Bagian Ketiga - Hamil

81.4K 3.6K 53
                                    

Bab 12

Runold Pov

Waktu berjalan dengan sangat cepat tanpa terasa aku sudah boleh keluar dari panti rehab, dokter yang merawatku memberitahu bahwa aku sudah sembuh dari ketergantungan akan obat – obatan, aku yang sangat antusias mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan pihak panti sehingga aku bisa terbebas dari barang haram itu.

“Makasih banyak atas bantuan Dokter dan Suster yang selama 4 bulan ini rutin memberikan pengobatan dan membantu saya bisa terbebas dari barang haram itu”

“Sama – sama Runold, ini bukan saja hasil kerja saya tapi juga kita, seandainya kamu tidak semangat  dan berniat dari dalam hati dijamin apapun usaha kita tidak akan berhasil”

“Iya Dok, saya harus keluar dari tempat ini karena ada yang menunggu saya buat sembuh”

“Iya Runold, ingat pesan saya jangan sampai kamu kembali kesini”

“Pasti Dok, saya gak akan menginjakkan kaki kesini lagi, dan saya mohon izin untuk pulang”

“Iya hati – hati memlih teman dan semoga berbahagia”

Aku menyalami Dokter dan meninggalkan ruang Dokter. Ah betapa tidak sabarnya aku untuk bertemu Sofie dan anak kami. Aku ingin memegang perutnya dan mendengar detak jantungnya.

“Wah happy banget nih aura mukanya” kata Suster Aira.

“Iya gue gak sabar buat keluar dan bertemu Sofie” kataku dan senyum tidak berhenti dari wajahnya. Ya, Aira sahabatku disini, dia mengetahui masalahku dan Sofie. Dia juga yang selalu menyemangati ketika aku mulai putus asa untuk sembuh.

“Jangan lupa kenalin gue dengan Sofie”

“Aman, nanti kapan – kapan gue ajak dia kesini buat kenalan sama lo”

“Oke gue tunggu, jangan lupa perkataan gue 2 hari yang lalu, kalo dia gak mau menerima lo lagi, gue mau”

Aku mengingat perkataannya 2 hari lalu, dia menyatakan kalo dia suka dan menginginkan kami mempunyai hubungan, tapi dengan halus aku tolak, karena cinta dan hati aku sudah sepenuhnya milik Sofie dan untungnya dia bukan tipe pemaksa kehendak.

Aku tertawa mendengar kata – katanya.

“Gue serius, gue nunggu lo sampai gue bosan, dan kalo gue dengar lo disia – siakan dia jangan salahkan kalo gue akan rebut lo dari dia” katanya dengan nada serius.

“Udah ah serius amat, udah gue bilang kita hanya sebatas teman”

“Ya sekarang, kedepannya kita gak bakalan tau jalan hidup masing – masing”

“udah deh Aira gue malas bahas ini, kalo lo masih bahas gue bakalan marah” aku merubah aura wajahku dan untungnya dia mengerti.

“Gue permisi dulu” aku menyalaminya.

“Mau gue antarin?, berhubungan shift siang gue udah selesai, sekalian jalan pulang” katanya menawariku.

“Mmmm boleh juga, tapi sebelum itu bisa singgah kesuatu tempat?” katanya bertanya.

“Amannn mau kesemua tempat jug ague antarin”

“Sip”

Aku harus membeli suatu barang untuk Baby kami dan juga untu Sofie.

Aku dan AIra singgah sebentar ke Mall untuk membeli hadiah buat anakku dan Sofie.

“Aira bisa lihat jari lo, kayanya sama deh ukurannya dengan jari Sofie” aku memegang tangannya dan melihat jarinya.

7. Sophia AddictedWhere stories live. Discover now