02. Pria Manis Yang Cengeng

4.7K 653 33
                                    

Pagi ini aku bangun terlambat karena menonton live Jungkook semalam. Aku rindu, makanya aku rela menghabiskan malamku hanya untuk mengikuti siaran langsungnya. Padahal itu jam dua pagi. Dia juga gila, kenapa melakukan siaran langsung selarut itu?

Namun aku bahagia, semalam dia membaca komentarku. Padahal ada ratusan ribu komentar disana, tapi ia menemukan milikku. Aku berkata bahwa aku rindu, dan ia juga berkata aku lebih merindukan kalian. Agar tidak ketara jika hanya ditujukan pada satu orang.

Yang membuat lebih bahagia, terkejut lebih tepatnya. Saat aku melompat dari tempat tidur, Jeon Jungkook sialan itu sudah duduk manis di kursi belajarku sembari tersenyum. Astaga.

"Selamat pagi, Princess. Tidur nyenyak?"

Iya, Jungkook tahu kode apartemenku. Itu alasan kenapa dia bisa tiba-tiba muncul. Manis sekali memang terkadang.

"Nyenyak sekali. Oh, apa aku masih bermimpi? Kenapa Jungkook BTS ada di dalam kamarku?" aku menggodanya.

Dan Jungkook maju untuk mendekap hangat tubuhku. Padahal aku yakin seratus persen kalau tubuhku ini bau karena kemarin sore aku tidak mandi. Malas sekali, dingin.

"Rindu, tahu. Tersiksa sekali," katanya. Aku yakin bibirnya pasti sedang terkumpul menjadi satu.

"Aku juga, tahu. Sibuk sekali, sih," protesku, tapi hanya bercanda.

"Hari ini tidak kok. Hari ini kami kosong. Ya, walaupun nanti malam aku harus berlatih lagi," ia mengurai pelukan. Menangkup kedua pipiku kemudian memainkannya seperti squishy.

"Manis sekali pacar Jeon Jungkook ini," pujinya. Ia memang tak pernah ragu untuk memujiku.

"Tampan sekali pacarku ini. Kau mungkin sedang buta saat itu makanya menjadikanku kekasih," aku terkekeh, dia juga.

"Memang, sampai saat ini juga aku masih buta karena tidak bisa melihat yang lain, hanya kau," ia tersenyum, bibirnya lihai sekali jika berkata manis.

"Sudah, aku mau mandi. Sejak kemarin sore aku tidak mandi."

"Ouch!" Jungkook memasang raut jijik. "Jorok sekali kekasihku ini," tapi maju lagi untuk mendekap.

"Jorok juga kau cinta," aku tentu tak mau kalah.

"Cinta mati malah," balasnya. Dasar, Jeon Jungkook!

Setelah itu aku mandi. Cukup lama hingga aku menemukan Jungkook sudah tertidur di kasurku sembari memeluk boneka Kumamon darinya. Imut sekali jika sedang tertidur. Bibirnya pasti selalu membentuk celah kecil, tapi tidak membuatku bosan untuk memandang.

Aku berbaring disampingnya, mengusap lembut pipinya, kemudian memberikan kecupan singkat pada bibir itu. Lucu sekali karena usai aku memberikan kecupan, bibirnya bergerak kecil seperti mengecap. Kulakukan berulang kali karena gemas. Namun, ternyata Jungkook terusik, malah menarik tubuhku kemudian menempelkan bibirnya pada bibirku, cukup lama.

Jungkook memejam, begitu pula diriku. Bibir kami hanya bersentuhan, tidak lebih. Tapi rasanya senang sekali. Ternyata itu tidak bertahan lama. Jungkook menggerakkan bibirnya, menyapu bibirku dengan lembut. Hanya dua kali. Setelah itu ia mengusap lembut punggungku, kemudian membawa kepalaku untuk dibenamkan pada dada bidangnya. Setelah itu ia mengecup puncak kepalaku sebelum menaruh dagunya disana. Napas dan detak jantungnya tenang sekali. Teratur, mengalun indah seperti melodi yang sering ia nyanyikan.

"Jungie..." iya, aku memanggilnya Jungie. Bagiku itu terdengar imut sekaligus lucu, dan Jungkook juga menyukainya.

"Ya, Sweety?" kalau Jungkook, selalu memberikan panggilan manis untukku. Seringkali berganti sesuai suasana. Mulai dari princess, sweety, honey, baby, darling, pokoknya aku pernah mendengar itu semua. Namun, ia paling sering memanggilku Sayang danㅡMungil. Mungkin mungil sedikit mengesalkan, tapi aku suka sekali. Malah terdengar lebih manis dibanding ia memanggilku princess. Mungilku, begitu. Manis sekali pokoknya. Ah, Jeon Jungkook. Kau membuat kekasihmu gila.

Number One : FanWhere stories live. Discover now