xviii : rumah untuk rumah

5.5K 770 74
                                    

dua jam setelah pertemuan jungkook pulang dengan tangan penuh; bawa beberapa kue buat adel dan allen, hitung-hitung pengantar mereka ngobrol lagi walaupun sebetulnya jungkook malas kalau sifat bocah itu masih belum berubah.

hari sibuk buat lalu lintas sore sedikit macet, motor besar taehyung gak bisa dipakai menyempit karena itu perjalanan pulang jadi dua kali lebih kuras waktu.

tepat jam enam sore motor besarnya masuk ke garasi, parkir rapi dan taruh helm di rak khusus helm koleksi suaminya; hobi lelaki selalu mahal, jungkook meringis karena dulu pernah banting helm seharga satu ponsel karena emosi, malu sekali kalau diingat.

setelah atur rambut yang semula acak, jungkook jalan ke arah teras; lepas sepatu dan beralih pakai sendal rumahan, buka pintu utama dan bilang gue pulang tapi nihil jawaban.

taruh ransel di sofa ruang tengah yang terhubung sama dapur dan ruang makan, jalan ke arah dapur dan taruh kue yang dibawanya di counter, beralih ke kulkas; ambil satu karton besar susu pisang.

"jorok banget tau."

sebelum minuman favorit meluncur ke lidah, suara ganggu kegiatannya. allen dengan kaos dan celana selutut datang dari kamar, rambutnya berantakan.

"lo abis kena bencana dimana?"

"anak gue, ngamuk karena lo tinggal." katanya sambil duduk di kursi counter, lihat-lihat apa yang jungkook bawa pulang. "wih, ada tiramisu."

ekspresi senang allen gak luput dari mata jungkook, cara lelaki itu lihat kue yang dirinya bawa; kurva lebar dan mata berbinar, jungkook jadi senyum sendiri setelah teguk susu kesukaan dari mug. "suka?"

"favorit!"

jungkook ketawa tipis, "kenapa cuma lo liatin? makan dong." katanya, sambil bawa susu dan mug ke counter dan duduk di sebelah allen.

allen noleh, tatapannya seolah minta izin. jungkook jadi gemas dan angguk sambil senyum, kurvanya jadi lebih lebar waktu bocah sembilan belas itu makan satu potong dan muncul cengiran sekaligus kalimat enak banget, kak keluar dari mulutnya.

sebetulnya, itu tiramisu favorit taehyung yang mana jadi favoritnya juga. jungkook beli karena kangen suami dan makan di kamar nanti, tapi ternyata ada orang lain yang lebih bahagia setelah makan itu, dadanya luar biasa hangat. mungkin ini rasanya jadi taehyung.

"gue minta maaf."

kunyahan allen berhenti, tatap jungkook di sebelah yang tatap dirinya balik; tatapannya luar biasa halus. telan tiramisu di mulut dan deham kecil, "gue juga minta maaf, kak. gue bentak lo beberapa hari lalu, itu ... gak baik."

jungkook ketawa kecil dan gasak pucuk kepala bocah lebih muda darinya. "orang kasmaran selalu egois, len."

allen cuma ketawa tipis, gasakan tangan jungkook di kepalanya buat sesuatu di kepalanya gak lagi kusut. beberapa hari ke belakang sebetulnya allen luar biasa bingung pikir cara minta maaf yang betul, merasa bersalah setiap kali lihat raut jungkook maka dari itu dirinya selalu alih atensi atau menolak ada di satu tempat yang sama. "makasih, kak."

"no need, bocil. gimana adik gue? cantik? baik?"

"paket lengkap."

jungkook ketawa, tangannya balik ke tempat semula; ikut makan tiramisu yang sekarang sisa setengah. "udah sampe mana?"

"gue gak tau? setiap sore gue pergi sama dia makanya gue jarang di rumah."

"gerak cepat ya, anak muda."

"hahaha, enggak. adik lo baik banget, wawasannya luas, aktif organisasi, ajarin dan kasih tau gue banyak hal yang gak gue tau soal perkuliahan. sesuai ekspetasi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the pratamas › tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang