07 🍃 Thug life

6.2K 426 147
                                    

Setia itu ketika banyak yang menginginkan hatimu.
Namun kamu memilih bertahan dengan satu hati yg sudah kamu miliki.
Devanno eldrick.

Rumah leia...
16.03 pm.

          Setelah pulang sekolah Leia kaget ketika mendapati Khadijah sudah berada di rumah. Padahal gadis itu berniat pulang sebentar untuk bergegas pergi ke rumah sakit. "Assalamualaikum cantik!" Sapa Khadijah.

"Wa'alaikum salam, loh Uti udah pulang?" Tanya Leia dan di jawab oleh senyuman dari Khadijah.

"Sudah nak,"

"Uti kenapa gak bilang sama Leia?" Tanya Leia khawatir.

Khadijah pun tersenyum. "Maaf ya nak Uti tidak bilang sama kamu. Tadi Uti pulang di anterin sama perawat ganteng itu."

Leia pun terdiam sejenak lalu mengerti siapa yang di maksud uti nya. "Anfa maksud Uti?" Tanya Leia

"Loh, kamu kenal Anfa?"

"Kenal dong Uti, eh terus sekarang dia dimana Uti?" Tanya Leia dengan semangat berharap Anfa masih berada disini.

"Dia udah pulang barusan nak!" Jawab khadijah namun Leia justru melamun tak menanggapinya. "Leia, kenapa kamu melamun?"

"Em, menurut Uti Anfa itu orangnya gimana sih?" Ucap Leia sambil memandang Uti-nya, sedangkan Khadijahijah hanya mengangkat satu alisnya keatas lalu mengerti akan maksud cucunya.

"Dia laki-laki yang baik, sholeh, Maa syaa Allah pastinya dia idaman setiap wanita." Jelasnya.

Mendengar jawaban Uti-nya Leia pun merasa malu, pasalnya apa yang diucapkan Uti-nya justru berbanding balik dengan sikapnya. "Uti apa benar kalo orang baik pasti jodohnya orang baik juga dan sebaliknya?"

"Leia, jodoh itu adalah cerminan diri sendiri. Jika kita baik pasti cerminan dari diri kita adalah orang yang baik pula!" Jawab khadijah semakin membuat Leia minder.

"Oh, uti mau makan? Leia buatin bubur ya!" Ucapnya untuk mengalihkan pembicaraan.

"Gak usah, Uti mau sholat ashar dulu nak." Pamit Khadijah.


Setelah itu Leia pun masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri lalu menghabiskan waktu di balkon kamarnya. Hingga tak terasa malam pun datang, di temani gemerlapnya bintang dan udara malam gadis itu bertanya pada dirinya sendiri, pantaskah dia mengharapkan seorang lelaki yang begitu baik seperti Anfa?

"Anfa, Lo laki-laki yang baik. Pastinya cerminan diri lo adalah wanita yang baik pula, dan gue? Gue sama sekali gak pantes disebut sebagai wanita baik. Jadi gue gak pentes juga kalo ngarepin Lo!" Gumamnya.

***
R

umah Richo.
06.00 am.

Pagi itu setelah sholat subuh Richo langsung pergi ke sekolah karena ada misi yang harus di selesaikan.

"Abi-Umi, bang Anfa. Richo pamit dulu ya!" Pamitnya.

"Gak sarapan dulu nak?" Tanya Fatimah.

Richo pun menggelengkan kepala. "Gak usah Mi, Richo buru-buru!" Jawabnya sambil mencium tangan Fatimah.

"Biasa Mi, Richo mah orang sibuk". Sindir  Anfa membuat Richo tertawa.

"Isshh apa sih bang!" Ucap Richo membuat Anfa tertawa.

"Yaudah bang ati-ati di jalan ya." Ucap Reza.

"Iya abi, Richo berangkat dulu! Assalamu'alaikum." Ucap Richo lalu menuju ke bagasi yang berada di samping rumah nya, dan melajukan mobil Ferrari merah kesayangannya.

My Beloved Enemy [Segera Terbit]Where stories live. Discover now