x : obrolan tiga pagi

6K 1.1K 126
                                    

selama ini, taehyung gak pernah ngobrol sama anak baru lulus sekolah menengah. mungkin, jaman kuliah iya. tapi selain itu nggak.

poros hidup buat taehyung meliputi jungkook, bunda, dan papa. beliau gak pernah jadi nomor satu di matanya, walaupun hubungan mereka membaik jauh dari sebelumnya.

liat allen buat taehyung sadar, ada banyak kesamaan antar dia dan lelaki anak satu yang menetap di rumahnya. dilain sisi dari segi wajah, perangai mereka juga mirip.

datar, kaku, emosi yang meletup tapi selalu diam.

maka di jam tiga pagi, taehyung duduk di ruang televisi. sendirian, dengan meja kaca yang ditumpangi kakinya. liat tayangan malam, tapi kepalanya ribut kemana-mana.

taehyung pikir, hidupnya bakal selalu jadi kaya skenario yang dia buat di kepala. tapi ternyata lain, hidup terlalu banyak kejutan.

taehyung kerja di perusahaan keluarga. papanya direktur utama, taehyung sendiri jadi sekretaris. hidup papanya sibuk, dilihat dari jadwal yang selalu ada di iPad abunya. ke sana ke sini, ikut papa. gak ada yang buat gak nyaman dari segi pekerjaan. tapi apa yang ada di kepala gak sesuai sama kenyataan.

"kamu gak becus. jangan mentang-mentang kamu anak papa, kamu seenaknya disini."

"yang hidupin kamu sama suami kamu itu papa. gak usah ngebantah apa yang papa suruh."

"taehyung, kamu terlalu banyak ngecewain papa mama dari dulu. kamu gak bosen?"

terlalu banyak beban di bahunya. egonya buat pergi dari perusahaan keluarga makin menjadi. jungkook gak tau itu, dan jangan. taehyung gak bisa bagi setiap beban di bahunya dan taruh semua di bahu jungkook. definisi rumah menurutnya gak seperti itu.

"kak?"

taehyung diam. baru sadar dia ngelamun cukup lama di depan televisi yang tampilin acara random. ruangan gelap, sebelahan sama dapur.

di dekat kulkas, allen berdiri dengan mata setengah buka. tatap taehyung seolah pastiin kalau itu bukan mahluk lain.

"ngapain?"

allen tau ini taehyung. lelaki tua tukang balik tanya. ini bukan taehyung jadi-jadian.

"kering. lo ngapain?"

taehyung juga gak tau. tadinya dia tidur lelap sama jungkook di kamar, lalu bangun dan kepalanya berantakan sama hal-hal berat. jadi televisi agaknya bisa jadi teman, justru gak bantu apa-apa.

"ye, malah ngelamun."

allen teguk air langsung dari botolnya. walaupun gak kontak antar mulut botol dan bibirnya, taehyung yang lihat itu kaya lihat dirinya sendiri. kebiasaan yang menurut jungkook jorok, tapi taehyung selalu lakuin itu.

"banyak pikiran ya, kak?" kata allen, sambil taro botol di tempat semula.

ini jam tiga pagi. jam rawan buat taehyung, ya semua orang juga. mungkin allen juga.

"ya, selalu." katanya.

taehyung alih atensi buat ganti chanel televisi, cari acara bagus ternyata gak ada. hela napas dan sandar punggung ke kepala sofa. pening banget. dia mejem sebentar.

buka mata, dan taehyung lihat ada satu mug susu stroberi di meja kaca, tepat di sebelah kakinya yang gak sopan ada di atas meja.

"gue tau jam tiga pagi selalu rawan buat laki-laki. ya, semua orang sih. cuma yang bermasalah aja yang jam segini bangun dan ngelamun." kata allen, di sebelahnya, posisi menyandar di kepala sofa dan kaki gak sopan di atas meja kaca. jadi, mug susu taehyung di apit sama masing-masing pasang kaki.

taehyung ketawa, "pengalaman?" katanya, sambil seruput susu yang allen bawa.

di sebelahnya, allen endik bahu. "hidup berantakan kaya udah jadi kebiasaan buat gue."

taehyung ketawa, taro mug di tempat semula. "gue kalo jadi lo, udah stres kali. bayi nangis, duit tipis. kacau mampus."

allen sekarang ketawa pelan, "turunin ego kali ya kunci keberhasilan gue ngejalanin ini semua. di lain sisi gue punya adel buat jadi penyemangat."

"ego, ya .."

"iya, kak. lo hidup gak sendirian, sama semua mahluk. lo harus pinter kendaliin emosi sama ego. lo pernah denger gak sih istilah orang yang terkontrol itu orang hebat?"

taehyung angguk-angguk aja.

"kalo di posisi gue, gue harus turunin ego gue tiap adel nangis, tiap liat rekening gue mulai menipis. gue gak bisa jadi papa yang baik kalo ego gue selalu tinggi. ya gak?"

"gue bisa taro adel di depan pintu rumah siapa pun. cuma, ego gue turun. empati gue gede waktu itu. gue gak tega liat bayi semerah itu gue tinggal sendirian."

"gue gak pernah ekspek terlalu tinggi sama apa pun di sekitar gue setelah gue punya adel, kak. apalagi ke manusia."

"kenapa?"

"mereka cuma bikin gue selalu jatoh. gue gak bisa ancur di posisi gue sendirian dan cuma ditemenin bayi kecil. siapa yang mau urus? gak bisa dia ambil makan sendiri."

masuk akal. semua omongan allen masuk akal. emang betul, jam tiga pagi itu jam paling rawan. jam dimana orang-orang jadi jujur sama apa pun.

"len,"

"hm,"

"lo gak ada pengen buat kuliah?"

ada jeda. hening lumayan panjang. dipotong sama ketawa allen yang buat taehyung paham.

"gue gak pernah ekspek apa-apa. gue udah bilang itu."

taehyung senyum tipis.

tanggung jawabnya tambah dua; allen dan anaknya. maka, hari itu, taehyung pikir egonya buat papa harus turun. sanggup nggak sanggup.


















a.n :
hai! :D

the pratamas › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang