Lesson 7

1.8K 212 11
                                    

"Krist!!! " Off berteriak sambil melambaikan tangan nya pada Krist, Off tersenyum lebar dengan beberapa lembar kertas di tangan nya "Akhirnya Krist! Akhirnya, ada juga yang mau jadi sponsor kita!" Off memberikan kertas dengan tanda tangan perjanjian kerja lengkap dengan materai.

Krist membulatkan matanya melihat nominal uang yang gelontorkan oleh Sponsor nya, padahal timbal balik yang bisa di berikan nya adalah Promosi. Krist tidak bisa memberikan laba atau keuntungan untuk Sponsor nya dan mungkin karena itulah banyak Sponsor yang menolak ajuan proposal mereka.

Siapapun itu, Krist sangat berterima kasih karena mau berbaik hati menjadi Sponsor "Kerja bagus! Kamu hebat, Off bisa ngeyakinin yang punya perusahaan"

"Aku Cuma ketemu sebentar pas di depan Receptionist habis gitu Skeretaris nya yang ngurusin semua."

"Intinya kita bener-bener beruntung, kalo gitu aku mau ngecek yang lain nya."

Off mengangguk dan membiarkan Krist menyelesaiakan pekerjaan yang lain nya, untuk urusan lomba ia serahkan pada semua anggota Ekskul yang tersisa. Fokus Krist hanya ada pada Festival, ia percaya pada semua anggota Ekskul nya.

Krist tidak henti-henti nya tersenyum karena satu masalah sudah selesai, tinggal masalah penampil saja yang memang masih ada kendala. Jane sampai sekarang belum bisa mengh ubungi Ten dan Bambam untuk mengisi acara, mau tidak mau Jane mencari artis penampil lain nya.

Singto yang tahu ada masalah dalam festival segera menghampiri Krist dan membawa nya ke Ruang Osis untuk membicarakan nya. yah. Semoga saja benar-benar berbicara bukan pertengkaran yang berujung adu mulut tiada henti.

Mata Krist menatap tidak suka pada Singto, menurut nya Singto bertingkah tidak professional dengan membawa masalah mereka kedalam masalah festival "Ada apa lagi sih?"

"Masalah penampil gimana? Waktu nya udah mau mepet loh, Krist"

"Ini lagi di usahain kok, kamu tenang aja. Aku kalau kerja ngga mungkin setengah-setengah"

Tentu. Singto tahu Krist tipikal orang yang akan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan tidak pernah setengah-setengah. Hanya saja, Singto memang ingin bertemu dengan Krist. Ada yang mengganjal di hati nya "Ada masalah lain?"

"Ngga ada, semua aman"

"Maksud ku, kamu. Kamu ada masalah pribadi?"

"Ngga ada"

Jawaban Singkat Krist memang membuat kesal, tapi Singto menahan diri untuk tidak memulai pertengkaran nya. andai saja salah satu dari mereka mau mengalah dan melepaskan ego masing-masing mungkin mereka bisa menjadi team yang solid dan kompak "Ok.. habis ini langsung pulang, jangan ada rapat karena aku ngelarang ada kegiatan. Kita langsung pulang bareng, ayah sama Mama ngajakin Dinner"

"Aku janji mau pulang bareng, P'Kang, Godt sama Jane sambil ngomongin masalah Festival"

"Ngga bisa, kamu harus pulang bareng sama aku. Ngga ada penolakan atau aku bubarin ekskul kamu sekarang juga!"

Ancaman Singto tidak main-main, Krist tahu itu dari nada suara Kakak tiri nya yang begitu tegas di telinga nya. Persis seperti paman Ruangroj. Krist menghela nafas nya "Oke.. aku pulang bareng kamu"

Sudut bibir Singto diam-diam tertarik sedikit, menimbulkan Smirk di wajah tampan nya "Bagus.. kamu yang nurut kayak gini bikin semuanya jadi gampang. Tunggu aku di depan gerbang sekolah"

Xoxoxox

Kalau saja mereka tidak bertengkar dulu tadi, mungkin saat ini mereka sudah mandi dan menggunkan baju bagus. Krist tidak menyangka Paman akan mengajak mereka makan malam di Restaurant mewah seperti ini.

My Step Brother Is Student Council LeaderWhere stories live. Discover now