Lesson 1

6.2K 333 9
                                    

Biasanya di pagi hari Krist akan di sambut senyum hangat Ibu nya yang selalu membangunkan nya di pagi hari, namun beberapa bulan ini semua nya berubah. Ibu nya tidak melakukan hal itu lagi sejak menikah dengan seorang Duda beranak satu bernama Ruangroj.

Krist bukanlah anak egois nan durhaka yang melarang Ibu nya menikah lagi, ia tahu bahkan sangat tahu penderitaan Ibu nya yang bekerja siang dan malam hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup nya. Ibu nya butuh seseorang yang mampu melindungi nya, mencintai nya dan menfkahi secara lahir bathin. Semua itu di dapatkan oleh Ruangroj –Ayah tiri nya-

Hanya saja Krist sampai sekarang masih belum bisa memanggil Ayah tiri nya itu dengan panggilan yang semesti nya. Lidah Krist terasa kelu walau hanya memanggil nya dengan kata –Ayah-

Tok..tok..

Suara pintu yang di ketuk secara hati-hati itu membuat Krist memutar kedua bola mata nya dengan malas. Dari ritme ketukan nya saja ia tahu siapa yang berusaha membangunkan nya – Singto – Kakak tiri nya

Tok..tok..

"Iya aku udah bangun" Jawab Krist dengan nada malas khas orang yang baru bangun tidur. Setelah nya suara ketukan itu tidak terdengar lagi. Ia segera merapikan tempat tidur nya dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Ibu dengan wajah nya yang selalu tersenyum itu masih berkutat di dapur membuat sarapan untuk Keluarga baru nya, hal yang sudah lama tidak ia lakukan kembali ia laksanakan. Selama ini ia hanya membuat makanan sederhana untuk diri nya dan juga Krist.

Menjadi Single Parent dan Single fighter untuk waktu yang cukup lama tidak membuat kemampuan nya di dapur menurun. Hal itu pula lah yang membuat Suami baru nya jatuh cinta dan memutuskan untuk membina Rumah Tangga, tentu saja Tuan Ruangroj menikah bukan hanya alasan masakan Anna –Ibu Krist- enak tetapi karena sosok Anna yang begitu tegar menjalani kehidupan.

Memiliki pengalaman yang sama membuat mereka berdua saling mengerti dan saling membutuhkan.

Singto memeluk Mama baru nya itu dari belakang dan menyandarkan kepala nya di bahu sang Mama. "Masih pagi kok sudah manja. Kamu ini sudah SMA loh bahkan sebentar lagi mau lulus"

"ngga ada hubungan nya Ma. Cuma aku ngerasa nyaman aja sama Mama. Kenapa ngga dari dulu aja Mama dateng ke kehidupan kita?"

"Tuhan sudah mengatur semua nya untuk kita. Berhenti bermanja dan bantu Mama bawa sarapan-sarapan ini ke meja makan"

Singto melepaskan pelukan nya dan membantu membawa beberapa sarapan ke meja makan, Mama Anna hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya melihat tingkah anak tiri laki-laki nya. Setelah memastikan sarapan di meja makan telah rapi, Mama Anna kembali ke kamar untuk membantu Suami nya yang juga akan bersiap-siap ke kantor. Merapikan simpul dasi agar terlihat lebih rapi "Kamu sudah sangat tampan,Pa"

"Dan kamu selalu cantik Ma"

Pujian sederhana itu mampu membuat kedua pipi Anna merona merah, seperti anak remaja yang sedang dilanda jatuh cinta. Siapa pula yang tidak jatuh cinta dengan Ruangroj? Pria beranak satu yang begitu penyayang dan juga baik hati tak lupa wajah nya yang tampan, yah meskipun ada sisi buruk nya juga. "Ayo sarapan, karena gombalan abal-abal Papa ngga bikin Mama kenyang"

Tawa Ruangroj terdengar ke penjuru kamar milik mereka. Puas tertawa, mereka berdua akhirnya keluar dari kamar dan menuju meja makan. Di sana sudah ada Krist dan juga Singto, mereka berdua sibuk dengan Ponsel masing-masing membuat kedua orang tua mereka menghela nafas berat.

"Ayo kita sarapan" Ruangroj menatap anak laki-laki nya "Kamu pimpin Do'a P'Singto "

Singto mengangguk paham lalu mulai memimpin Do'a.

My Step Brother Is Student Council LeaderWhere stories live. Discover now