08. Ulang Tahun Jungkookku

4.6K 515 52
                                    

Besok adalah hari spesial Jungkook. Benar, esok merupakan hari kelahirannya. Namun, aku bingung. Bukan, bukan karena aku tidak memiliki uang untuk membeli sebuah kado. Aku bingung karena si kelinci besar itu terus membuntutiku. Biasanya aku akan mudah menyiapkan kejutan atau berkeliling mencari kado untuknya karena dia pasti sibuk dengan jadwalnya.

Ah, ternyata liburan Jungkook berdampak buruk bagiku. Belum lagi sikap posesif yang semakin kentara usai kami bercinta. Dia sama sekali tidak ingin melepaskan diri barang sedetik.

Aku bahkan sampai berbohong minta diantar ke kampus, padahal aku tidak memiliki kegiatan apapun pada akhir pekan. Aku juga meminta pertolongan Kim Taehyung, setidaknya kelinci besarku itu harus disingkirkan terlebih dahulu.

Taehyung, apa
Jungkook sudah
sampai di dorm?

Sudah. Dia sedang
bermain game.

Baiklah, terimakasih.
Segera hubungi aku
jika dia pergi dari
dorm, ya.

Oke.

Aku bergegas meninggalkan kampus karena keadaannya sangat sepi. Aku menuju stationery untuk membeli pernak-pernik yang sekiranya dibutuhkan.

Balon, lilin, pita, semuanya sudah lengkap. Untuk kado, aku sudah membelinya secara diam-diam melalui situs online. Aku hanya memberinya sneakers berwarna hitam dengan merek favoritnya. Namun, aku masih merasa kurang karena hadiah yang akan kuberikan tidak seberapa. Ya, sebagai seorang mahasiswi aku hanya bisa menyisihkan sedikit dari uang jajanku. Sedangkan semua barang yang menempel pada tubuh Jungkook berharga ratusan ribu bahkan jutaan won. Aku jelas tidak sanggup, tapi kuharap ia mau menerimanya.

Aku melangkah lebar menuju toko kue. Harus cepat karena hari semakin gelap. Aku juga sudah berbohong pada Jungkook kalau aku sedang bertemu Ibuku dan akan pulang larut malam. Ah, maafkan kekasihmu ini, Jungkook.

Namun, tepat saat aku membuka pintu toko kue, ponselku bergetar. Kim Taehyung mengirimkan sebuah pesan.

Hampir gagal.
Ia hampir pergi
menuju apartemenmu.
Untung saja aku dan
hobi hyung berhasil
menahan.

Aku memilih abai dengan pesan itu. Memilih bergerak cepat untuk menyelesaikan semuanya.

Sampai di apartemen, aku menyiapkan semuanya. Mulai dari meniup balon, menempelkannya pada dinding dan langit-langit (ini masih saja sulit meski sudah menggunakan tangga karena tubuhku yang pendek), serta dekorasi lain untuk melengkapi kejutan kecil ini.

Sekarang sudah pukul 23.00 dan ponselku terus bergetar. Aku melihat nama Jungkook muncul, tapi aku tidak boleh menerima panggilannya. Sebentar lagi, dan aku akan memberinya kejutan tepat pada pergantian hari.

Namun, sepertinya kesialan memang hobi menghampiriku. Aku mendengar seseorang menekan kode apartemen dan membuka pintu setelahnya. Aku buru-buru berlari dan menemukan Jungkook sedang melepas sepatunya.

"Kemana saja, sih? Aku berkali-kali menghubungi tapi tidak ada jawaban," protesnya sembari memakai sandal rumahan sebelum melangkah masuk. Namun, aku merentangkan tangan, mencoba menghalanginya masuk.

Alhasil Jungkook kesal, ia mendecak tak suka sembari menyingkirkan tubuhku menggunakan tubuh besarnya.

"Jangan, Jungkook. Jangan masuk, aku mohonㅡ"

Terlambat. Dia sudah melihat dekorasi yang masih belum selesai. Aku dengar dia menahan tawa, sedangkan aku menunduk, mencebik karena merasa gagal.

"Wah, ingin membuat kejutan untuk siapa, Mungil?" dia melangkah mendekat. Aku semakin menunduk, semakin mencebik dengan pelupuk yang sudah mengembun. Aku merasa gagal.

Number One : FanWhere stories live. Discover now