Kevin and Rino [END]

Aku Tidak Akan Mengulanginya

Setelah sampai di rumahnya Kevin, aku langsung ditarik ke kamarnya. Kulihat mamanya Kevin tidak ada di rumah sepertinya.

Ia menarikku dan mendorongku ke atas kasur.

"Vin..."

"Nggak usah banyak bicara!" bentaknya. Aku hanya terdiam.

Ia menutup gorden dan mengunci pintu kamarnya. AC kamarnya masih menyala sehingga udara di kamarnya tidak pengap.

Kemudian Kevin mendekat ke arahku. Aku benar-benar takut apa yang akan dilakukan anak ini.

"Vin..." ucapku lagi saat ia mulai menyentuh pipiku.

Ia menggeleng. Masih dengan tatapan death-glear-nya.

"Kamu mau apa?" ucapku lagi.

"Aku mau cium kamu, boleh?"

Aku mengernyitkan dahiku. Sejak kapan anak ini minta izin dulu sebelum melakukan sesuatu seperti itu?

"Kalau enggak?" kataku menantang.

"Aku bakal ngelakuin hal yang lain." ia menunjukkan smirk-nya.

Aku terancam. Sesuatu hal lain seperti apa? Daripada kena risikonya, lebih baik aku menurutinya saja.

Aku melakukannya terlebih dahulu untuk memberinya kode. Sebuah ciuman singkat aku berikan padanya.

"Anak Nakal!" ia kembali menatapku tajam. "Siapa yang mengizinkanmu menciumku lebih dulu?" Kevin memasang wajah yang menakutkan.

Lalu ia langsung menarikku di pangkuannya. Ia duduk di pinggir kasur, sedangkan aku di atas pangkuannya. Ia menarik leherku hingga bibir kami bertemu.

Tak ada jeda sedikitpun. Napasku semakin memburu. Tapi Kevin tak mengampuniku. Ia terus saja bermain dengan menggigit kecil bibir bawahku. Aku mendesah dan terengah-engah.

"Aku mau napas dulu, Vin..." aku menarik bibirku dan menghela oksigen sebanyak-banyaknya sebelum Kevin melanjutkan aksinya.

"Udah?" katanya lagi sambil tetap memperlihatkan tatapan tajamnya. Aku sepertinya benar-benar akan mati kali ini.