Five

1.9K 107 1
                                    

  Icha duduk di depan Shara yang lagi nulis di meja di ruang tv. Icha membuka kaleng soda lalu meminumnya sedikit.

    "Lo kemana aja hah? Main tinggal aja pas gue lagi sama Alfred" sungut Icha

    "Di tarik Aril ke pinggir sekolah" jawab Shara yang masih fokus menyalin materi dari buku cetak.

  Nada dering hp Shara tiba-tiba bunyi. Shara otomatis mengambilnya dan langsung memencet tombol hijau dilayar.

    "Iya Bun?" tanya Shara langsung tanpa basa-basi apapun.

    "Ayah diserang lagi" jawab bunda Shara dengan suara serak.

  Shara menghela nafas pelan kemudian pergi memasuki kamar "Kenapa lagi? Bunda atau ayah yang bikin masalah?" tanya Shara sambil melihat-lihat isi dompetnya.

    "Bukan. Ini bukan salah kita" jawab bunda sambil sedikit menarik ingus.

    "Ayah gimana? Gak kenapa-napa kan?" tanya Shara yang khawatir karena bundanya menangis

    "Nggak papa. Kamu gak perlu ke sini"

    "Oh.. Oke" Shara duduk di kursi belajarnya. "Kenapa ayah diserang? Beneran ayah gak bikin masalah?"

    "Nggak. Kamu kan tahu tiga bulan lalu ayah kerja kantoran. Kata ayah kantornya udah sukses buat sesuatu yang baru" bunda menarik nafas sekilas "Ada sebuah perusahaan yang gak suka dan mereka nyerang ayah yang baru keluar dari kantor tadi pagi"

    "Terus?" tanya Shara yang tiba-tiba punya perasaan gak enak.

    "Ayah denger mereka ngobrol. Katanya mereka akan ngerusak acara launching dan akan nyulik anak sang CEO" bunda menghela nafas panjang "CEO itu yang punya sekolah kamu"

  Shara menelan ludahnya seketika. Nyawa 'pangeran' terancam,kata Shara dalam hati.

    "Ayah minta tolong,kamu harus kasih tau kepala sekolah dan anaknya. Kalau bisa kamu jagain dia sekalian,biar ayah kamu naik pangkat" kata bundanya sambil terkekeh kecil.

    "Yaudah bunda tutup telponnya" kata bundanya,padahal Shara baru aja mau protes kalo dia aja gak tau siapa si pangeran. Terus gimana caranya bilang ke pak kepsek? Orang kalo mau ketemu harus bikin jadwal dulu, kan ribet.

  Shara kembali ke ruang tv dan duduk bersila di depan meja. Shara cuman nyimpen dagu dimeja dengan muka ditekuk. Icha menoleh sekilas dan kembali nonton insert today.

    "Kenapa lagi sha?" tanya Icha pelan terus masukin makroni kemulutnya.

    "Masa ya? Bunda nyuruh gue jagain 'pangeran'. Pas gue mau protes malah langsung dimatiin. Mana ceritanya panjang pake banget lagi" curhatan Shara membuat Icha keselek makroni.

    "Pangeran? Pangeran anaknya kepsek?" tanya Icha setelah meminum segelas penuh air putih. Shara mengangguk dan menceritakan alasan bunda menyuruhnya.

    "Padahalkan gue gak tahu siapa dia? Ish kesel shasha tuh" Shara malah lemparin pulpennya ke Icha.

    "Ya cari tau lah. Ntar gue bantuin,kan kasian cogan diculik" kata Icha sambil nyengir dan ngedipin sebelah matanya.

    "Idih" Shara dengan kesal kembali melanjutkan kegiatannya. Dan Icha pun kembali nonton tv.

  Shara menghentakkan pulpennya dengan keras. "Lo kan punya kandidat pangeran,siapa dia?"

  Icha menoleh heran,dua detik kemudian ia merubah posisi duduknya jadi menghadap Shara "Setelah dipikir-pikir mereka kayaknya bukan deh"

  Icha kembali meminum sodanya "Tapi insting hacker gue mengatakan bahwa Alfred lah satu-satunya cowok yang patut dicurigai. Soalnya yang lain lada cupu" kata Icha lalu melemparkan makroni ke muka Shara dan langsung masuk ke mulutnya.

    "Ah iya. Aril juga nanya apa gue gak curiga sama Alfred. Katanya Alfred keliatan tajir jadi dia curiga"

    "Wahaha Aril mata duitan ugha ye?" canda Icha yang langsung dilempari penghapus Shara. Dan kena mata kirinya.

    "Sakit bangsul" sungut Icha lalu kembali tiduran di karpet yang ia duduki

  Hening beberapa detik,hanya suara indra herlambang yang lagi ngegosip di tv.

    "Terus gimana cara gue nyari taunya?" bingung Shara yang ikut tiduran. Icha mengangkat bahunya tak tahu.

👑👑👑

  Alfred turun dari mobil sedannya di luar sekolah, beberapa adik kelas yang lewat menatap kagum Alfred yang sedang menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan dan melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah.

  Alfred tersenyum melihat cewek dengan rambut tergerai lurus dan tas ransel berwarna ungu. Tanpa ragu cowok tampan itu merangkul Shara.

    "Dih apaan sih?" tanya Shara tak suka sambil melepas paksa tangan Alfred.

    "Sorry. By the way you're alone? Where's Icha?" tanya Alfred basa-basi.

    "Fotocopy" singkat Shara dan ia tiba-tiba teringat. "Lo punya line?"

  Alfred mengangguk dua kali "Icha kemaren udah line gue-"

    "Ah iya-iya. Yaudah gue duluan ya,lupa belum ngumpulin tugas" Shara belok ke kanan menuju ruang guru.

  Alfred geleng-geleng sambil senyum terus naik tangga buat ke kelasnya. Anak-anak lainnya senyum ramah kearahnya.

  Cewek dengan bando pink tipis dikepalanya berdiri di anak tangga pertama dari atas. Dia senyum manis ke Alfred. Alfred liat name-tag nya,wendi.

    "Fred,boleh minta waktunya sebentar?" tanya wendi malu-malu. Alfred hanya mengangguk sekilas lalu jalan ke balkon deket sana.

    "Nama gue wendi, gue anak kelas sebelah. Gue harap kita bisa temenan" kata wendi dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya. Alfred cuman ngangguk-ngangguk sambil natap wendi.

    "Lo anak hits?" tanya Alfred

    "Nggak kok"

    "Masa? Dari tadi banyak yang liatin lo. Apa lo terlalu cantik jadi pada liatin lo?" Alfred jalan ninggalin wendi,tapi tangannya di cekal oleh wendi.

    "Can i know your id line?" tanya wendi pelan. Alfred ngerogoh saku celananya lalu ngasih sebuah kartu nama.

👑

Prince's HiddenWhere stories live. Discover now