Lesson 15

1.7K 166 13
                                    

Kang memandang Krist dari atas sampai bawah,sosok yang kemarin sempat membuat acara Festival sukses itu terlihat muram dengan wajah yang pucat. Krist memilih berada di kantin sekolah sambil meletakan kepala nya di atas meja, makanan yang ada di hadapan nya tidak tersentuh sama sekali.

Keluar dari Rumah Sakit bukan nya membaik malah membuat Krist makin tidak memiliki nafsu makan. "Kamu berantem sama Singto atau gimana?" Tanya Jane berusaha memecah keheningan di antara mereka. Krist hanya mendengus kasar dengan posisi yang masih sama. Kang meletakan Kamus tebal nya, mengangkat kepala Krist dan meletakan kamus tebal itu di bawah kepala Krist

"Leher kamu bisa pegel nanti" Kang mengusap kepala Krist "aku ngga tahu kamu ada masalah apa Krist, tapi kamu bisa cerita sama kita berdua buat ngeringanin beban kamu. Jujur aku kangen sama senyum matahari kamu"

"Thanks buat perhatian kalian berdua, tapi aku pengen nyelesain masalah aku sendiri dan aku janji bakal cerita ke kalian kalau waktu nya udah tepat"

Krist memang tidak ingin bercerita apapun kepada dua orang terdekat nya itu,ia ingin memastikan keputusan nya tanpa ada campur tangan orang lain. Krist merindukan Ibu dan juga Daddy nya, ia juga merindukan Singto yang belakangan ini sangat susah untuk di temui. Entah kenapa waktu nya untuk bertemu dengan Singto benar-benar terbatas kadang mereka hanya berpapasan sebentar lalu kembali ke rutinitas masing-masing.

Karena masalah ini juga Krist terpaksa absen dari kegiatan ekskul music nya dan menyerahkan jabatan ketua eksul pada teman nya.

Singto mengerjakan laporan Osis seperti orang kesetanan, semua laporan di kerjakan hanya dalam waktu semalam dan membuat Mean bergidik ngeri. Singto seolah menenggelamkan diri nya dalam berbagai kesibukan, ia ingin semua ini cepat selesai sehingga bisa membantu Ayah nya mengurus persidangan hak asuh Krist. "Phi, kamu harus bisa jaga kesehatan kalau mau melindungi Krist. Aku tahu kamu pengen semua kerjaan Osis kelar tapi ngga gini juga!" Mean mengacak rambut nya frustasi. Jika Singto seperti ini maka mau tidak mau ia juga mengikuti gaya kerja Singto "Papa juga bilang supaya kamu jagain Krist di sekolah, katanya Krist ngga boleh stress atau nanti pencernaan nya bermasalah lagi"

"Kok Papa mu tahu?"

Mean memutar kedua bola matanya "Kamu lupa Papa itu Direktur Rumah Sakit tempat Krist dirawat? Bukan hal yang sulit buat Papa tahu keadaan pasien. Hahaha " Mean tertawa bangga,ia jadi ingin cepat-cepat lulus dan menjadi seperti Papa nya.

Xoxoxo

Push menyambut Krist yang baru pulang sekolah dengan senyuman hangat, tidak bisa di pungkiri jika Senyum Push begitu mirip dengan Krist. Mereka berdua akan menampilkan lesung pipi jika tersenyum.

Baru kali ini Krist merasa hatinya begitu hangat melihat Ayah nya tersenyum begitu tulus dan membuat Krist membalas senyuman itu. tentu saja Push cukup terkejut dengan Krist yang membalas senyuman nya, selama ini Krist selalu memasang tatapn dingin dan menusuk. Lalu Krist menoleh kea rah Lin yang menjadi istri baru ayah nya bertahun-tahun yang lalu.

Krist masih belum bisa memaafkan wanita yang menghancurkan kehidupan nya, Krist memilih untuk mengabaikan nya seolah wanita itu tidak ada. Push mengusap lengan Lin agar memaklumi tingkah Krist dan Lin mengangguk mengerti. Ia pun memilih meninggalkan anak dan ayah itu berdua.

"Kamu lapar ngga Krist? Kita makan di luar yuk"

Krist menggeleng pelan "Aku ngga lapar, Ayah"

Tangan besar Push menangkup wajah bulat Krist dan mengelus nya dengan lembut, ia menyadari bahwa Krist terlihat tirus dengan mata yang sayu. Dokter memang sudah menyatakan Krist sembuh tetapi kenyataan nya Krist malah terlihat belum membaik. "Terus kamu mau nya apa, Krist?"

Kalau di Tanya mau nya apa tentu saja Krist mau kehidupan nya kembali seperti dulu, tapi itu semua tidak bisa kan? Krist memilih memeluk tubuh ayah nya dan menenggelamkan wajah nay di dada bidang sang ayah. Menghirup wangi yang ia rindukan.

Sebesar apapun kesalahan Push di waktu dulu, Krist tetap tidak bisa membenci Pria yang menjadi ayah kandung nya itu dan itulah yang membuat Krist kesal dengan diri nya sendiri. Apa tidak bisa semua keluarga berkumpul tanpa harus memperebutkan nya? apa itu mungkin terjadi? Apa hakim akan mempertimbangkan pemikiran nya? "Ayah.. aku ingin pulang"

"Pulang? Pulang kemana Krist? Disini Rumah mu"

Krist menggeleng pelan, ia mengangkat wajah nya dan menatap Push dengan mata berjaca-kaca "Ini bukan rumah ayah. Ini hanya tempat buat berteduh, rumah adalah tempat dimana ada orang yang menyayangi ku dan menunggu ku"

"Ayah selalu menunggu mu, Krist. Mengertilah perasaan ayah..."

"Kenapa ayah tidak bisa memahami perasaan ku? kenapa aku harus memahami perasaan ayah? kenapa ayah memaksa ku? aku mau pulang, ayah. Aku mau ketemu Daddy,Mama dan P'Singto" suara Krist terdengar lirih dan membuat Push memeluk Krist lebih erat.

Apakah salah jika ia meminta Krist bersama nya? kenapa Krist tidak paham perasaan nya? Push hanya ingin Krist kembali pada nya. apa begitu sulit bagi Krist untuk memaafkan nya? Push sadar bahwa apa yang terjadi di masa lalu memang sulit untuk di maaf kan, ia meninggalkan Krist yang masih kecil bersama dengan Anna lalu ia membangun Rumah Tangga bersama Lin tanpa pernah mencoba mencari kabar "Ayah jahat..." Push menunduk untuk melihat wajah Krist yang masih betah terbenam di dada bidang nya. Krist mengigau..

Untuk kali ini biarkan ia egois....

To be Cont

masih jet lag...wkwkwk

ohh iya nanti bakal ada review tentang trip ke thailand.. dr ongkos tempat wisata..dll.

dan pas ke GMM gue ketemu Victor!!!!!!! ganteng banget gila dy.. hahah terus ketemu phurim juga. dan jangan  berharap ketemu duo racun karena mereka jarang dteng ke office... 

see you!

My Step Brother Is Student Council LeaderWhere stories live. Discover now