06. Jungkook Kembali

4.6K 559 39
                                    

Sudah sepekan sejak Jungkook memutuskan hubungan kami secara sepihak. Ya, secara sepihak karena aku belum menyetujuinya. Padahal aku juga belum mengerti siapa yang harus disalahkan disini. Ah, ego luar biasa kami yang harusnya disalahkan. Jika kami bisa meredam ego seperti dahulu (asal kalian tahu, kami pernah terlibat dalam pertengkaran hebat sebelumnya). Mungkin hal ini tidak akan terjadi. Aku tidak akan menangis, aku tidak akan menjadi orang bodoh seperti ini.

Aku tidak mencoba meraih Jungkook kembali, begitu pun dirinya. Aku juga tidak merubah sandi apartemenku, takut kalau tiba-tiba si kelinci besar itu datang. Bukannya terlalu percaya diri, hanya untuk berjaga-jaga. Lagi pula sampai saat ini ia tak juga menampakkan batang hidungnya. Jadi, pagi tadi sebelum aku pergi ke kampus, aku memutuskan untuk merubah sandi apartemenku.

Di dalam kelas, ponselku bergetar beberapa kali. Cukup mengganggu, tapi aku tidak boleh goyah. Jadi aku memutuskan untuk menonaktifkan ponsel terlebih dahulu tanpa sekalipun mengalihkan atensi dari profesor yang ada di depan sana.

Aku menjalani hari seperti biasa. Hanya saja kurang lengkap karena tidak ada pesan dari Jungkook. Omong-omong soal pesan, aku lupa memeriksa ponselku. Jadi aku memutuskan untuk memeriksanya.

Ternyata itu sebuah pesan dari sahabat mantan kekasihku—Kim Taehyung. Aku memang memiliki kontaknya. Tepatnya kami saling bertukar nomor ponsel saat itu, tapi tidak pernah berhubungan secara intens. Hanya saat dibutuhkan saja, seperti saat ini.

Si Kim tampan itu, ahㅡmaksudku Taehyung (karena ada tiga Kim yang benar-benar tampan di dalam grup), mengirimiku sebuah potret yang aku jelas tahu. Seorang laki-laki yang sedang menunduk lesu lengkap dengan keterangan.

Dia kehilangan semangatbeberapa hari terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia kehilangan semangat
beberapa hari terakhir.
Dia juga tidak banyak
bicara. Kalian tidak
bertengkar kan?

Tidak kok.
Mungkin dia
kelelahan.

Syukurlah.
Karena dia
juga tidak menjawab
pertanyaan kami.
Kami khawatir.

Kami tidak bertengkar
karena kami sudah
berakhir, Taehyung.

APA??!

Setelahnya aku memilih abai. Aku berusaha kembali fokus pada buku literatur tebal yang siap kuserap ilmunya. Beberapa kali aku mencoba menggeleng untuk menghilangkan nama Jungkook dari pikiran namun gagal, isi kepalaku tidak bisa lagi diajak berkompromi.

Konklusinya sederhana; aku khawatir.

Jungkook pasti kelelahan. Memang seperti itu, Jungkookku tidak akan banyak berbicara saat kelelahan bahkan saat bersamaku. Dia lebih memilih menyembunyikan wajahnya pada ceruk leherku untuk melepas penat.

Ah, tadi aku menyebut apa? Jungkookku, ya? Kenapa rasanya menyakitkan sekali?

Akhirnya aku bangkit, aku tidak ingin membuang waktu percuma di perpustakaan. Kasihan buku-buku tebal itu karena kubiarkan. Tapi aku berjanji akan menyapa mereka lagi esok hari.

Number One : FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang