Tidur Sama Malvin?

1.4K 134 13
                                    

Setelah Malvin selesai telepon, aku duduk di sebelahnya. Aku sengaja menunggu ia selesai telepon karena aku tidak ingin menganggunya.
"Siapa, Mal?" tanyaku saat ia menutup teleponnya.

"Emm, bokap gue, No."

Bohong. Batinku. Ia tidak pernah seakrab itu dengan papanya. Tapi aku hanya mengiyakannya saja. Ada yang mencurigakan sepertinya dari gelagat Malvin.

"Gue mandi dulu ya, No, kalo gitu." ia beranjak dan berlalu dari hadapanku.

Aku masih penasaran dengan siapa Malvin telepon. Lalu aku pun memeriksa ponselnya yang diletakkan di meja depanku.

 Lalu aku pun memeriksa ponselnya yang diletakkan di meja depanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Panggilan keluar kepada Ricky.

Wai wait, Ricky?

Sejak kapan Malvin berkomunikasi dengan Ricky?

Pikiranku menjalar.

Mungkin saja saat liburan semester dua kemarin itu, mereka cukup dekat dan menjadi akrab. Ricky juga orang yang cukup ramah. Ia baik.

Mungkin sejak itu mereka mulai komunikasi. Itu hal yang wajar, kan?
Kalau teman sesekali menelepon, dan membicarakan sesuatu yang membuatmu tertawa, biasa aja kan itu?

Oke oke, tak ada yang aneh sepertinya.

Ya, itu hal yang wajar.

Tapi aku kira yang ditelepon Malvin itu cewek baru atau gebetannya. Kurasa aku akan aman. Namun, sepertinya belum sama sekali. Aku masih bersama pria atletis berhati kapas yang sedang patah hati ini. Dan ia sedang bimbang dengan jati dirinya.

Beberapa menit berlalu, dan Malvin sudah selesai mandi.

"Udah selesai, Mal?"

"Udah nih. Enaknya ngapain ya? Lo mau makan nggak? Mau gue masakin?" tawarnya.

"Sejak kapan kamu bisa masak? Aku tak mau mengambil risiko untuk sakit perut."

"Rino, jadi lo belum tahu kehebatan gue dalam MENYAJIKAN makanan nih?" ia menekankan kata menyajikan itu.

"Ohoo, baiklah kita coba lihat kemampuanmu itu." aku dan Malvin kemudian beranjak ke dapur.

Dapur ruangan Malvin cukup luas. Ah tidak, sangat luas. Di sana ada ruang khusus peliharaan juga. Ya, keluarga Malvin suka memelihara kucing. Lihatlah, Malvin dan ayahnya, keduanya pria, memelihara kucing? Masuk akal?
Terlebih lagi, di sana ada ruangan boneka. Lihat, ada boneka pikacu yang besar sekali. Sounds logic. Mereka membeli semua boneka itu?

"Mal, aku mau main sama boneka pikacu besarmu itu ya?"

"Apa pun dah. Penting jangan sampek kucing-kucing bokap gue di sebelahnya mati ya. Tar bokap gue pasti marah-marah." ucapnya sambil masuk ke dapur untuk siap-siap memasak.

"Yaelah, nggak mungkin mati kali, kan aku cuma main sama boneka, nggak main sama kucingnya."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kevin and Rino [END]Where stories live. Discover now