biar hari ini."ejek prilly.

"Hari ini aku tidak bisa,ada janji lain."ucap ali.

"Gw sudah menyangkanya kau akan memberitahu pak deddy tentang keberadaan gw,dan gw g peduli.silakan saja beritahu.gw sudah tidak sabar ingin keluar dari sekolah itu."ucap prilly sambil tersenyum sinis.

Ali menatap prilly sedih.

"Kau salah,aku tidak akan memberitahu pada siapa pun tentang keberadaan mu."ucap ali.

"Ha ha ha! Gw gak percaya sama lo.gw g percaya sama semua orang!jadi pergi saja dari hadapan gw."ucap prilly.

Ali menarik napas panjang."aku harap bertemu denganmu besok disekolah."

Prilly tersenyum sinis."jangan berharap banyak,anak teladan.kalau gw pergi kesekolah besok,pasti gw akan berbuat onar.nanti lo akan kecewa dan jantung lo g akan kuat menahannya."

"Lalu kenapa kau tidak datang kesekolah besok dan melihatnya sendiri?"ucap ali lalu ia berlalu dari hadapan prilly.

****************
Jangn lupa tinggalkan jejak.......

Vote and commen guys dan jangan lupa follow autornya......

Bad girl and Good boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang