▪ DELAPAN ▪

1K 57 23
                                    

Aku selalu menunggumu, sampai kamu menyadari bahwa masih ada aku di sini. Kamu terlalu sibuk mengejar gadis itu, sampai kamu lupa gadis itu bukan lagi milikmu. Aku akan tetap bertahan, walau hatiku sudah tergores oleh luka yang tanpa sadar telah kamu perbuat.

-Kirana Oliveria.

____

Kebetulan saat ini jam pelajaran Matematika kosong. Ran sekarang tengah berada di taman belakang sekolah, cewek itu sedang memainkan gitar yang sengaja ia bawa dari ruang musik.

Kelasnya kini sangat ribut, membuat Ran malas berada di dalam sana. Contoh, ada yang joget di atas meja, ngerumpi, bermain games. Ada juga beberapa lelaki yang duduk di sudut kelas entah melakukan apa dan masih banyak yang lainnya.

"Kau bagai kata yang terus melaju, diluasnya ombak samudra biru. Namun, sayangnya kau tak pilih aku jadi pelabuhanmu."

Lagu Pelangi milik HIVI! tiba-tiba saja terlintas dipikiran Ran. Ia melantunkan lagu tersebut, meskipun itu tidak senada dengan gitarnya.

Pikiran Ran langsung terlempar pada kejadian dua hari yang lalu, di mana ia dan Rey menghabiskan senja bersama dengan canda tawa yang menyertai.

Setelah itu, sudut bibir Ran tertarik ke atas.

"Ran, gue cariin juga! Kenapa nggak ada di kelas?" seru Grace yang tiba-tiba datang, lalu duduk di samping Ran.

"Males gue di kelas, berisik," jawab Ran, cewek berambut pirang itu kembali memetik senar-senar gitarnya.

Grace mengangguk, kemudian memainkan ponselnya.

"Eh, lo mau bantuin gue nggak?" celetuk Ran, membuat Grace menoleh dan mengernyit, lalu Ran membisiki cewek itu.

Mata Grace membulat. "Hah, lo serius?! Bukannya-"

"I know. Gue juga tahu risikonya, kok."

Grace berpikir sejenak, ia agak ragu untuk menyetujui permintaan Ran. "O-oke, gue kasih waktu dua bulan buat lo manfaatin waktu. Setelah itu, gue bakal bantu lo."

Ran mengangguk seraya tersenyum. Mungkin ini memang yang terbaik, walaupun ia tahu risiko yang ia tanggung cukup besar.

☁☁☁

"Lan, Yon. Tadi pagi kalian lihat Tara nggak?" tanya Rey kepada Alan dan Leon yang sedang asyik bertukar jawaban Fisika.

Leon mendongak. "Emangnya kenapa?"

"Pengen minta tolong tempelin poster di mading, sekalian ngobrol-ngobrol," kata Rey.

"Nggak tahu diri banget lo! Gitu aja terus, sampai Hulk berubah warna jadi pink tai kuda." Alan menyahut, ia memukul meja pelan. "Lo, kan, bisa minta bantuan Ran. Atau lo juga bisa kerjain sendiri. Bilang aja mau modus!"

"Inget, Rey. Lo sama Tara cuma masa lalu, dia udah jadi pacarnya Hansel. Lama-lama gue ruqqyah juga lo!" timpal Leon, membuat Rey memutar bola matanya malas karena ucapan kedua sahabatnya yang tidak mendukung itu.

"Iyain gue mah," gumam Rey pelan.

These feelings still survive. Even though your heart is already owned by someone else, give me a chance. Maybe I look stupid, chasing a girl who is obviously not mine anymore.

-Reihan Alexander.

☁☁☁

HALO!

Masih pada inget LFY?

Chapter 8, nih! Sorry kalau nggak memuaskan, karena pendek banget 😆😆

Sori juga bila alurnya terlalu absurd dan bocah banget. Karena authornya emang masih bocah :v

Ok, lah. See you. Doa kan Tias biar jadi lebih dewasa dikit :v

Vomment jangan lupa!

With love from Rey,

Love for You Where stories live. Discover now