Thirteen

1.2K 81 3
                                    

    "Apa katanya?" tanya Icha setelah Shara selesai menelpon.

    "Katanya gue udah jagain 'pangeran' acara launchingnya juga sukses." jawab Shara dengan mata kosong,masih tidak percaya dengan percakapannya di telpon tadi.

    "Ya syukur dong,kenapa lu kayak kaget gitu?"

    "Ibu,ibu gue jadi baik. Tadi dia nanya kabar gue,terus pas gue bilang mau ikut lomba dia doain gue,Cha"

    "Oh ya? Kemajuan dong. Congrats Shaaa" Icha memeluk Shara dengan haru.

  Shara hanya tersenyum manis,sampe ia tiba-tiba ingat..

    "But siapa sih pangerannya? Bener si Alfred?" tanya Shara sambil melepas pelukan Icha.

    "Iyalah siapa lagi? Gue? Gak mungkin" jawab Icha yakin. "Lo kan cuman ngasih tau gue,Aril,Alfred."

    "Atau jangan-jangan Alfred 'pangeran'nya?"

    "Masa sih? Kayaknya dia biasa aja tuh" sahut Icha sambil ngipas-ngipas.

    "Lo gimana sih? Kan lo tahu sendiri 'Pangeran' pengen hidup sederhana,ya bisa jadi aja."

    "Iya juga. Lo tau latar belakang si Aril gak?" tanya Icha mencoba mengorek informasi.

    "Setau gue ibunya guru,kalau bapaknya sih gak tau soalnya tiap hari beliau keluar kota gak pernah ada dirumah."

  Icha mengangguk-angguk paham sambil berfikir keras.

    "Au ah! Gue mah tetep percaya Alfred"

    "Tau ah males mikir gue"

👑👑👑

  Istirahat ini Shara sudah berada di kantin bersama Icha dan Aril. Perut Shara dan Icha sudah bergemuruh sejak jam pelajaran ketiga. Sekarang saja Icha sudah menghabiskan sepiring batagor dan nambah semangkok bakso.

    "Cha,lo kenapa sih? Kayak orang prustasi,makannya banyak banget" tanya Shara penasaran.

    "Hahah kalo bando lo ngelebar jangan nyesel ya?" kata Aril sambil ketawa.

    "Sat dah,jahat lo doain kek gitu" kesel Icha tapi masih lanjut makan.

    "Hahah canda kali,Cha."

    "Gue lagi kedatangan tamu,Sha. Dari kemaren mood gue gak tentu" curhat Icha. "Mana abis ini pelajaran Fisika sama Kimia lagi huft.."

    "Oh iya,kalian udah di kasih tugas kimia yang buat laporan tentang apa yang kalian coba?" tanya Aril dan dilangsung diangguki

  Icha langsung menepuk jidatnya "Gue lupa buat!!!" pekik Icha panik.

    "Dikumpulin sekarang,Cha" Shara memberi tahu dan membuat Icha tambah panik.

    "Bantuin gue,Sha" pinta Icha

  Shara menunjuk Aril dengan dagunya. Icha menatap Aril tak percaya.

    "Sama Aril aja. Dia lebih pinter dari gue. Gue percaya sepenuhnya sama dia,nilai lo pasti tinggi,gih" kata Shara sambil senyum, Aril sedikit kaget karena Shara percaya padanya. Tidak seperti dulu. Dulu Aril merasa tidak pernah Shara anggap sebagai teman.

  Icha pun berdiri dan menarik Aril menjauh. "Bantuin gue pokoknya!" tegas Icha dan Shara tersenyum lebar ditempatnya.

  Shara kembali menyantap mie ayamnya sampai ada yang menduduki tempat didepannya. Shara mendongak,ada Alfred disana.

    "Sendirian aja" katanya lalu meminum fanta miliknya.

    "Abis main basket?" tanya Shara karena baju Alfred sedikit basah dan semua kancingnya dibuka membuat kaus putih polos terlihat.

Prince's HiddenWhere stories live. Discover now