Chapter 16 : Bumi di serang

52 10 7
                                    

"Ternyata kalian Anak-anak, aku merindukan kelima Fuerza yang kalian miliki." Dewi Oscuro berjalan mendekati mereka. "Sensino, pergilah. Dan hancurkan planet Bumi."

Sensino mengangguk. "Laksanakan, Dewi Oscuro." Sensino menciptakan sebuah portal lalu masuk kedalamnya.

"Mac, apakah kau bisa mengunakan kekuatan Fuerza pikiramu secara menyeluruh?" tanya Greyson sebagai bentuk strategi.

"Itu akan menguras banyak tenaga. Tapi akanku usahakan," ucap Mac yakin dan langsung melaksanakan perintah Greyson.

"Andre, cepat kau serang Dewi Oscuro," perintah Greyson.

Andre mengangguk dan langsung berlari berhadapan dengan Dewi Oscuro dari jarak dekat. Beruntung Andre ahli dalam hal bela diri. Dan sudah beberapa kali memenangkan mendali emas.

"Pasukan kegelapan, serang!!" teriak Dewi Oscuro kepada pasukannya. Dan tidak lama dari itu, pasukannya datang meyerbu.

"Ian, halangi pasukan itu dan buat dinding perlindungan untuk kita. Sekaligus, support Andre dari belakang," perintah Greyson.

"Oke... Grey," Ian menghalangi pasukan Dewi Oscuro dengan menciptakan golem tanah, dan tembok tanah yang super tebal untuk melindungi mereka dari serangan pasukan Dewi Oscuro.

Di tengah pertarungan, Andre mengalami kekalahan telak. Gerakan Dewi Luz sangatlah cepat dan lincah.

Melihat Andre mengalami kekalahan Greyson pun segera mengambil tindakan. "Connor, bisakah kau memperlambat gerakan Dewi Luz dan pasukannya?"

"Ai ai kapten." Connor memperlambat gerakan Dewi Oscuro dan pasukkannya. Namun, kemampuan Connor hanya berpengaruh separuh bagi Dewi Oscuro. Dan itu membuat Andre tetap saja kewalahan walau pun pertarungan saat ini masih berimbang.

"Greyson!!" Panggil Dewi Luz.

"Iya Dewi Luz?" tanya Greyson.

***

Karena kematian Ciencia. Sekarang Bumi berada dalam keadaan kacau balau. Manusia bertindak bagaikan hewan yang tidak memiliki akal. Manusia-manusia kehilangan akal saat berkendara, dan itu otomatis membuat kecelakaan terjadi di mana-mana.

Dan di susul oleh Sensino dan pasukan kegelapan Dewi Oscuro ke Bumi. Mereka menyerap darah milik manusia sebagai sumber kekuatan bagi Dewi Oscuro. Rencana Dewi Oscuro berjalan dengan sempurna, dengan begitu Sensino tidak perlu mengorabankan nyawanya untuk membunuh manusia. Karena para manusia sudah mati duluan karena ulah manusia itu sendiri toh.

"Ampun tuan Sensino," prajurit itu menundukkan kepalanya.

"Ada apa?" tanya Sensino galak.

"Aku menemukan titik kordinat Dewi Luz," ucapnya masih dalam keadaan menunduk.

"Serahkan titik kordinatnya padaku." Sensino mengacungkan tangannya.

"Ini tuan." Prajurit itu menyerahkan alat pendeteksi kordinatnya.

Sensino tersenyum licik. "Kerja bagus." Sensino mengambil pedangnya dan menusuk perut prajuritnya.

"Kanapa tuan?" ucapnya lemah lalu terjatuh, dan mati.

"Maaf kan aku, aku tidak tahan kalau tidak membunuh." Sensino mengangkat kembali pedangnya dari perut prajuritnya. Dan menjilati bekas darah yang ada di pedangnya.

***

Dewi Luz membuat dinding pelindung pada dirinya dan Yolanda agar tidak terkena efek dari kekuatan jahat Dewi Oscuro.

"Dewi Luz," panggil Yolanda.

Dewi Luz yang sedari tadi memandangi jendela menoleh ke arah Yolanda. "Ada apa Yolanda?"

"Kenapa listrik mati, dan kenapa banyak suara teriakan dari luar sana?"

"Itu karena Peri Ciencia telah terbunuh dan mengakibatkan seluruh manusia di bumi kehilangan akal."

"Tapi, kenapa aku tidak?"

"Itu karena kau dalam perlindunganku Yolanda."

"Oh..., terima kasih banyak."

Buar...

Dinding kamar rumah Greyson hancur dan menampakan wajah Sensino dan pasukannya yang terbilang cukup banyak.

"Yolanda, kau tetaplah dalam lingkaran ini," pesan Dewi Luz.

"Tapi, bagimana denganmu Dewi Luz?" tanya Yolanda khawatir.

"Percayalah denganku. Aku pasti bisa mengalahkan mereka," ucap Dewi Luz menenangkan.

Yolanda mengangguk. Dan kemudian Dewi Luz keluar dari lingkaran pelindung menemui Sensino.

"Mau apa kalian?" Dewi Luz memasang mimik wajah serius.

"Hanya menginginkan darah gadis yang berada di belakangmu." Sensino tersenyum sinis.

"Kalau begitu. Kau harus mengalahkanku terlebih dahulu," tantang Dewi Luz.

Sensino terkekeh. "Itu sangat mudah, lagi pula kau tidak memiliki kelima Fuerza di tanganmu."

"Jangan meremehkanku." Dewi Luz setengah tersenyum.

"Sepertinya kau yang selalu meremehkanku Dewi Luz."

"Satu lawan satu juta ya? Oke tidak masalah," kata Dewi Luz.

"Kurang ngajar. Pasukan, serang!!" Perintah Sensino kepada pasukannya.

Semua prajurit kegelapan berlari secara bergerombol mendekati Dewi Luz. Dewi Luz menghela napas panjang dan membentuk sebuah angin topan dengan sihirnya dan berhasil menyeret pasukan kegelapan pergi menjauh. Namun, usaha Dewi Luz belum membuahkan hasil, dikarenakan jumlah pasukan kegelapan yang teralu banyak. Tidak ada waktu banyak untuk membaca mantra sekali lagi guna menciptakan sebuah sihir. Karena pasukan kegelapan yang sudah menyerang dari jarak dekat.

Dewi Luz kewalahan dan melompat menjauh dari gerombolan pasukan kegelapan. Dan menyerang pasukan kegelapan itu dengan anak panah anak panah yang di hasilkan oleh busur miliknya.

"Ada apa ini? pasukan kegelapan ini tidak ada habis-habisnya," ucap Dewi Luz bingung.

"Kau kenapa Dewi Luz? Apakah kau memikirkan 'Kenapa pasukanku tidak ada habisnya?'" Sensino mencoba menebak.

"Aku harus mengakui. Dan Kurasa kau benar." Dewi Luz mengangkat bahunya.

"Walaupun kau bertarung selama satu tahun sekalipun. Pasukan kegelapan tidak akan pernah ada habisnya."

"Berarti kau memberiku satu pilihan," ujar Dewi Luz.

"Apa maksudmu?" tanya Sesino tak mengerti.

"Aku harus membunuh pasukanmu sekaligus, dan juga termasuk dirimu."

"Apa maksudmu?" Sensino semakin bingung.

"Bersiaplah, aku akan mengeluarkan kekuatan sejatiku. Walupun itu akan membuang energi yang cukup banyak. Tapi bisa membunuh semua makluk hidup di Bumi ini," ucap Dewi Luz tanpa menghiraukan tingkah laku Sensino yang sudah ketakutan.

"Dewi Oscuro, lindungi aku!!" teriak Sensino.



The MAGIC of Friendship [COMPLETED]Where stories live. Discover now