Lesson 5

2K 214 9
                                    

"Ada beberapa Sponsor yang nolak Proposal kita, Krist. Kalau sampai batas waktu kita ngga dapet Sponsor maka tamat kita jadi bahan bully satu sekolah. Arggghhh!!!!" Off mengacak rmabut nya dengan kasar, di sebelah nya Gun menghela nafas. Pria manis bertubuh pendek itu juga terlihat pusing dengan kertas yang ada di tangan nya.

Gun menyodorkan rincian anggaran yang di butuhkan "Kita ngga bisa ngurangin biaya lagi, ini biaya yang udah paling minim dan kita mau ngga mau harus menekan pengeluaran"

Knott mengambil kertas milik Gun dan membaca nya dengan detail "Ngga apa-apa, Gun. Rincian ini udah bagus, masalah kita Cuma di sponsor aja kan? Nanti aku bantu dan selanjutnya bakal aku serahin lagi ke Off. Aku sama Krist bakal fokus ke proses festival."

"Ya.. aku rasa semua nya pasti bisa. Aku dan Knott pasti bakal sibuk jadi mohon bantuan kalian ya"

"Tenang aja Krist! Kita kan Team, untuk masalah keamanan sama perlengkapan nanti aku yang ngawasin" Imbuh Prem

"Thanks,Prem"

Rapat sederhana itu berakhir, Off dan Gun kembali ke kelas mereka sedangkan Prem,Knott dan Krist mulai memantau para Seksi yang bertugas. Prem memilih untuk menemui Chimon untuk mengecek perlengkapan Festival sedangkan Krist dan Knott menemui Jane untuk membicarakan konten acara.

Jane merupakan anggota Ekskul theater jadi ini hal yang mudah bagi nya untuk megatur sebuah acara dan berkat Jane jugalah yang membantu Krist memiliki ide untuk tema nanti."Kita belum bisa kontak bintang tamu buat tampil"

Krist mengusap wajah nya kasar, tadi masalah sponsor sekarang ia harus di hadapkan dengan masalah bintang tamu. Knott menepuk pundak Krist, memberi semangat secara tidak langsung pada sahabat nya "Tolong usahain ya Jane" Pinta Knott

Jane mengangguk "Iya aku bakal usahain tapi pahit nya kalau kita ngga bisa undang Ten sama Bambam terpaksa mesti rubah penampil"

"Berarti harus rubah konsep juga kan?" Tanya Krist "Aku ngga masalah ganti penampil asalkan konsep tetep sama"

"Tenang, Krist. Aku udah pikirin semua nya, kamu bisa tenang dan urus masalah yang lain. Ini biar aku yang urus, kamu percaya sama aku kan?"

"Aku percayain semuanya sama kamu"

Senyum Krist mengembang sempurna, satu masalah sudah terselesaikan. Satu-satu nya masalah yang ada hanyalah Sponsor tapi Krist yakin ia akan mendapatkan nya segera. Krist melanjutkan perjalanan nya untuk mengecek semua nya, meskipun ia terpaksa tidak mengikuti kelas seharian karena mengurus Festival.

Kang berlari sambil membawa minuman menghampiri Krist yang berjalan bersama Knott di koridor lantai dua "Krist!" Kang seperti nya lupa dengan aturan sekolah untuk tidak berlari di koridor dan juga berteriak. "Untuk mu" Kang menyerahkan kantung plastic dengan minuman dingin di dalam nya.

"Terima kasih. P'Kang" Ucap Krist tulus. "Tahu aja kalau kita berdua kehausan"

"Prem tadi bilang kalau kalian berdua lagi ngecek jadi yah.. Phi ambil inisiatif aja"

Tangan Kang terulur untuk mengusap bibir Krist yang basah karena sisa Jus yang ia minum. Knott yang merasa terabaikan pun memilih untuk pergi. "Maaf Krist, habis nya kamu minum jus aja bisa belepotan gitu"

Krist meminum lagi Jus nya namun

Uhuk!

Dengan sengaja Singto menyenggol Krist dari belakang dan membuat pria manis itu tersedak, Krist beberapa kali terbatuk. Jusnya menyiprat ke seragam nya dan berceceran di lantai, Kang menepuk punggung Krist.

"Sorry, aku ngga sengaja. Aku buru-buru mau ke Ruang Osis"

Kang menggeram marah, teman seangkatan nya ini memang sedang tidak waras. "Kamu keterlaluan Sing"

"Aku ngga sengaja!" seru Singto marah. Di mata nya, Kang ini begitu menyebalkan apalagi dekat-dekat dengan Krist dan sok akrab. Bukan sok akrab sih, mereka berdua memang akrab dan berteman sudah lama "Lagian Krist ngga terluka parah"

"Kam__"

Krist menahan Kang untuk tidak marah, ia membersihkan baju nya dengan saputangan milik Kang "Jangan ribut,P'Kang. Kamu ngga seharusnya ribut sama Ketua Osis macem gini. Ngga selevel sama kamu yang udah menang tingkat nasional"

"Apa?! Kamu ngerendahin aku,Krist?! "

"Aku ngga ngerendahin kamu! Kamu yang ngerendahin diri kamu sendiri dengan bertingkah kayak anak kecil"

Singto tadi nya mau menjawab tapi ia mengurungkan niat nya dan memilih diam. Krist benar-benar keterlaluan padanya, ia ketua osis yang di segani dan Krist merendahkan nya di depan Kang dengan mengatakan tidak selevel? What the hell is he saying?!

"Lakukan sesuka mu"

Krist membeku. Ucapan Singto begitu dingin padanya, ia aku meskipun sering bertengkar tapi Singto tidak bernah berkata dengan nada datar sedingin itu. kenapa ia menjadi merasa bersalah? Sedangkan Kang, merasa ada yang terjadi antara Singto dan Krist. Pertengkaran mereka bukan pertengkaran biasa antara senior junior.

Xoxox

Tok..tok

Cklek!

Kepala Singto menyembul dari balik pintu, mengintip Ayah nya yang sedang menatap layar Laptop. Mungkin berkutat dengan masalah-masalah di Kampus mengingat ayah nya merupakan salah satu Kepala Program di sana "Ada apa, P'Sing?"

Inilah ayah nya.. sejak kehadiran Krist, Ayah nya mengubah panggilan nya dengan menambahkan embel-embel 'Phi' yang artinya adalah Kakak.

Singto duduk di kursi yang berhadapan dengan Ayah nya "Ayah.. Sing kangen sama Ibu. Boleh Sing pergi nemuin mereka?"

Sang Ayah melepas kacamata nya dan meletakan nya di atas meja, matanya menatap ke Singto dengan intens. Tumben anak tampan nya ini meminta ijin untuk menemui Ibu nya, dulu ia harus memaksa Singto untuk kesana meski hanya sekedar mengganti bunga. "Mau sama Ayah atau sendiri? Atau di temenin Mama Anna"

Singto menggeleng, ia memilih pergi sendiri daripada di temani Mama Anna. Singto menjaga perasaan wanita baik hati itu. Ayah nya pernah mengatakan bahwa sebelum menikah, mereka berdua pergi ke tempat Ibu Singto dan meminta ijin untuk menikah. Mama Anna sama sekali tidak merasa cemburu ataupun tersaingi, ia memahami perasaan laki-laki itu.

Itulah salah satu alasan Singto menyayangi Mama baru nya.

"Ayah.."

"hmm"

Ruangroj melihat wajah Singto dengan seksama, ada gurat kesedihan di dalam nya rasanya ia ingin memeluk dan mengusap kepala anak nya

"Kapan aku punya adik?"

Seketika wajah sedih tadi tergantikan dengan cengiran mengejek. Ruangroj menggeram menahan kesal dan sebelum Ayah nya melempari nya dengan berbagai benda yang ada di atas meja "SINGTO PRACHAYA RUANGROJ!!!! DASAR ANAK NAKAL!"

Singto berlari sambil tertawa, saking puas nya mengerjai ayah nya ia sampai menabrak Mama Anna "Ups... Maaf Ma"

"Kamu kenapa sih ketawa gitu, P'Sing? Terus Ayah kamu kenapa teriak-teriak?"

"Ngga tahu tuh, Ayah. Padahal aku Cuma nanya, kapan punya adek. Eh malah marah"

Wajah Mama nya memerah mendengar perkataan Singto dan sebelum Mama nya itu memarahi nya juga, ia berinistif mengecup pipi nya dan kabur begitu saja.

Astaga! Singto..

An :

Jadi bapak nya Singto itu ngga tua-tua banget yahh usia nya sekitaran 38an masih bisa lah punya dedek bayi.wkwkwkw.

Dan disini Ibu nya Singto meninggal dan Bapaknya Krist kesangkut pelakor entah darimana. Jadi itulah yg buat bapaknya Singto cinta banget sama istri baru nya, karena Anna tipikal perempuan strong! Semoga Mama anna cepet ngisi ya,..

Happy reading J

My Step Brother Is Student Council LeaderWhere stories live. Discover now