Bab 6 (Tersenyumlah #2)

823 70 0
                                    

Update 29 Februari 2020

Selamat membaca Akkadis
Semoga suka 🎡

Selamat membaca AkkadisSemoga suka 🎡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 6 (Tersenyumlah #2)

Takdir akan selalu berjalan
sesuai ketentuan Ilahi.
Suka tidak suka,
kita harus bisa menerimanya.
Sekuat apapun kita menolak, takdir akan tetap berjalan sesuai
ketentuan Ilahi

~Akkadis
By: Chusnul L P

🍃🍃🍃

Setelah pertimbangan yang matang, Fatih mengiyakan tawaran Fuad untuk mengisi acara pengajian Ibu-ibu jama'ah masjid. Pagi itu Fatih bersiap-siap untuk menghadiri acara tersebut. Ia mengenakan baju koko berwarna maroon dengan bordiran awan dibagian lengan dan ia mengenakan celana dasar berwarna hitam. Tak lupa ia mengenakan peci untuk menutupi kepalanya.

Sebelum berangkat ia meminta izin kepada Linda terlebih dahulu serta mencium punggung tangannya. Setelah itu, Fatih mengeluarkan sepeda motornya dari dalam rumah dan mengenakan helm.
Sesampainya di masjid dekat rumah Fuad, Fatih menelepon Fuad. Memastikan memang benar ini masjid tempat ia akan mengisi acara pengajian.

Sebenarnya Fatih merasa gugup untuk mengisi acara tersebut, ia merasa belum pantas untuk melakukannya.

"Assalamu'alaikum. Fuad, ini aku udah di masjid deket rumahmu," ucap Fatih. Ia masih belum turun dari motornya. Ia masih duduk di jok motornya.

"Tunggu disitu, ntar gue samperin lo," jawab Fuad dari sebrang telefon.
Tidak lama setelah pembicaraan di telepon itu Fuad datang menemui Fatih.

"Ayo, masuk kedalem," ajak Fuad. Ia menepuk bahu Fatih agar cepat memasuki masjid.

"Iya, bentar." Fatih membenarkan posisi kopiahnya.

Keduanya berjalan memasuki masjid yang sudah dipenuhi Ibu-ibu dan anak gadis serta beberapa anak kecil yang berlarian dengan penuh keceriaan.

"Eh, yang ngisi pengajian, cowok itu? Kok ganteng banget," ujar seorang perempuan yang memakai kerudung pashmina cokelat tua.

"Kayak artis deh."

"Calon imam tuh."

"Allahuakbar, putra sultan Arab lewat."

"Adek lumer, Bang."

"Wah, calon mantu idaman."

Terdengar bisik-bisik yang memenuhi ruangan. Ibu-ibu dan anak perempuan yang hadir riuh membicarakan ketampanan Fatih.

Behind The Post [Republish]Where stories live. Discover now