Ekstra Part

398 6 0
                                    

Bonus Ekstra Part akhirnya update.
Walaupun udah versi cetak, aku tetap akan kasih ekstra part kok.

Eitsss, tapi nggak sesuai versi cetaknya yaaa.... Beda jauhh, ehe😄

Lebih enakan di versi cetaknya lahh :D

Happy Reading !!

***

"Ma, kita mau ke mana sih?" tanya Echa kepo.

Pasalnya, Mama Mesya tiba-tiba mengajaknya pergi tanpa memberitahu ke mana tujuannya. Jelas, Echa kepo. Apalagi ajakan Mama Mesya yang tidak bisa diganggu gugat ini membuatnya gagal pergi jalan-jalan dengan Dhirga.

"Udah, nanti kan tahu sendiri, sayang." Lagi-lagi jawaban itu.

"Isshhh Mamaaaa," rengek Echa yang malah direspon kekehan geli oleh sang mama.

Gadis itu pun memilih memalingkan wajahnya ke samping, menatap jalanan. Waktu terus bergulir, hingga membuat Echa merasa ada yang aneh di sini. Ia rasa jalan ini tidak asing baginya. Lama Echa memikirkannya, sebelum akhirnya gadis itu menoleh menatap Mama Mesya yang masih sibuk menyetir.

Satu detik ...

Dua detik ...

Tiga detik ...

"Mama, kok aku kayak nggak asing sama daerah sini ya?" tanya Echa masih berpikir. "Astaga, Maaa ... Ini kan jalan ke rumahnya Dhirga. Jangan-jangan—"

Mama Mesya terkekeh mendengarnya. Ia mengangguk spontan memotong perkataan Echa. Gadis itu melebarkan matanya seketika.

"Mamaaa ihhh ... Kenapa nggak bilang sih?" protes Echa kesal.

"Kan surprise, sayang." Gadis itu memberengut.

Echa terdiam sejenak, tetapi sebenarnya hatinya bergejolak. Pasalnya, ia akan bertemu dengan sang pacar dan tanpa sadar kini Echa tersenyum lebar.

"Cie, senyum-senyum," goda Mama Mesya, saat memergoki putrinya yang bersemu.

"Mama, Echa malu ...." Mama Mesya tergelak mendengarnya.

Tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di rumah Dhirga. Echa dan mamanya turun dari mobil, setelah memarkirkan mobilnya. Di dekat pintu masuk, Bunda Kirana menyambut keduanya denga bahagia.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Akhirnya kalian datang juga." Bunda Kirana dan Mama Mesya tampak bercipika-cipiki. Di belakangnya, Echa justru gugup. Entah karena apa itu. "Eh, sayang. Sini," panggil Bunda Kirana pada Echa. Gadis itu mendekat dengan ragu, namun langsung dipeluk Bunda Kirana. Setelahnya Echa menyalimi wanita tersebut.

"—Kamu cantik banget sih?" puji Bunda Kirana membuat Echa menunduk malu.

"Ahh, cewek ya cantik lah jeng. Masa ganteng," kelakar Mama Mesya. Keduanya tampak terkekeh geli.

"Ya udah, ayo masuk-masuk!"

Mama Mesya dan Echa mengangguk. Lalu mengikuti Bunda Kirana di belakangnya. Mereka pun dipersilakan untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Bentar ya, saya ambilkan minuman dulu," pamit Bunda Kirana.

"Jadi ngerepotin gini, Jeng."

"Enggak dong," kilah Bunda Kirana. "Ohiya, Sayang ... Kamu pasti nunggu Dhirga yah?? Kamu ke ruangan di dekat tangga aja ya? Pintu warna cokelat."

Setelahnya, Bunda izin pergi ke dapur. Di sini, Echa malah mengerjapkan matanya. Ke ruangan di dekat tangga? Sendiri?

"Udah sana!" usir Mama Mesya mengagetkan Echa.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now