Bab 25 (Akhir Kisah)

1K 42 11
                                    

Selamat membaca Akkadis.
Semoga kalian menyukainya. 🍟

Bab 25 (Akhir Kisah)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 25 (Akhir Kisah)

Mendekapnya hanya akan menyayat relung hati
Melepasnya takkan menyisakan pilu di hati
Maka, lepaskan ia dan tenangkan hatimu hingga saat nanti

~Akkadis
By: Chusnul L P

🍃🍃🍃

Fatih berlari terburu-buru menuju ke meja pengunjung. Dilihatnya banyak kursi sudah tak ada yang mendudukinya. Hal itu membuat Fatih tersenyum getir. Ia benar-benar sangat terlambat. Acara sudah selesai. Dan, ia yakin pasti Nuril sangat kecewa padanya. Alih-alih akan meminta maaf pada Nuril, Fatih malah beranjak menuju mobilnya. Ia masuk ke dalam mobil. Tangannya bertumpu pada kemudi. Kepalanya ia sandarkan pada tangan.

Fatih merenung. Ia merutuki dirinya sendiri. Dalam satu hari, ia sudah menyakiti dua perempuan sekaligus. Padahal ia tak berkehendak demikian. Pertama, ia menyakiti Shofi karena tak membalas perasaannya. Kedua, ia menoreh luka pada Nuril karena di hari yang sangat berarti bagi perempuan itu Fatih tak datang.

"Arrgghh!" Fatih kesal. Ia banting tangannya pada kemudi. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia yakin, jika ia menemui Nuril langsung di ruang pertemuan santri, pasti banyak yang akan berpikir tidak-tidak. Tetapi jika ia tak melakukan apa-apa dan malah pulang ke rumah, maka Shofi pasti bertambah kecewa mengetahui ini. Fatih terus berpikir apa yang harus ia lakukan.

Tik ... Tik ... Tik ....

Suara tetesan air dari langit perlahan-lahan mulai turun membasahi kaca jendela mobil Fatih. Ia mendongak keluar kaca jendela mobil, mendongak menatap tetesan air yang jatuh dari langit. Mungkinkan Sang Pemilik hujan ini memang tak berkehendak mempersilahkan Fatih menemui cintanya? Cemburukah Dia?

Fatih mulai mengendarai mobilnya tak tentu arah. Dalam rintik hujan yang semakin deras ia tak mengerti tujuannya. Ia hanya berputar-putar di sekitar Pondok Pesantren itu saja.
Hingga ia melihat sebuah masjid yang terletak tak jauh dari Pondok Pesantren tersebut. Fatih menuju ke masjid tersebut. Tepat ketika muazin mengumandangkan azan asar, Fatih sampai di depan pintu masjid. Ia melangkah masuk ke dalam.

Kemudian ia berwudhu dan melaksanakan salat sunnah tahiyatul masjid. Ia berdzikir agar hatinya yang gelisah bisa tenang. Ia ingat sebuah firman Allah.  
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya:
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Radu:28).

Iqomah terdengar di telinga Fatih. Menandakan bahwa salat asar berjamaa akan segera dilaksanakan. Ia segera berdiri kemudian merapatkan shaf barisannya.

Behind The Post [Republish]Where stories live. Discover now