Chapter 6 : Yolanda

88 16 6
                                    

Setelah membesihkan toilet, Greyson dan kawan-kawan bergegas kembali ke ruang kelasnya. Sesampainya di ruang kelas, dengan sigap Connor langsung membaringkan tubuhnya di lantai dengan tas Ian yang di jadikannya sebagai bantal.

Ian terlihat tidak terima. Dan langsung mengambil sikap, guna memarahi Connor.

"E..., tas lo kan ada, kenapa mesti pakai tas gue?" Ian menarik-menarik tasnya, dengan perasaan marah.

"Tas Connor kan udah jelek. Mangkanya dia pilih tas lo sebagai bantal, karena menurutnya lebih bagus," kata Mac cetus.

Mendengar sindiran sepedas Boncabe level 30 dari Mac. Berhasil membuat hati Connor tergunggah, dan Connor langsung mengembalikan tas milik Ian. "Iya gue tau kalo tas gue jelek. Kan wajar kalau pilih tas yang lebih bagus." Connor menyeringai manis. Walaupun aslinya pahit.

"Connor, pake tas aku aja," kata Greyson berusaha melerai.

"Maaf Grey, kamu terlalu baik buat aku," balas Connor, dan berhasil membuat Greyson tercengang karena tak mengerti.

"Maksudnya?" Greyson bingung.

"Maksudnya. Connor pernah nembak cewek, tapi di tolak. Cewek itu bilang 'maaf kamu terlalu baik buat aku' dengan maksud menolak," jelas Mac.

Greyson semakin bingung. Ya iyalah cewek itu nolak, jelas-jelas Connor mau nembak dia, kan bisa mati kalau di tembak. Terus kata cewek itu 'kamu terlalu baik buat aku' apaan sih? Greyson semakin bingung.

"Maaf enggak ngerti." Greyson terkekeh.

Semua tepuk jidat. Astaga Grey, lo manusia bukan sih?

Jauh di sudut ruangan, ada sesorang yang selalu mengintai mereka. Lebih tepatnya memandangi Greyson.

"Ra, liat tu idaman gue." Yolanda menepuk pundak Laura pelan, sambil memandangi Greyson.

"Yang mana?" tanya Laura memastikan. "Si Macho Andre?" tebak Laura.

"Bukan. Coba lo tebak lagi."

"Si ganteng Mac?" tebak Laura lagi.

"Bukan..."

"Atau si tajir Ian," ucap Laura semangat.

"Bukan..., lo bisa baca isyarat tubuh nggak?" keluh Yolanda kesal.

"Maksudnya?" Laura kembali bertanya.

"Liat mata gue." Yolanda megerjapkan matanya.

Laura mengangguk. "Oh..., oke oke."

"Gitu dong."

"Ini jawaban terakhir, dan gue yakin pasti bener." Laura berdehem. "Connor..., cowok paling humoris yang pernah ada," jawab Laura yakin.

"Bukan..." Yolanda memayunkan bibirnya kesal.

"Ya ampun gue nyerah. Atau jangan-jangan?" duga Laura gantung.

"Iya, terus." Yolanda memberi semangat.

"Kayaknya enggak mungkin banget kalau Greyson." Laura mengelengkan kepalanya tak merestui.

"Ya... lo tepat sekali. Gue suka sama Greyson."  Yolanda tersenyum bahagia.

"Astaga, selera lo? Si culun kurus kerempeng itu?" Laura mengusap halus dadanya tak menyangka.

"Greyson itu orangnya kalem-kalem baik hati, walupun kurus kerempeng kayak papan sekeping." Yolanda tersenyum lebar sambil menghayalkan Greyson.

"Yolanda, Yolan..." Yolanda tersentak kaget. "Lo kok ngelamun?" tanya Laura menatap curiga.

The MAGIC of Friendship [COMPLETED]Where stories live. Discover now