05. Kesibukan Dan Keegoisan

3.7K 586 87
                                    

Jungkook sudah kembali ke Seoul setelah berada di luar negeri selama kurang lebih 60 hari. Aku rindu, tapi tetap belum bisa bertemu karena dia kembali ke kampung halamannya. Benar, memang harus keluarga dahulu yang diutamakan. Ku dengar darinya, mereka akan istirahat selama dua bulan sampai konser penutup nanti. Tentu saja aku bahagia sekali, itu berarti aku bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan kekasihku jika mungkin.

Mungkin...

Mungkin itu tidak terjadi karena dia tetap menjadi Jungkook yang sibuk. Tidak ada jadwal resmi, memang. Tapi mereka tetap melaksanakan pengambilan video untuk program reality show dan itu dilakukan hampir setiap hari. Setelahnya mereka harus kembali berlatih koreografi atau membuat lagu untuk album terbaru. Ya ampun, itu namanya bukan istirahat. Kasihan Jungkookku.

Komunikasi kami juga tidak pernah terputus, kami masih baik-baik saja. Tapi sepertinya tidak, aku tidak baik-baik saja karena aku saaaaangat merindukan Jungkook. Aku ingin sekali bertemu dengan kekasihku. Padahal biasanya dia suka menyelinap, tiba-tiba muncul di apartemenku disela kesibukannya. Tapi kali ini tidak. Tidak ada lagi Jungkook yang seperti itu.

"Belum bisa bertemu ya?" tanyaku lirih untuk kesekian kali.

"Belum," sahutnya singkat, masih sama seperti kemarin.

"Boleh tidak kalau aku datang ke lokasi? Hanya melihat dari jauh."

"Jangan!" larangnya seketika.

"Kenapa? Biasanya juga kau selalu memintaku ikut," aku masih berusaha. Bertemu sebentar saja, aku sama sekali tidak masalah.

"Disini ada beberapa staf baru, berbahaya kalau mereka tahu aku memiliki kekasih. Sedangkan semua staf lama sudah mengenalmu," katanya.

Aku diam untuk beberapa waktu seraya tersenyum miris, "Ya, memang seharusnya kau tidak usah memiliki kekasih, Jungkook."

"Apa maksudmu?" nadanya meninggi.

Aku juga tidak tahu. Aku hanya merasa buruk. Padahal aku tidak sedang dalam masa periodeku.

"Berbahaya jika seorang idola ketahuan memiliki kekasih. Peringkatnya akan turun, dan tentu saja aku tidak pantas menjadi kekasihmu. Pasti menjadi cemoohan penggemarmu saja."

"Kau ini berbicara apa, sih?!" aku juga tidak tahu kenapa Jungkook terdengar sangat tempramental.

"Aku berbicara fakta, Jungkook. Kau memang tidak seharusnya memiliki kekasih. Apalagi kau itu seorang idola yang super sibuk. Kau pasti kesulitan membagi waktu antara jadwal dan kehidupan pribadimu," aku jelas mati-matian menahan emosiku agar tidak meluap, "Aku hanya ingin bertemu, sebentar sajaㅡ"

"Aku belum memiliki waktu. Mengerti tidak, sih? Berhenti merengek, kau membuatku risih."

Oke, baiklah. Sepertinya aku benar-benar tidak diharapkan saat ini. Jadi, aku memilih untuk memutuskan panggilan secara sepihak. Ku akui ini egois, tapi aku hanya ingin melihat wajahnya. Sebentar saja, aku hanya ingin Jungkook hadir disini barang sedetik. Memangnya aku salah merindukan kekasihku sendiri?

...

Malam ini aku memutuskan untuk berkeliling, mencari udara segar setelah merasakan pengap dalam hubunganku. Usai pertengkaran kemarin, Jungkook tak kunjung menghubungiku. Sepertinya dia benar-benar sibuk dan tidak memiliki banyak waktu bahkan untuk menemui kekasihnya.

Aku hanya mengikuti kemana kaki melangkah, sampai akhirnya aku menemukan sebuah keramaian. Riuh sekali dengan teriakan dan kilat kamera.

Saat aku menyipitkan netraㅡoh, ternyata mereka. BTS sedang mengunjungi box army with letter, tempat dimana surat dari para penggemar terkumpul menjadi satu. Namun, meskipun aku kesal pada Jungkook, aku tetap mencari presensinya.

Number One : FanWhere stories live. Discover now