Perang?

1.3K 127 13
                                    

Setelah mamaku memberi tahu kalau Malvin menunggu di kamarku, aku dan Kevin langsung menemuinya. Dan benar, ia ada di sana.

Aku melihat ada perubahan di ekspresi mereka. Terutama Kevin. Wajahnya menjadi sangat mengerikan.

Mati. Batinku.

"Ngapain lo di sini?" tanya Kevin tidak bersahabat. Bahasa 'lo-gue'-nya keluar lagi. Ah tidak, kurasa ia bicara 'aku-kamu' hanya padaku saja.

"Ya suka-suka gue dong mau di mana. Lagian gue ada perlu sama Rino." jawab Malvin.

"Ada apa, Mal, malam-malam gini ke rumahku?" tanyaku kemudian.

"Gue pengen ngomong sama lo." Malvin menarikku keluar kamar meninggalkan Kevin. Bisa kulihat, Kevin sangat geram.

Malvin menarikku ke taman depan rumah. Entah apa yang dilakukannya, aku bingung. Kenapa dengan anak ini?

"Ada apa, Mal?" tanyaku lagi.

"Jadi gini, No..." ia mulai berbicara panjang lebar.

***

Aku berpikir keras tentang apa yang dikatakan Malvin barusan. Saat aku masuk kamar, Kevin menatapku dengan tatapan mengerikannya.

"Ada urusan apa dengan anak itu?"

"Emm..." aku tak bisa mengatakannya pada Kevin.

"Jadi mulai main rahasia-rahasiaan nih sama aku?"

"Bukan gitu, Vin. Dia cuman curhat masalah pacarnya."

"Beneran?"

Aku bohong. Sebenarnya ada sesuatu yang aku dan Malvin bicarakan tadi.

Aku hanya menjawabnya dengan anggukan pelan.

"Baiklah kalau gitu. Aku nginep sini aja ya, No."

"Eh?"

"Aku nggak bakal aneh-aneh. Lagian aku lagi nggak mood setelah liat wajah bocah tengik itu."

Aku hanya menggeleng pelan.

Aku hanya menggeleng pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aku dan Kevin sudah berada di tempat tidur. Aku sangat nyaman sekali bersamanya.

"No, inget nggak, pas kecil dulu kita sering main bareng, kan?"

"Eum, benar. Kamu anak yang nakal dulu itu."

"Mana ada? Kamu itu yang cengeng."

"Abis kamu ngerampas mainanku."

"Nggak ngerampas, No, aku kan cuman pinjam." Kevin terkekeh.

"Untung ada kak Reinthard yang selalu nolongin aku, dan tentunya ngasih pelajaran ke kamu. Haha." aku mengingat dengan jelas kenangan itu.
"Kak Rein apa kabar ya?"

Kevin and Rino [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang