SkaterGirl (28) -- Asing

282 10 0
                                    

Bila kau tiada hampa dan sepi yang kurasa. Bila tak bersamanya, hati ini selalu bertanya adakah rasa ini sama mungkinkah kau juga cinta?
Setelah kusadari biarlah kini kan terhenti, kau akan kucinta nanti

Ashira Zamita - Kucinta Nanti

==

Echa sudah bertekad untuk tidak menangis lagi. Tapi nyatanya, rasa ini sudah terlanjur ada. Kembali terjatuh pada kubangan yang sama adalah hal yang sangat menyakitkan. Sedang dirinya tidak bisa menghalau rasa sakit ini. Terlalu sulit untuk menganggapnya biasa saja. Nyatanya hati memang tidak dapat dibohongi.

Kali ini Echa harus memantapkan hatinya untuk melupakan Dhirga. Perhatian cowok itu hanya bentuk dari kepeduliannya. Echa yakin, pasti begitu. Ia masih ingat alasan mengapa cowok itu selalu perhatian dengannya, yang tak lain karena hanya sekadar peduli. Memang sesak mengakui hal ini. Tapi kenyataan.

Hari ini Echa sengaja berangkat Pagi. Alasannya klise, ia tidak ingin Rafael mengetahui matanya yang sembab akibat terlalu banyak menangis. Namun, jangan kira di sekolah ia akan terhindar dari masalah. Nyatanya ketiga sahabatnya terus membombardir dirinya  pertanyaan-pertanyaan yang membuat Echa pusing.

"Cha, jujur nggak, kenapa mata lo sembab? Nangis kan?" tanya Ody ribut.

"Enggak apa-apa."

"Apanya yang nggak papa. Lo nangis kan? Karena Dhirga yah?" Kini Vivi yang tampak ribut seperti Ody.

Echa hanya diam. Hal itu membuat ketiga sahabatnya semakin curiga.

"Wahhh bener-bener Si Dhirga. Pengen gue tonjok tuh cowok." Ody langsung memekik lebay.

"Ayo Dy, kita buat Dhirga kapok," Vivi justru malah memprovokasi Ody. Dasar kompor meleduk!!

"Udah-udah ... Kalian diem dulu. Tuh liat, Echa malah tambah sedih," sela Nada menengahi.

Di saat seperti inilah Nada dibutuhkan. Menjadi penengah atas kelebayan sahabatnya.

"Ta—"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Nada kembali memotongnya. "Echa lebih penting."

Ody dan Vivi pun sontak menatap Echa yang tengah melamun menatap papan tulis. Sebenarnya serumit apa masalah Dhirga dan Echa? pikir mereka.

"Cha, lo nggak papa kan? Lo bisa berbagi cerita ke kita." Nada kembali berujar.

Echa menatap ketiga sahabatnya bergantian. Tanpa sadar ia meneteskan airmatanya.

"Eh, jangan nangis, Cha." Nada tampak menenangkan.

"Makasih kalian selalu ada buat aku," lirih Echa tampak menahan tangis.

Entah siapa yang memulai, keempat sahabat itu saling memeluk, seolah saling menyalurkan energi positif. Dan akhirnya Echa menyerah, teman-temannya berhasil membuatnya bercerita tentang apa yang terjadi dengannya dan Dhirga. Semua ia ceritakan dari awal sampai akhirnya seperti ini.

***

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Di kelas ia hanya sendirian. Teman-temannya pergi ke kantin sekaligus memesankan makanan untuknya juga. Echa terlalu malas pergi ke kantin. Bukan hanya itu saja, ia juga harus menjauhi seseorang yang tak lain adalah Dhirga.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें