PROLOG

2.8K 260 132
                                    

 
Budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca ya. hehe... 😁😁😁

***

            Pagi menjelang siang. Matahari mulai tampak mencapai puncak kepala. Terik matahari yang menyilaukan mata membuat siapa saja menghentikan aktivitas olahraga mereka. Di sisi lain, tepatnya di sebuah taman terlihat seorang gadis yang asyik sendiri dengan skateboard-nya. Ia bermain dengan aksinya yang unik.

Panas matahari tidak menjadi halangan baginya untuk tetap menyalurkan hobi. Keringat mulai membasahi pelipisnya, ia pun sesekali menyekanya. Rambutnya yang ia ikat seperti ekor kuda kini terlihat sedikit berantakan. Namun, masih memperlihatkan kecantikannya yang alami.

Banyak pasang mata yang melihat gadis itu dengan tatapan kagum. Entah itu untuk aksinya memainkan skateboard ataukah wajahnya yang terlihat semakin cantik dengan keringat yang bercucuran. Gadis itu tetap asyik sendiri tanpa memikirkan orang-orang di sekitarnya. Seperti pemandangan itu sudah menjadi hal biasa baginya.

Gadis itu menghentikkan skateboard-nya dengan satu kali hentakan kakinya yang mendarat di jalan beton itu. Ia meneguk air mineral yang sedari tadi ia pegang, untuk berjaga-jaga jika nanti ia akan kehausan.

"Echa ...!!!"

Gadis itu menoleh ke asal suara saat ada seseorang yang meneriakkan namanya. Sedetik kemudian ia tersenyum melihat seorang lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya tengah berjalan——lebih tepatnya berlari mendekatinya.

Hosh ... hosh ... hosh ....

Lelaki itu mulai mengatur napasnya yang tersengal-sengal saat telah berada tepat di depan gadis itu. Kedua tangannya bertopang pada lututnya dengan sedikit membungkuk.

"Daritadi kakak cari ternyata ada di sini," omelnya pada gadis itu.

Tanpa diduga lelaki itu menarik telinga sang gadis secara tiba-tiba. Membuat si empunya merasakan panas di telinganya. Gadis itu memekik kaget dengan kelakuan kakaknya. Lelaki itu tetap menarik telinga adiknya tanpa memedulikan sekitarnya.

"Aduh, aduh ... Kak lepasin, sakit nihh!!" pekik gadis itu sembari mencoba melepas tangan kakaknya yang masih setia menarik telinganya.

"Biarin. Siapa suruh pergi nggak izin. Mana nggak pulang-pulang. Kebiasaan banget sih lupa waktu kalo udah sama skaty."

Skaty merupakan nama yang diberikan gadis itu pada skateboard kesayangannya.

"Kak lepas ihh. Sakit tau ... Aku aduin Papa tau rasa," ancam gadis itu pada sang kakak.

"Oh ... Jadi sekarang berani ya mau ngaduin ke Papa? Kalo gitu kakak nggak mau lagi bujuk Papa kalo nilai kamu jelek lagi. Biarin Papa sita Skaty," ancam Sang kakak tidak mau kalah.

Mampus!!

"Ihh kakak ... Jangan gitu dong. Nggak kasihan apa sama adik satu-satunya yang super imut ini?" rayu gadis itu mengedipkan matanya dengan puppy eyes andalannya.

Membuat Sang kakak terkekeh dan spontan melepas tangannya yang masih menarik telinga adiknya. Tangannya kini beralih mengacak rambut gadis itu gemas. Membuat si empunya kesal.

Gadis itu mendengus kesal.
"Aish, kakak ... Kebiasaan banget sih berantakin rambut aku," gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal membuat sang kakak lagi-lagi terkekeh geli.

"Udah jangan manyun gitu, tambah jelek entar."

"Berarti aku jelek dong kak?" tanyanya polos.

"Tuh tauu,"

"Ish ... kakak nyebelin," refleks gadis itu mencubit lengan sang kakak. Membuat sang kakak mengaduh kesakitan.

"Aw, aww ... sakit dek!!"

"Biarin. Makan tuh sakit!"

"Idih ... gitu aja ngambek. Iya deh kakak minta maaf. Gimana kalo nanti kita beli es krim?"

Seketika mata gadis itu langsung berbinar. Membuat lelaki itu terkekeh kembali.

"Bener nih? Janji ya kak?"

"Hmm ... Janji." Dalam hati lelaki itu tertawa. Sangat mudah membujuk adiknya jika sedang marah. Tawarin aja makanan, pasti mempan.

"Ya udah kuy pulang. Mama udah nunggu dari tadi."

Gadis itu pun langsung berjalan terlebih dahulu meninggalkan sang kakak tanpa melakukan aksi debatnya. Membuat lelaki itu menggelengkannya kepalanya berulang kali saat melihat tingkah sang adik. Sedetik kemudian ia pun menyusulnya.

Saking asyiknya mereka, sampai tidak sadar jika ada sepasang mata yang sedari tadi memerhatikan interaksi antara kakak dan adik itu. Bibirnya ikut melengkung melihat tingkah gadis itu.

"So cute," gumam lelaki itu tanpa sadar. Lalu ikut pergi meninggalkan area taman.

***

Prolog sebagai awal cerita ya ...

#AtikaFee

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang