05

4.7K 621 20
                                    

Waktu menunjukkan pukul dua pagi saat Jimin keluar dari club tempat kerja part time-nya. Taemin sudah pulang lebih dulu karena menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat. Jadi kali ini, Jimin pulang sendiri.

Sepanjang jalan yang diterangi cahaya lampu redup, Jimin terus terbayang dengan mimpinya semalam.

Kenapa baru sekarang ibunya 'berkunjung' setelah banyak waktu ia habiskan dengan menahan perasaan rindu?

Jimin tidak mengerti. Yang ia tau ibunya menginginkannya mencari Taehyung. Ibunya mau mereka hidup berdua lagi, sampai ada saatnya mereka akan berpisah karena harus menjalani kehidupan masing-masing ketika mereka sama-sama dewasa, dan benar-benar berpisah karena kematian.

Sejujurnya, Jimin juga memikirkan ini sejak dulu. Dia ingin mencari Taehyung. Tapi yang membuat niatnya tidak segera berjalan adalah... Kemana dia harus mulai mencari?

Ke setiap kampus bergengsi di kota Seoul? Atau ke setiap rumah bertingkat yang ia lihat?

Atau bertanya pada kepala panti?

***

Pagi hari, ketika matahari baru muncul ke permukaan, Jimin sudah siap keluar dari rumah. Bukan untuk bekerja, melainkan untuk bertemu kepala panti, menanyakan tentang wanita yang mengadopsi Taehyung. Karena Jimin yakin, kepala panti tidak mungkin tidak mengetahui tentang hal itu.

Jimin sudah menunggu bus di halte, bergerak gelisah karena yang ditunggu tidak juga nampak. Padahal biasanya, Jimin akan dengan sabar menunggu bus pertama yang akan membawanya menuju tempat kerjanya di pagi hari, minimarket milik paman Kang. Tapi sekarang, Jimin ingin sekali bisa cepat bertemu kepala panti.

Jimin ingin segera bertemu Taehyung. Ingin mendengar apa yang sudah ia lewatkan selama ini dari Taehyung. Ingin tau apa yang berubah dari Taehyung, yang Jimin yakini, hanya perubahan baik yang akan terjadi pada adiknya.

Bus datang, tanpa menunggu lama Jimin segera menerobos masuk dan duduk di bangku paling belakang, seperti biasa. Tapi kali ini sedikit berbeda karena seseorang ikut duduk di sampingnya sesaat sebelum bus mulai berjalan.

"Hai, Kak"

Pemuda yang kemarin. Jimin masih mengingatnya. Senyum yang memperlihatkan gigi kelinci itu.

Jimin balas tersenyum sampai kedua matanya menyipit.

"Kita belum berkenalan kemarin. Aku Kim Jungkook." Pemuda itu mengulurkan tangannya. Jimin membalas.

"Aku Park Jimin"

Tak lama, setelah acara perkenalan itu, bus berhenti. Kali ini Jimin yang turun lebih dulu karena panti asuhan berada di seberang jalan.

Jimin sempat melihat Jungkook melambaikan tangannya sebelum bus berlalu.

Jimin segera memacu langkahnya memasuki gerbang panti, lalu bergerak cepat menyusuri koridor untuk mencari kepala panti, atau setidaknya penjaga, dengan sesekali membalas sapaan anak-anak yang sepertinya ia kenal namun lupa.

"Park Jimin?"

Langkahnya terhenti, Jimin menoleh. Kepala panti ada di sana, berdiri di ujung koridor menatapnya dengan kening berkerut.

"Kau Park Jimin, 'kan?"

Jimin lantas tersenyum begitu menatap sepasang iris sayu itu.

"Iya, Bi" Jimin berjalan mendekat, lalu membungkuk singkat pada Bibi Nam.

"Sedang apa?" tanya wanita paruh baya itu, sementara netra di balik kacamatanya mengamati setiap inci pemuda di hadapannya.

"Mencari Bibi"

✔ MOONCHILD | Park JiminWhere stories live. Discover now