Bab 22 (Memilihmu #1)

631 39 2
                                    

Semoga foto di mulmed bisa menjadi kenyataan. Aamiin.

Selamat membaca Akkadis.
Semoga suka. 🎁

Bab 22 (Memilihmu #1)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 22 (Memilihmu #1)

Manusia memang tempatnya salah serta dosa. Namun, bukan berarti setiap kesalahan bisa diatas namakan manusia.

~Akkadis
By: Chusnul L P

🎐🎐🎐

Siang itu Fatih baru selesai menjadi pemateri dalam sebuah acara seminar bertajuk 'Millenial Tak Lupa Tilawah'. Dalam acara tersebut Fatih menyampaikan beberapa hal bahwa Al-Quran adalah elemen penting bagi kehidupan umat muslim di dunia.

Acara tersebut diadakan oleh sebuah SMK Negeri di kotanya. Ia pulang setelah acara tersebut selesai. Senang rasanya dapat berbagi dengan mereka yang haus dengan ilmu. Ia juga senang bisa membagikan ilmu yang bermanfaat.

Ia teringat sebuah hadist seperti ini:

Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang di manfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia. (HR. Muslim)

Baiklah. Setidaknya ia sudah mengamalkan dua yang awal, yakni sedekah jariyah, dan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan untuk amalan yang ketiga, ia belum bisa atau ya belum melaksanakan.

Bagaimana anak saleh mau mendo'akan dia, sedangkan dirinya saja belum memiliki anak? Tunggu, dia saja belum menikah. Menikah ya. Calon saja belum punya. Ups!

Fatih berjalan keluar dari ruang dilaksanakannya acara seminar itu. Ia memasuki mobilnya kemudian melajukannya menuju ke studio foto. Ia akan melakukan pemotretan untuk sebuah merk sorban ternama. Ia menjadi brand ambasador untuk produk tersebut.

Katakanlah ia sudah seperti selebriti saja. Hal itu juga yang menjadi pemicunya untuk lebih memperbaiki diri. Ia tak mau menjadi selebritis yang hanya modal tampang tapi tanpa kelakuan yang baik. Yang ada para fans atau apapun itulah menjadi terjerumus pada hal negatif karena mencontohnya. Tentu ia tak mau hal itu terjadi. Makanya, ia semakin giat menyelesaikan tahfidz dan memperbaiki diri agar banyak yang termotivasi dari dirinya.

Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Hal itu membuat Fatih menghentikan mobilnya karena ia termasuk orang yang taat dengan aturan. Matanya melirik ke seorang anak kecil yang mengetuk kaca jendela mobilnya. Penampilan anak tersebut terlihat lusuh. Anak tersebut bukan mau mengemis, melainkan menjajakan dagangan berupa kacang yang di kemasannya terdapat logo dua ekor kelinci. Jajanan tersebut dijual seharga dua ribu rupiah.

Behind The Post [Republish]Where stories live. Discover now