Chapter 3

4.4K 409 232
                                    

Okeh chapter ini mungkin ga selucu chapter yang sebelumnya, tapi ya lucu ga lucu ketawa aja biar bahagia wkwk

Vote dulu baru baca biar nanti ga vote  lagi diakhirnya wkwk. Ya udahlah monggo dibaca 😂😂

.

Hari ini adalah hari keberangkatan pasangan pengantin baru kita Phana dan Wayo untuk pergi Honeymoon ke Paris. Kehebohan terjadi di kamar pengantin baru itu, Yo yang terus mengomel sedangkan suaminya hanya menanggapi dengan santai.

"Phi kenapa malah santai, cepat mandi.. Nanti kita ketinggalan pesawat"

"Oh ayolah sayang, phi masih mengantuk ini masih pukul 6 kau lihat? Pesawat kita berangkat jam 10 sayang masih ada waktu tidur sebentar.." Phana menarik selimutnya lagi dan memejamkan matanya. Wayo yang sedang mengeringkan rambutnya itu menoleh, wajahnya memerah karena menahan kesal. Wayo meletakkan pengeringnya dan menghadap pada suaminya.

"Jika dalam hitungan ketiga tidak mau bangun, akan aku pastikan aku tidak akan ikut ke Paris!" Phana yang mendengar itu langsung melayangkan protes.

"Oh ayolah sayang, kau kejam sekali pada Phi.." Wayo mengedikkan bahunya acuh lalu melanjutkan mengeringkan rambutnya. Phana dengan malas, ia bangun meninggalkan ranjang empuk tercintanya. Ia melangkah mendekati Yo, mencium kening Yo. Yo yang kesal mengarahkan pengering rambutnya ke arah Phana, membuat Phana memundurkan dirinya kaget.

Frummmm~ (ibaratnya bunyi hairdryer ye) 

"Aw.. Yo kenapa?"

"Phi belum mandi jangan menyentuhku"

"Biasanya juga Yo suka menyentuh Phi, memeluk Phi, mencium Phi"

"Kapan?"

"Waktu pacaran dulu"

"Itu waktu kita pacaran, sekarang kita sudah menikah jadi berbeda" Phana memutar bola matanya malas, entah kenapa ia sedang malas berdepat dengan istrinya.

"Phi kenapa sepertinya malas bicara dengan Yo?" Phana terkejut melihat perubahan ekspresi wajah Yo yang tiba-tiba seperti ingin menangis.

"Yo bukan begitu, hanya saja--"

"Hanya saja apa! Sudah sana kau pergi sendiri!"

"Yo astaga, bukan begitu.." Yo melangkah keranjangnya, mengambil boneka Oung-Oung miliknya, ia memeluk bonekanya erat. Phana mendekat hendak membujuk istrinya namun segera disergah Wayo.

"Ngapain ngedeket? Pergi sana sendiri"

"Phi tidak mau pergi jika Yo tidak ikut"

"Baik, Yo pergi tapi Oung-Oung ikut"

"Hah!? Yo..."

"Terserah, silahkan jawab Ya atau tidak" Phana menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan menahan segala emosi yang ada.

"Baiklah, kita bawa oung-oung" Sungguh itu hanya boneka, bukan anak. Tapi Yo sampai segitunya.

"Yasudah phi mandi dulu ya"

"Yasudah sana" Phana sabar sekali menghadapi Yo pagi ini. Demi kelancaran honeymoon dan malam pertamanya ia harus berbaik-baik dulu pada Yo. Memperlakukan Yo seperti putri di kerajaan. 'Lihat saja nanti disana Yo pasti akan memohon di bawah rengkuhan Phi' batin Phana.

.

Setelah bersiap pasangan pengantin itu turun dengan dua koper besar yang diseret oleh suaminya, sedangkan sang istri membawa boneka oungnya dan slingbacknya.

"Ya ampun pengantin baru sudh siap ya?" Mereka menghampiri orangtua mereka yang menunggu di bawah. Ibu Phana mendekati mereka dan memberikan sesuatu yang tidak bisa dibilang besar tidak bisa dibilang kecil. Seperti kotak kue ulang tahun, tapi bukan kue isinya.

After Wedding [M-Preg] ✔Where stories live. Discover now