Chapter 5 : Ian

110 18 30
                                    

Ratusan Siswa-siswi sedang menikmati teriknya sinar matahari. Sambil mendengarkan ceramah dari Pak Sangkut yang sedang berdiri di atas podium. Konon, Pak Sangkut tak akan pernah berhenti berceramah sebelum 100 siswa pingsan di hadapannya, itu pun kalau dia menghitung dengan benar.

Upacara penutupan MOS terburuk yang pernah ada. Yang benar saja, sudah 3 jam berlalu. Pak Sangkut belum juga menghentikan ceramahnya. Para Siswa yang sedang terjemur tak pernah habisnya mengecek arloji yang melingkar di tangan mereka semenit sekali. Termasuk Andre, yang selalu melirik jam tangan Greyson berkali-kali. Itu karena dia tidak memiliki jam tangan. Sama kayak Author.😩😩

"Grey, udah berapa jam kita kejemur?" tanya Andre dengan 1 liter keringat yang sudah bercucuran.

Greyson melirik jam tangannya. "Tiga jam."

Andre menghela napas. "Selain quotes 'siswa tewas keselak tugas' nanti bakal ada quotes tambahan 'siswa tewas kejemur amanat pembina.'"

"Sejak kapan lo jadi kreatif kayak gini Ndre?" tanya Mac heran.

"Kalo gue lagi marah," jawab Andre dengan dahi yang berlipat-lipat.

"Bay the way, makin lama Pak Sangkut ngomong, makin rame juga lapangan upacara toh yo..  " Ian memperhatikan setiap sudut lapangan.

"Ya iyalah, rata-rata yang di omongin oleh mereka itu 'keluhan dan doa-doa keburukan untuk Pak Sangkut,'" ujar Mac ogah-ogahan.

"Mau di sangkutin kalek tu Bapak-bapak, " timpal Andre kesal.

Ian tertawa. "Bisa aja lo Ndrek."

"Biasa, Andre. Kalo lagi PMS emosinya nggak ketolong," ledek Connor diiringi dengan kekehan.

Andre geram dan memukul punggung Connor pelan. "Lo kira gue cewek," cetus Andre.
"Bisa enggak, dalam sehari aja gue enggak mukul lo?" kata Andre geram.

Greyson hanya melongo. PMS? bukannya PNS ya? Yang artinya Pegawai Negeri Sipil. Ya ampun, Greyson sama sekali tak mengerti.

"Kalian kok ngomong gitu? lagian Pak Sangkut niatnya baik," Greyson menengahi.

Andre, Mac, Ian, dan Connor saling pandang. Heran dengan pernyataan yang di lontarkan oleh Greyson barusan.

"Masalahnya, emang ada Siswa yang mau dengerin ocehan Pak Sangkut?" balas Andre.

"Ada," balas Greyson, dan semua menatapnya dramatis.

"Sopo?" tanya Ian menaiki sebelah lalisnya.

"Aku." Greyson menunjuk dirinya sendiri.

Andre mengehela napas, "Sudalah, lagi males debat."

Greyson terkekeh, "Maaf."

"Kok pada sepi? Yang lain kemana?" Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tu di UKS," Mac menunjuk dengan bibirnya.

Connor mengeleng-gelengkan kepalanya, "UKS udah kek pengungsian korban Palu dan Donggala."

"Oh ya, kemaren kalian nyumbang berapa untuk korban Palu dan Donggala?" tanya Mac.

"Seribu berdua ama Ian, itu pun pake duit dia," Andre berucap tanpa beban, seolah bersedekah 500 perak bukanlah hal yang memalukan.

The MAGIC of Friendship [COMPLETED]Where stories live. Discover now