Chapter 9 : Mac

69 15 24
                                    

Mereka dengan cepat berlari kembali ke rumah Greyson. Ketika mereka sampai di lantai dua, lebih tepatnya kamar Greyson. Mereka di buat kaget ketika melihat Greyson di pukuli oleh Hendrik. Sedangkan Yolanda ia hanya duduk memeluk kakinya sambil menangis ketakutan.

Mata Andre berubah merah ketika melihat Greyson tidak diperlakukan secara manusiawi, dan alangkah kagetnya dia ketika mengetahui pria yang di sebut-sebut Ayah oleh Greyson rupanya orang yang pernah menolongnya hari itu.

"Om Hendrik!" panggil Andre marah.

Hendrik menoleh. "Oh, ternyata kau. Bocah Narkoba."

"Apa yang kau lakukan pada temanku?" tanya Andre dengan nada yang di tinggikan.

"Apa? Temanmu? Bukankah aku sudah melarangmu berteman dengan Anak itu Greyson." Hendrik menoleh kearah Greyson.

"Ndre, hajar aja tu Om-om." Connor memberi saran sambil berbisik-bisik.

"Gue enggak bisa Nor, karena dulu aku pernah janji akan mengikuti semua perintahnya," ucap Andre sambil berbisik pula.

"Hei anjing...!" celetuk Mac.

"Dasar anak yang enggak punya sopan santun," balas Hendrik marah.

"Oh.. ya? Soalnya gue enggak bisa bedain mana anjing mana muka lo."

"Cukup!" bentak Hendrik.

"Kalau gue mau lanjut lo mau apa, dasar ANJING." Mac menekankan ucapannya pada kata 'Anjing'.

"Orang kayak lo enggak sepantasnya jadi manusia. Mana ada Ayah yang tega mukulin anaknya sekeji itu," sambung Mac.

"Kamu belum tahu saya siapa?" Hendrik berujar sombong.

Mac tidak menghiraukan. "Bay the way, emang elo belum tahu apa? Kalau Greyson itu anak yang sangat membutuhkan perhatian khusus?" ucap Mac. "Waktu kami baru datang ke rumah elo, kami lihat Greyson itu sedang tebaring lemah di atas kasur, dan teganya lo ngelukai anak lo yang masih sakit."

"Apa hubungannya dengan kamu?" respon Hendrik.

"Greyson sahabat kami, dan kami saling menyayangi. Sedangkan kau? Apakah kau menyanyangi Greyson? Setahuku Greyson tidak pernah betah di rumahnya dan lebih nyaman di sekolah," balas Mac.

"Wajar saja, Greyson sendiri sangat suka belajar. Karena itu dia merasa betah di sekolah"

"Dasar enggak punya hati." Mac menunjuk kearah Hendrik dengan tatapan horror.

"Jangan asal bicara kamu." Hendrik membela diri.

"Gue enggak asal bicara, gue selalu berkata jujur."

"Ya.., karena kejujuran kamu, ayahmu masuk penjara sampai sekarang." Hendrik menjedakan ucapannya. "Apakah aku harus melanjutkannya?"

"Lanjutkan saja, aku senang mendengar kejujuran.

Mac mengayunkan tangganya, menyuruh Connor untuk mendekat. Setelah Connor sampai, Mac terlihat membisikkan sesuatu, dan Connor menanggapinya dengan anggukan.

Hendrik melanjutkan ceritanya, "Waktu itu sekitar dua tahun yang lalu. Ayahmu adalah koruktor terkaya di kalangan DPR, dan alangkah bodohnya dirimu. Kau melaporkan kejahatan ayahmu sendiri ke kantor polisi," jelas Hendrik.

"Terus?" bujuk Mac.

"Raymon temanku yang malang. Nasibnya hancur karena kejujuran anaknya sendiri," Hendrik tersenyum sinis.

"Dan nasibmu akan hancur juga karena kejujuranku. Aku akan melaporkanmu ke kantor polisi atas kasus penganiayaan Anak di bawah umur," ancam Mac.

"Silakan saja, kau tidak akan berani melakukan hal itu." Hendrik bersikap tenang.

The MAGIC of Friendship [COMPLETED]Where stories live. Discover now