BAB 2 (Struggle)

1.4K 106 4
                                    

Selamat membaca Akkadis
Semoga suka. 🎁

Bab 2 (Struggle)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab 2 (Struggle)

Tidak ada perjuangan, kecuali dengan adanya pengorbanan.

-Anonim

🍃🍃🍃

Fatih merasa sangat lelah hari ini. Setelah bekerja sebagai tukang ketik di sebuah jasa fotocopy ia langsung pulang kerumah melepas penat. Ia harus benar-benar pandai mengatur waktu antara bekerja, belajar, dan mengerjakan tugas kuliah.

Untunglah ia mendapat shift sore. Jadi, paginya ia kuliah. Sore hari selepas kuliah ia langsung bekerja ke jasa fotocopy-an. Malamnya ia pulang sekitar pukul sembilan malam. Sesampainya di rumah, Linda—nama Ibu Fatih—sudah tidur. Dan, dirinya tak mau membangunkan ibunya. Fatih menuju ke kamarnya.

Merebahkan tubuh di kasur berukuran kecil yang hanya cukup untuk satu orang. Ia menatap kosong langit-langit kamarnya, sekelibat bayangan sang ayah muncul. Ia rindu pada ayahnya.

Namun, kemudian ia teringat akan lomba karya tulis yang beberapa hari lalu ia lihat. Ia berniat untuk mengikutinya. Tentu saja dengan bantuan teman-teman yang setia membantunya. Orang yang memberi tahu lomba karya tulis tersebut juga Tasya dan Shofi. Memang hubungan mereka dekat. Terlebih Shofi, gadis cantik berwajah meneduhkan itulah yang paling dekat dengan Fatih.

Fatih bergegas mandi untuk menyegarkan badan. Kemudian ganti baju. Ia berjalan menuju meja belajarnya. Ia mengeluarkan buku untuk merancang karya tulisnya. Karena dia masih belum memiliki laptop ataupun notebook. Selama ini ia mengerjakan tugas kuliahnya dengan meminjam laptop milik Fahri, dan terkadang juga ia pergi ke warnet jika Fahri juga sibuk dengan tugasnya. Rencananya setelah tabungannya cukup ia akan membeli laptop.

Fatih merupakan anak tunggal dari pasangan Arfan dan Linda. Dia dulu hidup dengan enak dan sedikit manja. Mungkin itu faktor anak tunggal. Hingga kemudian saat Fatih SMA, Arfan—Ayah Fatih—meninggal dunia. Menyisakan luka mendalam bagi dirinya dan Ibunya.

Semenjak itulah ia harus hidup mandiri. Mau ataupun tidak, tetap itu yang harus ia jalani. Kemudian Linda bekerja sebagai tukang cuci piring untuk mencukupi hidup mereka berdua. Sedangkan untuk kuliah, Fatih mendapat beasiswa prestasi yang dapat meringankan kuliahnya.

Rasa kantuk mendatangi dirinya. Matanya memaksa untuk memejam. Namun, ia belum mau memejamkan matanya. Setelah membuat rancangan karya tulisnya, ia berniat untuk mengerjakan tugas kuliah. Tugasnya yaitu merangkum sebuah buku setebal 150-an halaman. Dan, tugas tersebut harus dikumpulkan esok hari.

Hal ini memaksanya untuk tetap membuka mata meski matanya memaksa untuk terpejam, meski tubuhnya yang lelah meminta untuk diistirahatkan, ia tetap harus membuka mata untuk mengerjakan tugas yang dikumpul esok hari.

Behind The Post [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang