18

4.4K 545 58
                                    

Sudah satu jam Taemin tidak bisa benar-benar fokus pada pekerjaannya. Sesekali ia akan selalu memeriksa apa yang sedang Jimin lakukan dalam diam. Dia hanya takut diam-diam Jimin berbuat hal gila mengingat keadaannya sekarang lebih menakutkan dimatanya.

Setiap kali ia bertanya, Jimin selalu menjawab dengan kalimat yang sama. Jimin selalu mengakui dirinya baik-baik saja, meski Taemin sendiri melihatnya seperti mayat hidup.

Senyum yang Jimin berikan tidak sehangat biasanya. Senyum yang seakan menggambarkan betapa hancurnya dia sekarang. Senyum penuh kepedihan yang berusaha keras ia tahan. Senyum licik untuk dirinya sendiri.

Sekali lagi, Taemin melirik Jimin yang tengah mengecek sesuatu di lemari kayu. Bekerja seperti biasa, namun lebih ekstra.

"Jimin-ah—"

"Lee Taemin, apa kau tidak bisa tidak selalu menanyakan hal yang sama setiap lima menit?" Jimin melirik sebentar. "Aku baik," imbuhnya seakan tau apa yang akan di katakan Taemin, membuat Taemin hanya bisa mendesah pasrah.

Dia lupa tentang bagaimana keras kepalanya Jimin.

"Baiklah. Sekarang aku melihatmu baik-baik saja. Aku harap seterusnya akan seperti itu," ujar Taemin acuh, membantu membuat suasana terlihat seperti biasa.

Setelah apa yang terjadi, Taemin baru mengetahui satu hal yang tidak pernah Jimin ceritakan sebelumnya. Pria yang bersama Jimin saat itu adalah ayah kandungnya Jimin. Dan alasan Jimin mengambil pekerjaan menjijikan itu adalah demi melunasi hutang-hutang ayahnya.

Jika saja bukan karena insiden kemarin malam, Taemin tidak tau sampai kapan Jimin akan menyembunyikannya.

Rasanya Jimin sangat sulit membagikan sesuatu, kecuali yang berhubungan dengan Taehyung.

"Hey, Park"

Jimin dan Taemin menoleh bersamaan. Lalu berikutnya Taemin melihat Jimin yang mendekat pada wanita berpakaian seksi itu sambil tersenyum dan mulai melepas celemeknya.

Taemin memperhatikan mereka yang sedang mengobrol, atau lebih tepatnya memperhatikan Jimin yang bersikap seperti tidak pernah terjadi apa-apa, sampai seorang pelanggan datang memecah lamunannya.

"Taemin-ah! Aku duluan, ya?"

Jimin melambaikan tangannya sebentar kemudian menggandeng wanita yang datang padanya. Taemin tidak menyahuti apapun. Hanya memandang Jimin yang semakin menjauh dengan penuh rasa khawatir... Dan juga takut.

Jimin sudah jauh dari pengawasannya dan dia tidak tau apa yang bisa Jimin lakukan setelah pekerjaannya selesai.

Jika saja dia bisa mengambil izin pulang lebih dulu, dia pasti akan menyusul Jimin sekarang. Tapi, bahkan pekerjaannya menjadi dua kali lipat karena Jimin.

Taemin hanya berharap Jimin menepati kata-katanya, bahwa dia akan dan selalu baik-baik saja.

Taemin baru akan berbalik saat seseorang mendatanginya dengan gusar. Awalnya ia sedikit menaruh curiga dengan tindakan sosok itu yang terburu-buru, tapi begitu mengenali siapa yang datang Taemin membelalak.

"Park Taehyung?"

Benar, Park Taehyung. Sekarang Taehyung tidak akan marah lagi ketika ada yang memanggilnya Park Taehyung. Karena itu adalah namanya.

"Jujur, aku lupa siapa kau. Tapi... Bisa aku bertemu Kak Jimin sekarang?"

Taemin mengernyit. Ada beberapa hal yang ingin ia pertanyakan di sini, tapi melihat Taehyung yang sedang terburu-buru ia memilih untuk langsung menjawab saja.

"Dia baru saja pergi"

"Kemana?"

"Ke—" Taemin mengatup bibirnya cepat. Mendadak ia memikirkan kemungkinan lain jika Taehyung tau hal ini.

Jika Jimin tau Taehyung akan ke sini, dia juga pasti akan melarang keras untuknya memberitahukan ini pada Taehyung.

Taemin tertawa gugup, menggaruk tengkuknya sambil mencari jawaban.

"Jimin, dia... Sedang bekerja di tempat lain"

Taehyung mengernyit. "Bukankah dia bekerja di sini sebagai bartender? Di mana lagi tempat kerjanya? Ada berapa pekerjaan yang dilakukan Kakakku?" tanya Taehyung beruntun dan terkesan menuntut jawaban segera.

Sebelum ini, Taehyung mendatangi minimarket tempat Jimin bekerja, lalu menanyakan keberadaannya pada salah satu pekerja di sana. Ha Seungwoon. Dia bilang Jimin sudah tidak bekerja di sana lagi, Jimin hanya bekerja di club sebagai bartender.

Tapi sekarang, temannya yang lain mengatakan Jimin bekerja di tempat lain dan Taehyung sama sekali tidak tau apa maksudnya.

"Di mana lagi ia bisa bekerja tengah malam begini?"

Taehyung bingung sendiri. Tapi untuk saat ini, dia hanya ingin memikirkan hal-hal baik saja, apalagi saat Taemin menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Jimin saat ini.

"Hotel. Kau bisa menemukannya di sana"

Setelah jawaban itu Taemin segera pergi untuk melayani pelanggannya yang lain. Dia tidak akan mengatakan lebih dari itu. Biar saja Taehyung mendatangi semua hotel di Korea Selatan. Taemin hanya berharap Taehyung tidak akan menemukan Jimin di sana. Atau Jimin akan membunuhnya saat itu juga karena sudah berani membuka mulut tanpa izin.

"Uh, baiklah," ujar Taehyung canggung. Merasa cukup tak enak karena telah mengganggu pekerjaan orang lain.

Langkahnya ia seret keluar dari sana. Mengabaikan tatapan wanita — seusia ibunya— menatapnya penuh nafsu. Demi apapun, itu menjijikkan.

Taehyung masih bisa menahan bau alkohol yang super menyengat menusuk hidungnya, tapi tidak dengan kumpulan jalang itu. Bahkan rasanya, dia akan mengutuk orang-orang bodoh yang mau mereka sewa untuk menemani mereka semalaman.

Dasar tidak punya harga diri!

***

Taehyung melirik arloji pada pergelangan kirinya. Menghitung berapa jam ia mencari Jimin dan berapa hotel yang sudah ia datangi, sama sekali tidak membuahkan hasil.

Hal hodoh dari yang ia lakukan adalah dia tidak tau apa yang Jimin lalukan di sana. Apakah dia bertugas membersihkan setiap kamar di hotel itu, atau membersihkan seluruh lantainya? Atau apa?

Desahan keras keluar dari celah bibirnya. Tubuhnya mulai lelah dan matanya juga terasa berat. Dia memiliki jam kuliah pagi ini dan tidak bisa absen untuk alasan apapun karena dosennya akan menggantung mahasiswanya yang berani tidak mengikuti mata kuliahnya.

Taehyung menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya perlahan. Setidaknya dia harus tetap menjalankan kehidupannya yang lain, karena bagaimana pun, dia masih lah Kim Taehyung yang memiliki segalanya dalam genggamannya.

To be continued...

I PURPLE U 💜

✔ MOONCHILD | Park JiminKde žijí příběhy. Začni objevovat