SkaterGirl (08) -- Dhirga Ngeselin

789 40 0
                                    

Budayakan VOTE dulu sebelum baca ya...

***

"Bisa dijelaskan mengapa kalian melakukan tawuran ini?" tanya Pak Santoso selaku guru BK.

Pria paruh baya itu tampak menahan emosi. Bagaimana tidak emosi, jika anak didiknya melakukan tawuran antar pelajar, perilaku yang sangat jauh dari kata baik. Bukan hanya itu saja, bahkan tawuran banyak memberikan dampak negatif. Baik itu untuk pelajar maupun nama baik sekolahnya.

Dhirga dan teman-temannya diam. Mereka menunduk dalam. Tahu, jika apa yang telah mereka perbuat memang salah.

Setelah aksi tawuran itu selesai, para guru yang tahu mengenai hal itu pun langsung datang ke area kejadian. Dan yang paling tidak mengenakkan, hanya ada Dhirga dan kawan-kawannya yang masih berada di area tawuran. Serta jangan lupakan Echa dengan kawan-kawannya juga masih berada sana. Mau tidak mau mereka menjadi ikut terseret dalam masalah ini.

Namun Dhirga bersikukuh jika tawuran ini tak melibatkan mereka. Mereka hanya datang untuk menghentikan tawuran ini. Memang benarkan jika itu realitanya. Dhirga tak mau dan tak akan pernah mau jika masalah ini melibatkan gadis-gadis itu jika sudah berurusan dengan guru BK.

Sebenarnya ia juga tak mau jika teman-temannya ikut terseret dalam masalah ini. Karena yang pasti, tawuran ini berawal darinya, bukan teman-temannya.
Tapi mau bagaimana lagi, guru BK tetap melibatkan mereka. Karena mereka memang ikut andil dalam tawuran tersebut.

"Bukannya sudah saya katakan, jangan suka tawuran. Kalau memang ada masalah, selesaikan dengan baik. Jangan bertingkah seakan-akan kalian ini orang yang telah mahir melakukan apapun. Lihat orang tua kalian yang sudah bersusah payah mencari uang untuk membiayai sekolah kalian. Kalian pasti tahu, tawuran bukan hanya berefek buruk pada kalian saja, tapi juga pada nama baik sekolah kita," ujar Pak Santoso menaikkan suaranya satu oktaf pada kalimat terakhir.

Beliau memijat pelipisnya pelan. Sungguh, anak didiknya yang satu ini selalu saja membuat kepalanya hampir meledak.

Harus dengan cara bagaimana lagi beliau menasehati ke empat pemuda ini. Memang saat dinasehati mereka terlihat seakan mereka telah mengakui kesalahan mereka dan tak akan melakukannya lagi. Tapi siapa sangka jika di hari kemudian mereka melakukannya lagi.

Mau diberi skors, tapi mereka sudah terlalu sering terkena skors. Mau dikeluarkan, juga disayangkan oleh pihak sekolah. Bagaimana tidak, otak mereka yang encer selalu saja membuat para guru berpikir seratus kali untuk mengeluarkan mereka.

"Nggak bosan apa keluar masuk BK? Saya aja bosan lihat wajah kalian gitu-gitu terus. Apalagi tingkah laku kalian yang selalu berbuat onar. Bingung saya mau menasehati kalian dengan cara apa lagi," Masih dengan tangan kanannya yang memijit pelipisnya pelan. "Kalau tahu salah, ya jangan dilakukan. Bukan malah saling mendukung satu sama lain," ujarnya lagi menatap Dhirga, Dinar, Bara, dan Pram bergantian.

Dhirga menghela napas panjang. Ruangan bercat abu-abu ini sudah menjadi makanannya setiap hari. Ada saja masalah yang dibuatnya sampai terdengar oleh guru BK dan berakhir di ruangan ini.

"Saya akan menjelaskan, tapi tolong jangan libatkan para gadis itu dan teman-teman saya dalam masalah ini. Karena sebenarnya saya yang terlibat dalam masalah sampai akhirnya terjadi tawuran," bujuk Dhirga mencoba bernegosiasi.

Lebih baik dirinya yang harus dihukum daripada semua terkena imbas, padahal ia yang terlibat dalam masalah ini. Di awali dari perkelahian yang tak sengaja ia lakukan untuk menolong teman sesekolahnya, sampai akhirnya terjadi tawuran antar sekolahnya karena itu.

"Tidak bisa. Mereka juga terlibat dalam hal ini. Kecuali para gadis itu. Saya masih bisa memaklumi mereka. Hanya saja mereka saya suruh untuk tetap berada disini sebagai saksinya," jelas Pak Santoso.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now