SkaterGirl (18) -- Siapa Dia?

463 22 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca yaaa 🙏🙏🙏

Happy Reading !! 😄😄

***

            Echa dan teman-temannya menatap jengah Nathan yang tidak henti-hentinya membuat masalah. Bagaimana tidak, sedari tadi lelaki itu memaksa mereka untuk mengutamakan tujuannya terlebih dahulu. Awalnya mereka tidak mau mengalah. Namun jika dipikir kembali, jika Nathan lebih dahulu mendapatkan apa yang ia inginkan mungkin lelaki itu tidak akan mengganggu acara mereka. Sayangnya itu tidak berlaku karena nyatanya Echa dan teman-temannya dibuat kewalahan sendiri dengan tingkahnya.

"Ish... Cha bantu gue. Sebenernya cewek sukanya apa sih?" Nathan menjambak rambutnya mulai frustasi.

Echa mendengus kesal. Mengapa dirinya jadi ikut bingung?

"Lo kan calon pacarnya. Pasti tahu apa yang cewek lo suka. Aneh!" gerutu Echa.

"Tapi lo kan temennya!"

"Aelah brisik! Gini ya, cewek itu suka apa saja asal yang ngasih itu orang yang dia sayangi. Jadi kalo lo kasih apapun bakal tetap diterima," saran Vivi yang sedari tadi merasa jengah melihat perdebatan Echa dan Nathan.

"Kalo nggak, lo kasih barang yang berhubungan dengan hal-hal yang disukai cewek lo," Nada pun ikut memberi sarannya.

"Ah iya! Bener tuh," Ody menyeletuk

Nathan dan Echa terdiam, sama-sama berpikir. Tak berapa lama, Echa melebarkan matanya, berbinar ketika mendapatkan yang lampu menyala dalam otaknya.

"Skateboard!"

Mereka yang ada di sana mengerutkan keningnya. "Selain suka main gitar, cewek lo juga suka skateboard. Sama kayak gue, bahkan cewek lo bisa dikatakan lebih fanatik daripada gue," ujar Echa.

Echa sangat ingat temannya itu memiliki hobi yang sama dengannya. Dulu sepulang sekolah, mereka selalu bermain bersama. Tetapi sayang sejak dirinya pindah, mereka jarang melakukan kegiatan itu lagi. Bahkan untuk bertemu pun sudah tidak bisa dikatakan sering.

"Kenapa nggak bilang daritadi? Haduh ... Capek gue ngikutin Nathan yang keluar masuk toko, ujung-ujungnya nggak dapet apa-apa," gerutu Vivi kesal.

Echa pun hanya menyengir kuda. Jangan sepenuhnya yang disalahkan dirinya saja, lagipula Nathan juga tidak meminta sarannya. Kemudian mereka pun kembali berjalan mencari barang itu.

Saat sampai di sebuah toko aksesoris, Echa dan teman-temannya menunggu di luar. Entah mengapa ia malas masuk. Dan kemalasannya itu pun diikuti oleh teman-temannya.

Waktu terus bergulir, namun Nathan tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Echa dan teman-temannya merasa sangat kebosanan.

"Cha, mana sih Nathan? Lama banget elah," gerutu Ody kesal.

"Gue nggak tahu lah. Masuk aja sana! Gue males masuk," ujar Echa mendengus kesal. Jika begini, acara mereka pasti akan tertunda.

"Astaga ... Kenapa lama banget sih?" Vivi pun mulai merasa kesal sendiri. "Kalo kek gini caranya, acara kita nggak jadi dong."

"Pergi aja kuy," ajak Nada tiba-tiba.

"Eh?" Gadis itu menarik tangan Echa, membuatnya terkejut. Tanpa aba-aba ia pun menarik tangan Ody sampai Ody pun spontan menarik tangan Vivi.

"Mau ke mana?" tanya Echa masih bingung.

"Ngelakuin apa yang seharusnya kita lakukan," jawab Nada santai.

Skater Girl [COMPLETED] [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang