xvi : awal lain

5K 823 86
                                    

jungkook seolah mati satu menit setelah matanya lirik pengunjung supermarket ramah yang puji adel di troli.

beku setengah mati, bahkan susah buat napas. mata jungkook lihat perempuan di depannya. jaraknya cuma dua troli, tapi rasanya sangat jauh.

ada air di matanya waktu lihat dua mata bening perempuan yang selalu dia gasak rambut panjangnya. selalu bantu kuncir atau sisir rambutnya. selalu kasih suapan main-main di beberapa waktu.

seolah banyak sekali rol film yang putar ulang cerita-cerita lama. waktu keduanya masih ada di jarak batin dan fisik yang dekat, ketawa sama-sama, bahkan pelukan setiap mereka dapat hal baik buat dibagi.

"kak jungkook?"

dunia jungkook rasanya runtuh.

gimana bisa suara yang dulu berat gak pantas sekarang berubah jadi suara perempuan halus.

gimana bisa kulit yang gelap karena bakaran sinar matahari dengan rebelitas gak kenal posisi dimana si bola panas duduk sekarang berubah jadi warna putih susu.

gimana bisa bocah perempuan pendek yang selalu kuncir rambutnya dan main bola sore hari bisa berubah jadi segini manis.

jungkook gak lagi buat pertanyaan karena jawabannya adalah jarak. bahkan dirinya lupa kapan terakhir kali ketemu adik kandungnya sendiri.

"heejin? bener heejin?"

perempuan itu ketawa. allen meringis karena manisnya gak bercanda. "iya, ini gue. berapa taun kak?"

"lupa. lupa. gak tau, sialan. cepet peluk gue atau gue jitak kepala lo."

oh, serius kak jungkook? pelukan dramatis di depan rak kentang?

jungkook gak ngerti. dirinya gak pernah mau ngerti konsep perpisahan dengan alasan kebaikan buat dua belah pihak kalau tujuan dari itu adalah ego. bahkan dampaknya buat beberapa darah yang harusnya dekat justru hilang jejak.

adiknya, heejin desinka. dua, tiga, empat, yang pasti lama sekali, sekarang ada di pelukannya.

bahkan adiknya tumbuh segini tinggi dan berubah jadi perempuan cantik, dirinya gak pernah tau.

bising benda jatuh lumayan buat buyar fokus allen ke arah perempuan yang baru tarik atensinya. tatap adel di troli yang gak lagi pegang ponsel.

"kenapa, del?"

adel angkat dua tangannya, ponsel allen ditaruh di samping. matanya tatap allen polos, kedip-kedip lucu.

allen ketawa, meringis sedikit karena anaknya sangat peka. "yah, sini. kamu aja deh yang jadi sasaran peluk."

bahkan dirinya jadi kacang buat hampir sepuluh menit di rak kentang, demi tuhan.

dengar banyak sekali obrolan yang gak dimengerti, dan sedikit kaget karena perempuan yang yah, cukup atraktif di matanya adalah adik kandung jungkook.

adel di gendongannya sibuk tonton kartun. tangan mungilnya jago pegang ponsel papanya belakangan ini. bahkan allen mulai nyaman tonton serial babi yang bentuk kepalanya mirip pengering rambut.

"ini suami kakak?"

oh, masih dianggap ternyata.

allen tatap perempuan di depannya, dan jungkook gelagapan setengah mati. gak sangka adiknya segini terima tentang apa yang jadi keputusannya.

"bukan. ini, uh—gimana bilangnya? dia temen kakak. temen. satu rumah."

heejin gak paham. "suami juga satu rumah?"

the pratamas › tk.Where stories live. Discover now