Bab 1

21.6K 679 41
                                    

Kringg !!

Bingit bunyi loceng menyapa gegendang telingaku . Time for balik !

Aku sibuk menyiapkan kerja Sejarah yang diberikan oleh Pn.Rahayu juga merangkap guru kelasku .

"Haura ! Cepatlah sikit , aku lapar ni", panggil Airis Nadhirah , kawan baikku sejak tadika .

Pada darjah 3 , aku terpaksa mengikut keluargaku berpindah ke Terengganu . Namun pada tingkatan 1, aku berpindah semula ke Kuala Lumpur dan memasuki sekolah ini , SMK Seri Putera dan bertemu kembali dengan kawan baikku serta si pemilik hati .

"Ye sikit lagi ni", jawabku . Tulis , tulis, tulis dan... siap !

"Okay dah siap", jeritku . Tanganku sibuk mengemas buku-buku yang tersusun di bawah meja . Well , aku seorang yang pengemas . Tak suka sepah-sepah ni .

"Jom jom jom", Airis menarik tanganku dan aku hanya menurut . Minah ni kalau kebulur , memang tak ingat dunia dah . Apa jadi sekeliling dia , dia tak hiraukan .

Sedang kami menuju ke arah kantin , kami ternampak sekumpulan sedang berkerumun sesuatu . Kami segera mendekati ke arah itu .

"Adrian", gumamku perlahan . Kenapa dia bergaduh ni ?

"Ya allah Adrian!", jerit Airis . Aduh minah ni tak tahu malu betullah .

Terhenti pergaduhan diorang akibat suara nyaring Airis . Mata Adrian tajam menikam mataku . Aku berdebar laju . Haih !

Aku nampak Adrian mendekatkan wajahnya ke arah telinga Syarif dan membisikkan sesuatu . Syarif hanya mendiamkan diri .

Adrian berdiri dan berjalan melintasi lautan manusia (hiperbola gila) . Mereka semua ketepi dan memberi laluan kepada Adrian .

Adrian . Si Pemilik Hatiku .

Omaigod ! Hensemnya dia macamtu . Rambut serabai , Tali lehernya yang entah ke mana , 2 butang bajunya yang terbuka . Serta darah di hujung bibirnya . He look so ... HOT !

                              ______

Aku sedang menuju ke arah seseorang sambil membawa sekotak aid-kits . Aku meninggalkan Airis di kantin dengan alasan aku nak ke tandas .

Ternampak susuk tubuh berbadan tegap membelakanginya . Ee rasa nak peluk-peluk je dia ni !

"Adrian", panggilku .

Adrian menoleh dan matanya tajam menikam mataku . Aih , dia tak tahu ke yang panahan mata dia tu boleh mencairkan jiwa raga aku .

"Kau nak apa ?", sarkastik nadanya .

"Ni saya bawa aid-kits untuk rawat luka awak tu", ujarku sambil tersenyum .

"Tak payah", balasnya . Terus mati senyumanku . Eh eh !

"Please!", rayuku . Fuh ni kalau mak ayah aku tahu aku merayu macam ni , mau kena pelangkung .

Adrian hanya diam . Aku tersenyum . Aku mengganggapnya beri keizinan untuk aku merawatnya .

Aku mengambil sehelai tisu basah dan mengelap darah kering di bibirnya .

Adrian mendecit . Aku tersenyum kecil . Comel betul !

Selepas itu , aku meletakkan iodin di permukaan kapas dan menekup di kawasan luka itu . Aku mengambil plaster dan melekatkan pada kapas .

Seusai itu , aku ingin menjarakkan mukaku tetapi dihalang oleh pegangan Adrian pada bahuku .

Adrian memandang mataku . Redup sahaja pandangannya .

"Thank you", ucapnya sambil tersenyum .

Aku ulang lagi sekali . Dia senyum ! Senyum kat aku !

Aku membalas senyumannya .

"Sama-sama", balasku sambil menunduk . Mukaku membahang .

Tiba-tiba aku teringatkan Airis keseorangan di kantin .

"Ya Allah ! awak saya kena cepat , saya tinggal kawan saya kat kantin tadi", ujarku . Tangan ligat mengemas barang-barang .

"Bye see you next time", aku tersenyum dan melambai ke arahnya .

Dia hanya diam dan tiada lagi senyuman di mulutnya . Aih tadi senyum sekarang kaku balik .

That's my Adrian . Beku . Tiada perasaan .

Kakiku laju melangkah ke arah kantin. Ternampak Airis sedang membaca novel .

"Airis sorry , aku sakit perut sangat-sangat tadi , tu yang lama tu", ujarku sambil menggosok-gosok perutku . Acah-acah sakit .

"Takpe , kau pergi ni aku dapat baca 3 bab novel aku ni", kata Airis . Novelnya sudah simpan ke dalam beg.

"Okay jom balik", ajakku . Kami melangkah keluar dari kawasan sekolah .

                              _______

Hai semua ! i'm a newbie writer , so if ada typo , just buat tak tahu je k ?

Apapun , jangan lupa ;

Vote and Comment ❤

Mr. Hati Beku [C]Where stories live. Discover now