Tolong! (1)

1.3K 122 9
                                    

#AUTHOR POV#
.
.
.

Sudah sejam sejak kejadian itu tapi Rino belum kembali. Mamanya Rino sangat khawatir dengan keselamatan putera satu-satunya itu. Ia terus heboh di pos security pasar dan membuat orang-orang di sana gaduh.

"Pak, gimana ini? Udah sejam sejak kecopetan, dan anak saya belum kembali!" mamanya Rino menjerit tak karuan.

"Sabar ibu, polisi juga sedang mencarinya."

"Gimana kalo anak saya diapa-apain? Dia itu anak baik-baik. Kenapa semua ini harus terjadi pada saya dan anak saya?" mamanya Rino benar-benar mendramatisir hal ini. Wajar saja, hal semacam ini tidak pernah terjadi padanya. Ini benar-benar hal yang mengerikan.
"Bapak sebenarnya ngapain sih di sini? Harusnya bapak-bapak sekalian itu keliling pasar, patroli, bukannya malah duduk-duduk nonton tv di pos security seperti ini. Kerja yang bener dong!" mamanya Rino malah menyalahkan pak satpam yang ada di sana.

"Ibu, bukannya ibu sendiri juga salah? Ibu memakai pakaian mencolok seperti ini untuk pergi ke pasar?"

"Loh, kok malah menyalahkan saya? Saya ini korban!" mamanya Rino makin tidak tahan dan menjerit gusar.

Begitulah seterusnya, cekcok antara pak satpam dan mamanya Rino tak ada henti-hentinya hingga banyak orang yang belanja di pasar berkerumun dan menggosip yang tidak-tidak.

"Pak, gimana? Apa belum ada kabar dari polisi? Ini udah lama loh, pak!" ucap mamanya Rino lagi.

"Ibu, yang sabar ya, polisi masih tetap mencarinya."

"Tolong ya pak, yang cepat, saya benar-benar takut Rino kenapa-napa. Dia itu polos, nggak bisa bela diri, imut, dia itu lemah dan rapuh." mamanya Rino mulai menangis. "Dia nggak pernah dikasarin sama orang lain. Gimana kalau dia nanti trauma dan menjadi gila? Ah, tidak-tidak. Uke mama yang malang. Kasihan dia." mama semakin terisak.

Seketika mamanya Rino kepikiran seseorang. Ia harus memberitahu Kevin. Benar. Dia pacarnya. Pasti dia akan datang dan membantu mencari Rino. Lalu mamanya Rino pun menghubunginya,
"Kevin..."

"Iya, Ma? Ada apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, Ma? Ada apa?"

Mamanya Rino mulai terisak, membuat Kevin khawatir.
"Rino hilang, Vin. Tolong bantuin mama."

"Kok bisa, Ma?" Kevin benar-benar terkejut. Jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya. Tapi ia harus bertahan untuk mencari dan menyelamatkan Rino.

"Ceritanya panjang. Kamu ke sini aja dulu."

"Mama di mana sekarang?"

"Di pos security pasar."

"Yaudah, Kevin ke sana sekarang."

Di perjalanan Kevin terus saja memanggil ponsel Rino, tapi tidak diangkat.

Setelah panggilan kelimabelas, ponsel Rino akhirnya menghubungi kembali Kevin berupa video call. Dengan cepat Kevin mengangkatnya dan terbelalak dengan apa yang dia lihat. Kevin pun meminggirkan mobilnya karena sudah sampai di pos security, dan mamanya Rino langsung masuk ke mobil Kevin. Mamanya Rino juga melihat panggilan video itu.

"Rino, kamu nggak papa?!" teriak Kevin setelah melihat panggilan video itu.

Di dalam video itu ada Rino yang telah diikat di sebuah kursi, dan mulutnya dilakban. Wajahnya sangat lebam dan darah mengucur tak henti di kepala. Video itu benar-benar mengerikan.

Rino tak menjawab dan hanya menangis.

"Kalo lo pengen nyelametin anak ini, bawa uang lima milyar! Dan jangan coba-coba lapor polisi!" panggilan itu kemudian dimatikan.

"Rino sayang..." mamanya Rino tak kuasa menahan tangis melihat anaknya yang disiksa seperti itu.

"Kita harus nyelamatin Rino, Ma. Nanti mama tunggu di mobil saja, biar Kevin yang masuk."

"Tapi uang itu gimana? Mama harus ngambil uang dari perusahaan ya..."

"Nggak usah, Ma, biar Kevin yang lawan mereka."

"Tapi, Vin..."

"Atau ini, biar Kevin ngasih cek aja ke mereka kalo tetap ngancem dan pengen uang."

Lalu Kevin pun menuju lokasi yang telah dikirim oleh preman itu.

Akhirnya mereka sampai pada sebuah rumah tua yang tak berpenghuni.

"Mama tunggu sini aja."

"Hati-hati, Vin..."

***

Kevin pun masuk ke rumah tua itu dan mendapati Rino yang terduduk lemas bersimbah darah sambil diikat tali dan mulutnya dilakban.

"Rino..." mata Kevin berkaca-kaca.

Rino sedikit tersadar dan berteriak sejadinya. Tapi teriakan itu tidak berhasil karena mulutnya dilakban.

Tiga preman itu datang.

"Mana uangnya?"

Kevin pun mundur selangkah.

"Jadi lo nggak bawa uang? Mau mampus juga kayak anak ini?"

"Ini, ini..." Kevin kemudian mengeluarkan ceknya dan menulis nominal uang yang diinginkan preman itu.

"Lo pikir kita bodoh? Kita minta tunai! Bukan cek!"

"Tapi kan sama aja!"

"Ah, bacot lo!" preman-preman itu mendekat dan mencoba untuk memukul Kevin dengan bongkahan kayu yang dipegang dari tadi.

Dan kemudian...

***

Kevin dipukul? Mati? Sad ending?
Rino jadi menderita? Atau mati juga?
Atau hidup, tapi mengalami trauma mendalam? Terluka?
Lukanya disembuhin Malvin?
Terus jadian sama Malvin?

TBC

Kevin and Rino [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang