34🍃 babby boy or girl?

10.5K 389 21
                                    


Ost | Calum scott - You are the reason|

Richo pov.

Lima tahun berlalu....

Menit demi menit, hari demi hari dan tahun demi tahun telah berlalu. Satu persatu janji ku untuk Leia telah berhasil aku wujudkan, mendukungnya hingga lulus kuliah satu tahun lebih cepat, menemaninya merintis karier sebagai seorang designer yang kini telah mempunyai butik sendiri hingga honeymoon kita yang baru terlaksana pada hari jadi pernikahan kami yang ke lima.

Tentu dalam melewati hal itu tidaklah mudah, apa lagi menghadapi wanita super crewet dan menyebalkan seperti Leia. Namun dari sikap dan sifat Leia itulah aku bisa belajar dewasa. Hingga kini aku telah di percaya sebagai direktur utama di perusahaan menggantikan Abi.

Kata orang semakin sukses seorang laki-laki maka akan semakin besar godaannya, dan itu benar. Sudah beberapa kali aku mengganti karyawan di kantor karna mereka semua berlaku tidak sepantasnya seorang pekerja, bahkan bisa di katakan kantorku banyak di dominasi oleh pekerja laki-laki. Selain risih ketika berinteraksi dengan beberapa wanita penggoda, aku pun juga sebisa mungkin ingin menjaga hati istriku.

Mau bagaimanapun juga keberhasilan ku ini tak luput dari doa-doa yang tulus dari istriku.

Malam ini aku dan Danish bekerja hingga larut malam, karna kebetulan besok adalah weekend jadi aku harus menyelesaikan pekerjaan ini agar hari liburku tak terganggu.

"Lo udah telfon Leia?" Tanya Danish.

"Udah, lagi pula tadi Umi nginep di rumah jadi Leia ada yang jagain."

"Sekarang dia udah gak ngidam lagi gitu?"

Mendengar kata ngidam membuatku teringat masa-masa dimana kandungan Leia berusia sekitar 3-5 bulan. Menurutku bulan-bulan itu adalah waktu dimana hidupku penuh dengan keriweuhan. Mulai dari Leia yang begitu manja padaku dan tak mau lepas dari ku sampai pernah suatu hari Leia mengisi semalaman dan tidak mau makan beberapa hari sampai masuk rumah sakit karna aku tinggal bekerja di luar kota, sampai akhirnya aku harus mengajaknya kemanapun aku pergi.

Walau begitu sifat galak Leia tak pernah hilang sedikitpun, alhasil setiap hari aku harus banyak-banyak beristighfar kalau sudah ngomong sama dia. Karna jika aku sudah salah berucap satu kata saja, maka Leia akan terus-menerus ngomel.

Aku pun terkekeh geli mengingatnya, "Mau ngomel-ngomel kaya gimana, orang sekarang mau gerak atau jalan kemana aja dia kesusahan!"

"Iya, gue sampai miris lihat badan Leia yang jadi gendut. Apa lagi kalau jalan, udah kaya pinguin aja." Tawa Danish membuat ku menatapnya dengan tajam.

"Enak aja lo ngatain bini gue kaya pinguin!"

"Ya maaf, udah lah mendingan lo pulang duluan biar gue yang nyelesain lagian udah hampir selesai juga. Kasian ntar Leia gak bisa tidur kalo gak ada lo!" Ucap Danish.

Benar juga, tadi pas aku menghubunginya dia bilang mau istirahat. Tapi istirahat nya Leia kan cuma rebahan, tapi fikirannya berkelana kemana-mana. Maklum Leia itu tipe orang dengan kehaluan tinggi, jadi sebelum tidur dia harus berimajinasi terlebih dahulu hingga menjadi skenario.

Aku pun mengambil jas dan menyambar kunci mobilku. "yaudah kalo gitu gue duluan!"

Dan benar saja ketika sampai rumah, lampu-lampu dan ruangan sudah gelap dan sepi. Namun di dalam kamar masih terdengar suara orang ngaji, aku pun berjalan menuju kamar dengan tersenyum ketika melihat wanitaku membacakan ayat-ayat Al-Qur'an untuk anak kita.

Tak ingin mengejutkannya, sebelum masuk kamar aku pun mengetuk pintunya terlebih dahulu hingga membuat Leia tersadar dan menoleh padaku. "Udah pulang mas?"

Melihatnya kesusahan untuk turun ranjang menyambutku membuatku berlari dan menghentikannya agar tetap di atas ranjang.

Cup

Aku pun mengecup puncak kepalanya. "Kok belum tidur sayang?"

"Aku gak bisa tidur, babby nya dari tadi nendang-nendang terus!" Ucapnya sambil mengelus perut buncitnya.

Melihat perlakuan lembut Leia pada anak kami, aku pun ikut mengelus perutnya dengan penuh sayang dan mengajak anak ku berbicara berharap di dalam sana dia mendengar ucapan papah nya.

"Anak papah, sehat-sehat di perut mamah ya nak. Bentar lagi kita ketemu, nanti kalau kamu udah lahir dan tumbuh besar papah janji akan ngajak kamu buat keliling dunia!"

My Beloved Enemy [Segera Terbit]Where stories live. Discover now