i : perihal prioritas

14K 2.3K 204
                                    

lima bulan, taehyung pratama punya jungkook gavian di status yang serius. menikah gak pernah ada di imajinasinya, brengsek jadi kebiasaan bahkan niat buat serius betulan gak ada.

rusaknya jungkook buat taehyung sadar; brengsek bukan sesuatu yang oke buat disandang selamanya, dan jungkook gak patut punya riwayat yang lebih buruk dari taehyung sendiri.

mereka berubah, pelabuhannya jelas jungkook, aman di lima bulan terakhir, dan hari ini pelabuhan itu mulai dipijak dua anak manusia asing.

sel otaknya gak habis pikir, jungkook itu semacam bawa sekarang urus nanti. dan taehyung pratama jelas bukan orang macam itu.

brengsek jelas, tapi rasionalnya masih waras.

"kamu mikir gak sih?"

jungkook cuma diam, duduk di tepi ranjang sambil tatap taehyung yang pijat pangkal hidungnya. "aku mikir, makanya kasian,"

"tapi gak gitu caranya, oke?"

"gimana harusnya? tinggalin mereka di emper toko tadi? salah satu dari mereka masih kecil banget, taehyung."

tatap jungkook yang tatap taehyung marah, disini, taehyung usaha selembut mungkin, jungkook bukan tipikal manusia yang bisa paham dengan cara kasar. "jung, iya mereka masih kecil, tapi gak ada yang jamin anak kecil gak jahat, iya kan?"

"sinting, kok mikir kesitu?"

"bukan, gini lho, bukan mereka yang jahat, mungkin bisa aja bosnya atau-"

"gila kamu ya, mereka cuma anak kecil!"

jungkook bangun, tanpa lihat taehyung sekalipun dan lalui suaminya dengan emosi di ubun-ubun. banting pintu, dan taehyung hela napas kasar.

"bangsat."

taehyung cuma belum siap, dan jungkook gak paham itu.









___



dulu, waktu masih ada otak tapi gak dipakai, taehyung selalu kongkow di warung kopi emperan. stressnya seputar; rokok, kopi, dan dua sahabatnya.

sekarang naik tingkat, dengan kemeja kantoran dan celana bahan taehyung masuk ke satu kafe. matanya cari satu orang, ternyata baru pesan dengan tatapan genit ke arah pelayan.

"bosen gue liat lo brengsek sana-sini,"

"ei, bukan brengsek, man. suntuk, mainan sebentar kali."

jimin, tatap taehyung sambil senyum lebar dengan mata hilang beberapa saat. "kusut bener, kurang skidi-"

"gak, anjing. lebih parah dari itu."

"lo.. kena penyakit kelamin?"

ditatap sebegitu sengit sama taehyung buat jimin cengengesan sambil ambil espresso dan diseruput sedikit. "gimana? ada apa?"

"gue.. belum siap punya kloningan."

"jungkook gak akan hamil juga, bro. sant-"

"dia pungut dua mahluk,"

"kali ini apa? anakon-"

"manusia hidup."

"bagus do-hAH?"

"yea, shit happen. god really bless my life."

dan satu amerikano habis bersamaan dengan obrolan dari topik satu ke topik lain, jimin betulan pendengar yang baik, dan taehyung gak ragu buat setuju pernyataan itu.











___




buka pintu rumah, lewat tengah malam dan dapati jungkook yang tidur di sofa ruang tamu. Posisinya pasti buat leher lelaki itu sakit pagi nanti, dan taehyung ringis setelahnya.

"hei, bangun.."

tepukan pelan gak juga buat Jungkooknya bangun. kalau capek, lelaki bongsor itu tidur persis mayat, taehyung hapal betul.

beralih usap pipi jungkook dan kecup keningnya. Semenjak menikah, taehyung berubah jadi lelaki uwu yang sangat sayang suami.

jungkook kaget berandal brengsek macam taehyung bisa jadi selembek ini, betulan budak cinta garis keras, untungnya cuma ke jungkook.

"maaf, aku bentak kamu tadi," katanya sambil duduk di sebelah jungkook dan usap pipi gembil kesayangannya.

"aku salah, dan kamu juga gak betul." taehyung hela napas pelan. "kamu mau anak, aku belum siap. aku tau mereka gak mungkin sampe jahat, aku cuma.. belum siap."

"belum jadi suami yang becus, kamu tambah bebanku buat usaha jadi ayah buat dua anak sekaligus, itu gila, sayang." disini, taehyung ketawa kecil.

"aku masih brengsek. dan brengsek bukan suatu ciri ayah yang baik, jungkook."

kecupan singkat di bibir dan bisikan taehyung yang jadi awal pagi hari mereka.

"aku mau jadi sempurna buat kamu dulu, kenapa kamu gak paham, hm?"

taehyung pratama sesayang itu.












a.n :

y halo. ini guwa.
gimana? cringe gak? gils
banget ya banyak peminat
di book ini gak sangka ಠ_ಠ
((nangis-virtual.mp4))

the pratamas › tk.Where stories live. Discover now