Lesson 18

1.8K 161 4
                                    

Persidangan berjalan cukup lama, masing-masing dari kedua belah pihak memiliki pendpatnya masing-masing. Merek juga saling melempar bukti yang akan menujukan kepada siapa Krist berhak untuk tinggal.

Satu-satu nya yang akan menjadi pertimbangan Hakim adalah mendengar penjelasan Krist, tapi jika Krist tidak datang maka Hakim akan memutuskan nya berdasarkan penjelasan dan data yang sudah data.

Push tersenyum miring melihat lawan nya khawatir, ia yakin dirinya lah yang berhak membawa Krist tinggal bersama nya.

"Tunggu!" Singto masuk kedalam ruang persidangan, menggandeng Krist untuk ikut masuk kedalam. Hakim dan juga para peserta persidangan menoleh kearah mereka berdua.

Mata Push melebar sempurna dengan kedatangan Krist di dalam persidangan. Krist melirik ayah nya sebentar, tersenyum tipis ke arah Daddy dan juga Anna. Krist berdiri di tengah-tengah ruang sidang, meatap hakim yang tersenyum lembut ke arah nya. Krist sedikit gugup, ia memilin ujung baju nya lalu menghela nafas panjang.

"Kami akan mendengar pendapat mu. Silahkan, keluarkan apa yang kamu pikirkan saat ini"

Krist mengangguk pelan, sebelum memulai bicara ia menatap satu persatu orang yang di sayangi nya, Daddy,Anna, Ayah nya dan juga P'Singto yang ada di belakang nya. Ingatkan Krist untuk berterima kasih pada Tuhan karena mengirimkan Singto sebagai Kakak tiri nya

"Aku hidup bareng sama Mama,kita hidup berdua sampai akhirnya Mama nemuin pendamping hidup. Aku ngga mau jadi anak durhaka yang ngelarang Ibu nya buat nikah lagi, awal nya aku ngga suka. Aku takut kalau aku bakal di tinggalin lagi ketika aku udah nyaman sama keluarga baru. Daddy dan P'Singto bener-bener sabar ngehadapi anak kayak aku " Krist menghela nafas nya lagi "Tiba-tiba ayah yang udah lama ninggalin aku muncul dan bikin aku ada dipersidangan kayak sekarang. Jujur aku bukan barang"

Anna mengusap kedua mata nya yang sudah basah, Push dengan seksama mendnegarkan apa yang Krist ungkapkan.

"Ayah ninggalin aku sama Mama, sakit hati? Siapa sih yang sakit hati kalau di tinggalin ayah gitu aja demi wanita lain? Tapi aneh nya aku juga sayang sama ayah" Krist mulai terisak pelan "Aku sayang sama ayah.. aku sayang sama keluarga ku" Krist menatap Hakim yang duduk di singgasana nya, mendengarkan pendapat Krist dengan seksama agar bisa memutuskan dengan tepat "Aku ngga mau punya keluarga yang kepisah-pisah lagi, aku ngga akan milih sama siapapun"

"Krist!" Seru Push. Hakim sampai mengetuk palu untuk memberikan peringatan pada Push. Push kembali duduk dengan tenang.

Krist melanjutkan ucapan nya "Aku ngga milih sama siapapun aku tinggal,aku bakal tinggal sama Daddy,Mama,P'Sing,Ayah dan Tante Lin. Di sini. "Krist mengakhiri ucapan nya. Ia membungkuk sopan dan memberi Wai pada Hakim.

Hakim mengetuk palu untuk menjeda persidangan selama beberapa saat sebelum mengumumkan keputusan.

Anna memeluk Krist dengan erat, menciumi pipi anak nya berkali-kali. Ruangroj juga memeluk Krist dan mengusap kepala anak tiri nya. Ia menundukan tubuh nya dan berbisik pada Krist "Hampiri Ayah mu,Krist"

Krist mengangguk patuh, ia berlari kecil menghampiri Push yang menunduk. Tangan putih Krist mendarat sempurna di pundakkekar Push "Ayah... " Ucap Krist lirih.

Push mengangkat wajah nya, menatap Krist dengan wajah berkaca-kaca. Push merengatangkan kedua tangan nya, mengundang Krist untuk masuk kedalam pelukan nya "Kamu kenapa bisa sampai sini?" Push mencium pucuk kepala Krist

"Tane Lin yang bukain pintu kamar terus di jemput P'Singto"

Push memutar kedua bola mata nya dengan malas. Lagi-lagi Singto, remaja itu benar-benar menyayangi Krist hingga nekat seperti ini. "Sekeras apapun aku berusaha ngebenci Ayah, tetep ngga bisa. Aku sayang sama ayah"

My Step Brother Is Student Council LeaderWhere stories live. Discover now