vi : refleksi

8.2K 1.7K 103
                                    

jungkook kira, taehyung bakal marah dan dengan brutal usir adel dan allen dari rumah. secara, lelaki bucin itu dulunya berandal luar biasa, gak menutup kemungkinan lelaki macam taehyung mau lemah lembut sama manusia yang menurut dia gak jelas asal-usulnya sama sekali.

karena semua opini negatifnya ditangkis sama raut datar taehyung dan kalimat;

"oh.. oke."

santai? belum. karena jungkook makin gigit jari gugup setengah mampus waktu tau taehyung ajak allen pergi berdua. jungkook ditinggal dengan adel yang sibuk comot kukis dari toples.

"adel, celananya kotor! aduh, cara makan kamu gak bisa ya dewasa sebelum waktunya gitu?"

ya, jungkook tetap jungkook.

setelah bebersih sisa remah kukis di sekitar adel, jungkook lepas celana adel dengan niat ganti baru.

tentu, adel gak bisa diam.

"ck, adel! Lepas dulu, nanti pake yang bersih!"

gelengan adel dan kakinya yang gak juga diam berontak betulan buat jungkook punya kepulan imajiner di atas kepalanya.

"adel, aku capek .."

karena buat lepas celana adel sesusah ini, jungkook gak bisa buat imajinasi bakal serumit apa hidupnya ke depan nanti sama allen, adel dan taehyung.

"um .. nana!"

adel tatap jungkook yang telungkup di samping pahanya sambil pegang celana soft pink kotor yang dia pakai sekarang, adu masalah celana ke jungkook, mungkin.

"iya, adel. bencana."

jungkook pratama tetap jungkook gavian, itu fakta.








___

"lo bilang bakal ke bengkel,"

"ya, ini bengkel?"

"sejak kapan supermarket berubah kodrat jadi bengkel kotor di mata lo, kak?"

"bengkel perut, maksud gue."

allen cibir lawakan tua taehyung terang-terangan, dalam hati pikir keras tentang apa yang lelaki pemimpin keluarga kecil itu lakuin sekarang, betulan gak sinkron sama penolakan mentah-mentahnya di awal jungkook bawa dia dan anaknya ke rumah.

"anak lo umur berapa?"

"dua tahun,"

taehyung angguk pelan beberapa kali dengan mata fokus lihat makanan dan tangan kanan sibuk ambil apa yang dirasa dibutuhkan lalu dimasukan ke troli. "belajar buat anak dimana?"

allen ketawa, jelas. "kenapa, kak? kalah saing?"

jelas taehyung gak marah, sama sekali. justru tawa beratnya masuk gendang telinga bocah sembilan belas di sebelahnya. "orang tua lo buang lo sama anak lo, atau gimana,"

nadanya datar, bukan pertanyaan karena didengar dari nadanya, taehyung jelas bukan bertanya, tapi sindir allen disini.

"sarkas lo berlebihan,"

tanpa tatap allen, tehyung endik bahu. "gue tanya,"

kalau bukan suami jungkook, allen berani ajak ribut taehyung di supermarket sekali pun. tapi tarikan nafas dalamnya malam itu buat amarahnya sedikit mereda. lalu anggukan dua kali dan raut datar, "ya, maaf, kak." kata allen.

"istri lo kemana?"

"gak mau urus anak."

taehyung taruh sikat gigi di trolinya yang mulai penuh, tatap llen datar. "tapi mau bikin anak?"

"kecelakaan. anak muda."

endik bahu dan ketawa kecil, dorong trolinya pelan buat allen jadi ekor di belakang. "punya tempat tinggal sekarang?"

"gue kos."

"oh, bagus."

hening cukup lama, dan waktu mereka masuk di rak pampers dan peralatan bayi, allen makin gak paham. "maksud lo begini apaan, kak?"

"beli keperluan." katanya, sambil ambil satu pampers kemasan besar.

"buat?"

"anak lo, sama lo."

tentu, allen curiga. ini gak mungkin jadi semudah itu buat manusia macam lelaki di depannya ini. ya, allen masih kecil, tapi otaknya terlalu sensitif sama sesuatu yang mencurigakan.

"lo gak mungkin terima gue sama anak gue segampang in-"

"siapa yang terima?"

hening. allen tatap taehyung bingung, dan taehyung yang tatap datar bocah tinggi di depannya.

"lo, anak lo. gue gak mau, gue gak siap tampung dua orang. rumah gue sempit, kelar belanja, lo bawa barang lo pulang, dan bawa belanjaan ini. cukup buat beberapa bulan, gue bakal kasih uang. lo gak usah pusing masalah-"

"apa salahnya bilang-" allen ketawa kecil, "-apa salahnya bilang dari awal lo gak bisa tampung gue, usir sekalian."

taehyung diam, tatap raut marah bocah di depannya sekarang.

"gue bocah, tapi gue paham cara kaya gini gak pantes dipake orang dewasa buat nolak anak kecil yang mau masuk dan menetap disela-sela rumah sempitnya."

tendangan keras di troli buat beberapa barang di dalamnya jatuh, taehyung cuma diam lihat itu.

"gue gak butuh pesangon. gue sanggup pergi tanpa bukti materi dalam rangka kasian lo ke gue, bangsat."

allen pergi, tinggal taehyung yang senyum tipis sambil tatap punggung tegap bocah sembilan belas yang mulai menghilang di belokan rak.

fakta ini buat taehyung yakin dan terima kalau keanu allen, memang betulan cerminan seorang taehyung pratama.

















a.n :
ps. umur allen diganti ges!
dia sembilan belas, bukan
tujuh belas!

anw, amicu all! 💜
spreading loves dari
taelkom dan cute girl.
ngehe 🌝🤘🏻.

the pratamas › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang