Bab 19 (Teman Hati)

595 41 0
                                    

Updated 17 Maret 2020
Hey! Assalamu'alaikum.
Selamat pagi. 🖐
Sudah sarapan?
Kalau sudah, kuy baca Akkadis.

اللهمّ صلّ على سيّدنا محمّد و على ال سيّدنا محمّد

Selamat membaca Akkadis. 🤗
Semoga suka. 🌷

Bab 19 (Teman Hati)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 19 (Teman Hati)

Tidak benar orang yang mengaku telah mencintai Allah, tapi ia tidak menjaga batas-batas hukum Allah.

~Yahya bin Mu'adz

🍃🍃🍃

"Bu Shofi," panggil salah seorang guru yang mengenakan khimar berwarna navy.

"Iya, Bu. Kenapa?" Shofi masih mendengarkan dengan khidmat apa yang disampaikan oleh Fatih. Namun, salah satu rekan kerja sesama guru di sekolah ini mengusik kegiatannya.

"Kok Fatih bisa seganteng itu ya Bu? Rahasianya apa ya?" Perempuan tersebut malah menanyakan hal yang konyol. Tentu saja Shofi tidak tahu. Mungkin saat Allah menciptakan Fatih, Allah memberikan kadar ketampanan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki lain.

"Ya saya nggak tahu. Ibu ini aneh, masak tanya sama saya," jawab Shofi santai. Meski sebenarnya ia heran dan agak kesal dengan pertanyaan tadi. Bukan karena apa, tapi Shofi heran dengan seseorang yang menilai orang lain hanya dari tampang. Orang ganteng sedikit langsung dikepoin, dicari semua akun sosial media lalu di-stalking sampai ke akar-akarnya. Mereka terlalu dibutakan dengan rupa, tanpa mau melihat bagaimana sifat dan perangai orang tersebut.

"Ya kan Bu Shofi temennya ... "

"Udah deh, Bu. Dengerin Fatih aja. Masak orang ganteng lagi ngomong kita cuekin, sih," kata Shofi memotong pembicaraan temannya yang akan berujung ghibah offline jika diteruskan. Perempuan yang tadi mengajukan pertanyaan pada Shofi pun mendengus kesal.

Entah karena apa Shofi memandang Fatih setelah fokusnya pada apa yang disampaikan Fatih di depan sana buyar. Tadinya ia begitu antusias dengan apa yang disampaikan Fatih.

Tak sengaja pandangan Shofi yang meneduhkan itu bertemu dengan mata indah milik Fatih. Shofi yang merasa dirinya tertangkap basah sedang asyik memandangi setiap inchi wajah Fatih langsung mengalihkan pandangannya.

"Nah, sekian yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Fatih di akhir ceramahnya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab semua hadirin yang hadir di tempat itu. Kemudian acara tersebut ditutup dengan do'a dan bacaan hamdalah.

Behind The Post [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang