Twenty two

1K 69 4
                                    

  Aril baru saja masuk ke gedung ekskul tapi Shara sudah berjalan kearahnya.

    "Tumben cepet" kata Aril sambil nunggu Shara sampe.

    "Kan lo bilang jangan lama-lama. Lagi males juga" jawab Shara sambil berdiri didepan Aril.

    "Mampir rarabella dulu yuk"

  Shara menatap mata Aril dengan tenang. Berfikir sesuatu yang masih berada di otaknya.

    "Tau gak? Tadi Alfred nanya gue suka sama di apa nggak" kata Shara tiba-tiba masih sambil natap mata Aril.

    "Terus? Lo jawab nggak?" tanya Aril penasaran dan khawatir.

  Shara masih diam. Aril penasaran, ia pun memegang pundak Shara "Dia nembak lo?" tanya Aril.

  Shara melepaskan tangan Aril dari pundaknya lalu berjalan keluar gedung.

    "Sha"

    "Sha ih jawab"

    "Shara Atlatifh dia nembak lo? Lo terima gak?"

    "Shasah?!" tanya Aril sedikit membentak.

  Shara masih bungkam. Ia masih berjalan dengan pandangan lurus kedepan. Dalam hati ia tertawa karena Aril segitu penasarannya.

    "Shara please answer me!" kata Aril frustasi. Shara tersenyum lalu meraih tangan Aril dan menggengamnya.

  Aril terkejut dengan apa yang dilakukan Shara. Bolehkah ia menganggap ini sebagai jawaban atas beragam pertanyaan di kepalanya? Bahwa Shara tidak menyukai Alfred? Atau Shara hanya berusaha menipunya?

    "Mau nganterin gue balik gak?" tanya Shara ketika sudah ada diparkiran.

    "Eh?" Aril baru sadar dari lamunannya. "Iyalah. Masa gue nyamperin lo tapi gak nganterin lo?"

    "Lo tuh ngapain aja sih jam segini baru pulang? Sengaja nungguin gue? Nggak kan?" tanya Shara ketika sudah meninggalkan sekolah.

    "Guee.. Belajar" jawab Aril setelah berfikir beberapa detik "Lo juga harus belajar. Sekarang kan udah kelas tiga,bentar lagi ujian. Masa lo latihan mulu"

    "Bukan latihan tapi nyalurin hobi"

    "Iya deh,serah lo"

👑👑👑

  Icha sedang menonton tv walaupun pikirannya melayang kemana-mana. Ia masih menunggu Shara dan jawabannya. Bolehkah Icha berharap sahabatnya itu merelakan Alfred untuknya? Bolehkah Icha merasakan rasanya dicintai?

  Icha menoleh pada pintu yang dibuka oleh Shara. Ia melihat Shara tersenyum sekilas padanya lalu pergi menyimpan sepatunya.

    "Capek gue,padahal gak latihan lama" kata Shara sambil melewati Icha yang terus menatapnya dalam diam.

    "Gue mau langsung tidur aja bye" kata Shara sebelum masuk kamar mereka.

  Icha menatap pintu kamar yang terbuka dengan tatapan kosong. Ia tidak percaya akan apa yang terjadi,Icha sudah begitu penasaran dan Shara tidak ingin cerita padanya? Biasanya Shara akan selalu langsung cerita.

    "Apa guenya aja yang kegeeran ya?" tanya Icha lalu mematikan tv dan berjalan ke kamar. "Tapi kan senggaknya dia cerita ke gue"

  Begitu Icha memasuki kamar,Shara sudah membelakanginya dibalut dengan selimut.

    "Sha? Lo udah tidur?" tanya Icha pelan dan Shara cuman melenguh tanpa berbalik.

  Oke fiks Icha ngambek. Icha langsung tidur di tempatnya,tidak lama kemudian air mata keluar dari matanya. Ia tidak sanggup membayangkan Alfred dan Shara yang sudah resmi berpacaran.

  Icha gak mau benci sama Shara karna mau gimana pun juga Shara gak salah,dia gak tau kalo Icha punya rasa lebih pada Alfred. Tapi rasa itu mungkin akan tumbuh dengan sendirinya,Icha tidak peduli dan lebih memilih untuk tidur.

👑👑👑

  Alfred berangkat sekolah terlalu pagi,ia fikir dirinyalah yang paling pertama datang karena sekolah masih sepi. Tapi setelah melewati parkiran,ia melihat ada sebuah motor sudah terparkir disana.

  Alfred menolehkan kepalanya kesana kemari untuk menemukan pemilik motor itu.

    "Nah tuh dia" gumam Alfred sambil jalan menuju samping sekolah.

  Alfred berlari kecil untuk mengejar orang itu, setelah dekat Alfred langsung merangkul cewek yang tingginya hanya sebahu Alfred.

    "Pagii,chaa" sapa Alfred riang dengan senyuman lebarnya.

  Icha melepaskan tangan Alfred dari bahunya lalu mempercepat jalannya. Alfred heran kenapa Icha tiba-tiba berubah,tapi Alfred masih berjalan disamping Icha.

    "Cha?" panggil Alfred hati-hati, takut Icha tiba-tiba ngamuk.

  Icha berdecak pelan lalu menyahut dengan gumaman kecil.

  Alfred menghela nafas lega karena Icha menyahut,walau terdengar seperti terpaksa. Alfred pun jadi sedikit menjaga jarak dengan Icha karena menurutnya cewek kalo lagi badmood gak mau ada skinship. Apalagi sama cowok.

    "Lo berangkat pagi banget, kok tumben?" tanya Alfred tanpa menatap Icha.

    "Lagi pengen" singkat Icha yang juga menatap lurus kedepan.

    "Tumben juga nih berangkat sendiri?"

    "Lagi pengen" jawab Icha sama persis dengan tadi lalu berbelok menuju lapangan,niat Icha sih supaya Alfred gak ngikutin tapi nyatanya Alfred tetep ngikutin.

    "Ngapain sih lo?!" tanya Icha rada kesel "Kelas lo kan masih lurus kesana"

    "Ke sini juga bisa" jawab Alfred sambil nyengir. Icha langsung natap kedepan lagi dan lanjut jalan.

    "Lo tuh kenapa sih,Cha? Lagi giliran?" tanya Alfred yang sudah penasaran dari tadi.

    "Kalo iya kenapa?!" tanya Icha sarkas.

    "Ouh ya pantes soalnya lo jadi galak" jawab Alfred yang sudah tertawa kecil lalu pergi kearah tangga menuju kelasnya.

  Icha langsung masuk ke kelasnya yang masih sepi. Icha ngeluarin bukunya buat belajar karena bentar lagi udah uas/pat.











  Shara berdiri di halte dekat indomaret point yang ada di depan komplek rumahnya.

    "Lo tega banget sih,Cha. Gak bangunin gue,maen pergi gitu aja" gumam Shara pelan. Gimana gak kesel coba,bangun-bangun hampir jam setengah tujuh. Mana Icha udah gak ada,kan harus nunggu angkot.

  Shara udah ada niatan buat gak sekolah karena udah nungguin lama angkotnya gak ada yang lewat, selain itu rintik-rintik hujan juga udah mulai turun. Tapi niatan Shara tidak terealisasikan karena sebuah motor matic berhenti didepannya.

    "Telat bangun ya? Cepet ikut gue,ntar telat" katanya sambil ngulurin helm buat Shara.

  Shara menatap Aril beberapa detik lalu mengambil helm itu dan duduk di belakang Aril dengan posisi menyamping.

    "Tumben pake kacamata,gue hampir aja gak ngenalin lo" kata Shara menyampaikan apa yang ada dipikirannya.

    "Hahah masa? Tambah ganteng ya gue?"

  Shara mendorong pelan bahu Aril dan kembali diam. Beberapa saat kemudian hujan turun dengan derasnya. Shara mengernyit heran karena Aril malah memelankan laju motornya.

    "Kok berhenti?" tanya Shara sebelum benar-benar berhenti. "Udah lanjut cepet biar gak basah kuyup"

    "Tapi lo-"

    "Udah cepet!" Shara menyela dengan tegas,Aril pun kembali melajukan motornya dengan cepat.

👑

Prince's HiddenWhere stories live. Discover now