09

4.5K 585 20
                                    

"Kak Taehyung. Kakak lama sekali, sih!"

Jimin terpaku. Untuk sesaat, ia berharap tidak salah mengenali seseorang? Jimin berharap ini bukan halusinasinya lagi? Sungguh, yang baru saja masuk dan dipanggil Jungkook 'Kak Taehyung' itu benar-benar Taehyung adiknya yang dipisahkan darinya lima belas tahun lalu. Meski sedikit perubahan membuatnya terlihat berbeda, tapi Jimin tidak mungkin salah mengenali adiknya sendiri.

"Aku mampir ke toko kue sebentar," jawab Taehyung malas. Rambutnya ia sisir ke belakang kemudian tangannya dijejalkan ke dalam saku celana. Mengamati seisi minimarket yang seingatnya baru pertama kali ia datangi, itu pun jika bukan karena ibunya yang menyuruhnya menjemput Jungkook untuk diajak bertemu kolega bisnisnya.

"Beli kue untuk siapa, Kak? Untukku ya?" Jungkook menggoyangkan lengan Taehyung. Sudut bibirnya tertarik memamerkan deretan giginya.

"Enak saja. Aku membeli untuk diriku sendiri. Kalau mau, beli sendiri sana," ketus Taehyung membuat Jungkook memberenggut dan melepas pegangannya dengan kesal. Selain kaku dan tidak asik, Taehyung itu juga pelit padanya.

"Kau 'kan tau aku tidak suka berbagi kue cokelat. Lagipula bukannya kau tidak suka kue cokelat?"

'Tae mau cokelat, kak Chim! Tapi kak Chim jangan minta, ya?  Soalnya Taetae mau menghabiskannya sendiri. Hihihi'

Jimin yang memperhatikan interaksi dua pemuda itu masih bertahan membisu. Potongan-potongan kejadian di masa lalu mendadak berputar di kepalanya seperti roll film. Semua itu kembali muncul dengan lebih jelas. Memperkuat keyakinannya bahwa pemuda dengan rambut cokelat terang itu adalah adiknya yang selama ini ia cari. Yang selama ini ia butuhkan kehadirannya dan membuatnya tetap mempertahankan sisi kewarasannya.

"Taehyung-ah" Jimin bergumam pelan. Ia rindu memanggil adiknya. Terlalu rindu sampai rasanya ingin menangis.

Jungkook yang menyadari Jimin memperhatikan mereka segera menarik Taehyung menghampiri Jimin. Atau lebih tepatnya menyeret paksa karena Taehyung sempat memberontak dan ingin langsung membawa Jungkook pulang saja. Karena demi apapun, Taehyung tidak suka berada di tempat ramai.

"Kak Jimin, ini kakakku Kim Taehyung, yang ku bilang mirip batu." Jungkook memperkenalkan dengan semangat, tidak sadar bahwa Jimin tengah bersusah payah untuk tidak mengambil alih Taehyung dan membawanya pulang. Bahkan jika bisa tidak akan membiarkannya pergi lagi.

"Ya! Siapa yang kau bilang batu, eoh?" Taehyung memicing tidak suka.

"Tentu saja Kakak. Kak Taehyung 'kan memang seperti batu."

Begitu Jungkook menjawab dengan tampang tak bersalah, Taehyung langsung memberinya jitakan gratis membuat Jungkook mengaduh sambil mengelus keningnya dengan kesal.

"Kakak jahat sekali, sih!"

"Adik sepertimu memang harus sering-sering diberi sentuhan kasih sayang seperti itu," acuh Taehyung, merasa puas telah membalas Jungkook yang lebih sering melawan daripada menurutinya.

"Sentuhan kasih sayang apanya!" Jungkook mencebik. Disaat seperti ini tidak salah jika ibu mereka sering menyebut mereka anjing dan kucing.

"Taehyung-ah"

Taehyung dan Jungkook yang tadinya masih saling melempar tatapan kesal mengalihkan atensi pada Jimin yang kembali bersuara. Menatap Taehyung dalam dan penuh arti, seolah kerinduannya bisa terlihat dari sana.

Senyum lebar mengembang dibibir penuhnya. Perasaan bahagianya begitu menggebu-gebu, hingga Jimin merasa hanya ada dia dan Taehyung di sini.

Sementara Jimin terus tersenyum, Taehyung hanya diam dan memandang Jimin dengan kening berkerut samar. Merasa sedikit aneh dengan cara Jimin menatapnya.

✔ MOONCHILD | Park JiminWhere stories live. Discover now