MENYAYANGI KUCING

117 0 0
                                    

        Mayang keluar dari dalam rumahnya. Ia mengelus punggung kucing malang itu. Mayang menatap kucing itu penuh haru.

"Kenapa ada manusia nggak punya hati yang tega membuat kucing jadi gini?" Ucap Mayang secara tidak sadar.

"Karena dia tak tahu gimana rasanya diperlakukan seperti itu. Doakan saja semoga dia dikasih kesadaran sama Allah Kak." Balas Adit lalu menghampiri kakaknya itu.

"Dit, kau ngapain disini?" Tanya Mayang dengan ekspresi yang terkejut.

"Mau temenin Kakak. Lagian aku bosan, Kak. Marcha sama Resita masih tidur." Jawab Adit.

"Biarin aja, kasihan."

"Kak Mayang, Kakak sayang banget sama kucing itu." Ucap Adit bangga.

"Iya, Dit. Memangnya kenapa?"

"Sama Bang Ahya kakak sayang?"

"Janganlah gitu! Kakak malu."

         Mayang menutupi wajahnya karena malu dengan apa yang dikatakan Adit barusan. Ia langsung lari ke dalam rumahnya. Adit menertawakan wajah Mayang yang memerah. Mayang mencuci tangannya di wastafel dengan sabun lalu mengeringkannya. Setelah itu, ia masuk ke kamarnya dan memainkan alat-alat DJ-nya di meja belajarnya semasa SMA. Tak lupa ia menari sambil memakai headphone-nya. Di kamarnya yang bernuansa lampu remang-remang bagaikan di klub malam atau nightclub. Bedanya ini hanya memainkan alat-alat DJ saja. Tidak merokok, tidak meminum minuman keras, dan yang lain-lain.

"Kak Mayaaaaaang, tak kusangka ternyata Kakak anak DJ." Kata Adit sambil memasuki kamar Mayang.

"Iya, Kakak memang anak DJ. Dari usia sembilan tahun Kakak dah mengenal alat ini." Jawab Mayang santai.

         Adit ikut memainkan alat-alat DJ itu. Ia juga penasaran dan ingin tahu. Di samping itu Adit malu mengapa kakaknya yang wanita bisa memainkan alat itu.

Cinta Dalam DiamWhere stories live. Discover now